Post on 02-Dec-2020
Original Article
Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx
e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology. Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative Technology (JSAT).
Received 00th January 20xx Accepted 00th Febuary 20xx Published 00th March 20xx
DOI: 10.35472/x0xx0000
ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI DAERAH SERANGAN BALI SELATAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK DAN METODE GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
Maya Efiarni Eka Putria, Rahmat Nawi Siregarb, Alamta Singarimbunc
a Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia
b Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia
c Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
* Corresponding E-mail: maya.11116064@student.itera.ac.id
Abstract: Liquefaction causes physical damage on land and has potential to cause more fatalities. In addition, southern part of Bali Island is one of the tourist destination areas with quite high liquefaction potential due to soil condition and large number of potential earthquakes. Research on liquefaction potential analysis at Serangan, Southern Bali was conducted by using probabilistic and ground penetrating radar (GPR) methods. This research aims to obtain information on shallow layers, land subsidence due to earthquakes theoretically, and probability of liquefaction occurrences in the area of Serangan, Southern Bali by considering several parameters, such as Bali earthquake (2020) and Lombok earthquake (2018). In this research, the GPR data was processed by ReflexW 7.0 software, and probabilistic by Microsoft Excel 2010. The probabilistic and GPR results indicated ground water level was at 2 m depth and the liquefaction occurrence was 92.22% with ground acceleration of 0.5749 gal at 3.5 m depth, which was 10 km away from epicenter due to an earthquake with a magnitude of 7.7.
Keywords: GPR, Liquefaction, Probability Method, ReflexW 7.0 Software
Abstrak: Likuifaksi dapat mengakibatkan kerusakan tanah secara fisik dan menimbulkan potensi korban jiwa lebih besar. Pulau Bali Selatan merupakan salah satu daerah destinasi wisata dan memiliki potensi likuifaksi cukup tinggi dikarenakan kondisi tanah dan tingginya potensi gempabumi. Pada penelitian analisis potensi likuifaksi di daerah Serangan, Bali Selatan dilakukan dengan menggunakan metode probabilistik dan metode ground penetrating radar (GPR). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lapisan dangkal bawah permukaan, penurunan tanah akibat gempabumi secara teoritis, dan probabilitas kejadian likuifaksi di daerah Serangan, Bali Selatan dengan mempertimbangkan beberapa parameter yaitu gempabumi Bali (2020) dan gempabumi Lombok (2018). Pada penelitian ini data GPR diolah menggunakan software ReflexW 7.0 dan data probabilistik diolah menggunakan software Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian probabilistik dan GPR menunjukkan keberadaan muka air tanah pada kedalaman 2 m serta probabilitas kejadian likuifaksi sebesar 92.22% dengan percepatan tanah sebesar 0.5749 gal di kedalaman 3.5 m yang berjarak 10 km dari episenter akibat gempabumi dengan magnitudo 7.7.
Kata Kunci : GPR, Likuifaksi, Metode Probabilitas, Software ReflexW 7.0
Pendahuluan
Pulau Bali yang dikenal dengan julukan Pulau Dewata
memiliki beberapa destinasi pariwisata unggulan berupa
objek wisata pantai[1]. Dari sekian banyak objek wisata yang
ada di Bali, Pulau Serangan merupakan salah satu destinasi
pariwisata yakni sebagai kawasan pelestarian habitat
peneluran penyu[2]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pesisir
Selatan Bali yakni daerah reklamasi Serangan merupakan
daerah kawasan rawan bencana likuifaksi yang dipicu oleh
gempabumi dangkal di atas 6SR dalam waktu yang cukup
lama[3]. Disamping hal tersebut daerah Serangan, Bali
Selatan merupakan pusat pembangunan pemukiman, maka
upaya menganalisis secara teoritis dan melakukan mitigasi
bahaya likuifaksi akibat gempabumi sangat diperlukan untuk
mengurangi resiko akibat gempabumi di Serangan, Bali
Selatan. Untuk dapat menganalisis dan melakukan mitigasi
bahaya likuifaksi maka diperlukan pengetahuan mengenai
Open Access
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
2 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
kedalaman muka air tanah, penurunan tanah akibat
gempabumi dan probabilitas potensi terjadinya likuifaksi di
daerah Serangan, Bali Selatan. Tujuan dalam penelitian ini
untuk mengetahui kedalaman muka air tanah, penurunan
tanah akibat gempabumi secara teoritis, dan probabilitas
kejadian likuifaksi.
Geologi Pulau Bali
Wilayah permukaan Pulau Bali tersusun atas berbagai
macam batuan gunungapi. Pada daerah Serangan, Bali
Selatan tersusun oleh formasi endapan aluvium (Qal)
(Gambar 1) sebagai endapan termuda yang terdiri atas
lempung, pasir, lanau, dan kerikil[4], [5].
Gambar 1. Peta Geologi Bali Selatan
Likuifaksi
Secara umum, likuifaksi merupakan proses berkurangnya kekuatan lapisan tanah dan kenaikan tegangan air pori akibat getaran yang berasal dari gempabumi maupun pembebanan lainnya. Pada saat mengalami getaran, air akan memberikan suatu tekanan di partikel-partikel tanah yang akan mempengaruhi kepadatan dari tanah tersebut[6]–[8]. Sebelum terjadinya gempabumi, tekanan air pada suatu tanah relatif rendah. Ketika terjadinya gempabumi, tekanan air dalam tanah akan meningkat setelah menerima getaran. Partikel-partikel tanah dapat bergerak dengan mudah sehingga tidak memiliki kekuatan atau daya dukung dan daya dukung tanah sepenuhnya akan berasal dari tegangan air pori. Oleh karena itu, tanah telah berbentuk cairan dan tidak lagi memiliki kestabilan. Sehingga beban-beban di atas tanah
seperti gedung atau bangunan akan ambles ke dalam tanah (Gambar 2)[9].
Gambar 2. Bangunan yang ambles akibat likuifaksi(.digambar ulang
oleh penulis)[10]
Metode Ground Penetrating Radar (GPR)
Metode Ground Penetrating Radar (GPR) menggunakan sinyal gelombang elektromagnetik[11]. Metode GPR digunakan untuk menyelidiki bawah permukaan dangkal (0-10) m dan memberikan resolusi tinggi[12], [13]. Metode GPR didasarkan atas persamaan Maxwell yang berkaitan dengan semua fenomena elektromagnetik yang dirumuskan sebagai berikut[14]:
t
DJ
(1)
t
B
(2)
D (3)
0 (4)
dimana:
H = Kuat medan magnet (A/m)
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 3 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
E = Kuat medan listrik (V/m)
D = Perpindahan elektrik (As/m2)
B = Induksi magnet (Vs/m2)
J = Rapat arus (A/m2)
= Rapat muatan (As/m2)
Prinsip penggunaan metode GPR tidak jauh berbeda dengan metode seismik pantul. Teknik penggunaan metode GPR (Gambar 3) adalah electromagnetic subsurface profiling (ESP) dengan cara memanfaatkan pengembalian gelombang elektromgetik yang dipancarkan melalui permukaan tanah dengan perantara antena[12].
Gambar 3. Cara kerja GPR(.digambar ulang oleh penulis)[13]
Antena pemancar akan menghasilkan pulsa listrik dengan bentuk prf (pulse repetition frequency). Ketika pulsa dipancarkan oleh antena ke bawah permukaan maka akan mengalami atenuasi dan cacat sinyal selama perambatannya. Energi yang dipantulkan akan mengenai bawah permukaan yang bersifat inhomogenitas dan akan diterima oleh antena penerima. Sedangkan untuk energi yang dibelokkan mengenai bawah permukaan yang bersifat homogen dan
tidak akan diterima oleh antena penerima[11]. Keberhasilan metode GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat menyebabkan gelombang radar tertransmisikan dan ter-refleksikan. Refleksi yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara konstanta dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan[14].
Metode Probabilitas
Probabilitas kegagalan merupakan kemungkinan terjadinya kerusakan massa tanah sehingga terjadinya potensi likufaksi[15]. Faktor keamanan (FS) dan indeks keandalan ( ) merupakan parameter utama untuk mengetahui probabilitas terjadinya likuifaksi. Semakin besar nilai faktor keamanan (FS) dan nilai indeks keandalan ( ), maka probabilitas potensi terjadinya likuifaksi akan semakin kecil (Gambar 4)[15].
Gambar 4. Batas terjadinya likuifaksi berdasarkan indeks
keandalan[15]
Percepatan Tanah
Percepatan getaran tanah berupa gangguan perlu dikaji pada setiap terjadinya gempabumi. Semakin besar nilai percepatan getaran tanah maksimum pada suatu daerah, maka semakin besar bahaya dan risiko gempabumi yang akan terjadi[16]. Dalam penelitian ini untuk memperkirakan besarnya percepatan getaran tanah maksimum maxymenggunakan fungsi atenuasi yang dirumuskan oleh Campbell (1989) dikarenakan tidak adanya data rekaman gempa yang dinyatakan dalam persamaan berikut[16]:
max exp 2.501 0.623 M ln 7.28Ly R (5)
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
4 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
dimana:
maxy Percepatan tanah maksimum (gal)
ML Magnitudo lokal gempabumi
R Jarak episenter (km)
Metode
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laboratorium Geoteknologi LIPI Bandung. Untuk mendapatkan data-data pada penelitian ini (Gambar 8-Gambar 12 dan Tabel 3-Tabel 7), maka dilakukan 1) Proses filtering pada penampang radargram untuk menentukan kedalaman muka air tanah (Gambar 5) dengan menggunakan software ReflexW 7.0. 2) Perhitungan analisa secara teoritis probabilitas kejadian likuifaksi dengan menggunakan persamaan yang dirumuskan oleh Wang dan Yang (2001) berdasarkan data sondir/SPT (Gambar 6) dengan menggunakan software Mics. Excel 2010.
Gambar 5. Batas terjadinya likuifaksi berdasarkan indeks
keandalan[15]]
Gambar 6. Batas terjadinya likuifaksi berdasarkan indeks
keandalan[15]]
Hasil dan Pembahasan
Kedalaman Muka Air Tanah
Kedalaman muka air tanah di daerah Serangan, Bali Selatan berkisar antara 1.6-2.6 m. Hal tersebut dicirikan oleh sinyal yang melemah (Gambar 7) pada penampang radargram setelah dilakukan proses pengolahan data berupa filtering. Pelemahan sinyal hanya akan terjadi jika gelombang elektromagnetik mengenai bawah permukaan dengan nilai konstanta dielektrik yang besar.
Gambar 7. Penampang radargram kedalaman muka air tanah
Penurunan Permukaan Tanah
Pada Tabel 1 tampak bahwa hasil penurunan permukaan tanah akibat gempabumi untuk berbagai nilai magnitudo gempa dan jarak dari episenter akibat gempabumi memiliki nilai yang bervariasi.
Tabel 1. Percepatan permukaan tanah akibat gempabumi
Magnitudo Jarak (km) maxy (g) Kedalaman (m)
6.6
5 0.4077 1.7-3.5
7 0.3506 3.3-3.5
9 0.3075 3.5
7 5 0.5231 1.5-4.9
10 0.3717 1.5-3.5
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 5 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
15 0.2883 3.3-3.5
17 0.2645 3.3-3.5
7.2
5 0.5925 1.5-4.9
10 0.421 1.5-3.5
15 0.3265 1.7-3.5
20 0.2667 3.3-3.5
23 0.2402 3.3-3.5
7.5
5 0.7142 1.5-9.5
10 0.5076 1.5-4.9
15 0.3936 1.5-4.9
20 0.3215 1.5-3.5
25 0.2717 1.9-3.5
30 0.2352 3.3-3.5
34 0.2124 3.5
7.7
5 0.809 1.5-9.5
10 0.5749 1.5-9.5
15 0.4459 1.5-4.9
20 0.3641 1.5-4.9
25 0.3077 1.5-3.5
30 0.2665 1.7-3.5
35 0.2349 3.3-3.5
40 0.2101 3.3-3.5
44 0.1957 3.5
Berdasarkan parameter gempabumi yang digunakan pada penelitian ini yaitu gempabumi di Bali (2020) dengan magnitudo 6.6 yang jaraknya sejauh 280.74 km dari episenter dan gempabumi di Lombok (2018) dengan magnitudo 7.0 yang jaraknya sejauh 169.32 km dari episenter akan relatif lebih sulit untuk terjadinya potensi likuifaksi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 yang menyajikan percepatan tanah maksimum untuk gempabumi Bali (2020) dan gempabumi Lombok (2018) yang memiliki nilai percepatan tanah sangat rendah.
Tabel 2. Percepatan tanah berdasarkan parameter gempabumi penelitian
Event Magnitudo Jarak (km) maxy (g) Kedalaman (m)
Bali
(2020) 6.6 280.74 0.01765 -
Lombok
(2018) 7 169.32 0.0373 -
Probabilitas Kejadian Likuifaksi
Berdasarkan data SPT yang telah diolah, diperoleh probabilitas kejadian likuifaksi pada setiap magnitudo dan kedalaman yang dianalisis pada penelitian ini (Tabel 3-Tabel 7) dan (Gambar 8-Gambar 12). Syarat dalam menentukan potensi likuifaksi yaitu berdasarkan faktor keamanan (FS) dan indeks keandalan . Jika faktor keamanan (FS) < 1.0 dan indeks keandalan < 0 maka potensi likuifaksi akan cenderung lebih mudah terjadi. Sebaliknya, jika faktor keamanan (FS) > 1.0 dan indeks keandalan > 0 maka potensi likuifaksi relatif lebih sulit terjadi.
Tabel 3. Probabilitas kejadian likuifaksi dengan M 6.6
Magnitudo
Gempa Kedalaman
(m) FS
Indeks Keandalan
Probabilitas
6.6
1.5 1.47400 0.48710 0.3156
1.7 1.37044 0.39321 0.3483
1.9 1.28860 0.31383 0.3783
3.3 1.06954 0.07365 0.4721
3.5 1.04531 0.04412 0.484
4.5 1.92933 0.83409 0.2033
4.7 1.90352 0.81673 0.209
4.9 1.87997 0.80068 0.2119
6.1 2.96166 1.38652 0.0838
6.3 2.93947 1.37683 0.0853
6.5 2.91886 1.36776 0.0869
9.1 3.00377 1.40472 0.0807
9.3 2.99498 1.40094 0.0907
9.5 2.98673 1.39739 0.0823
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
6 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 8. Potensi likuifaksi dengan M 6.6
Tabel 4. Probabilitas kejadian likuifaksi dengan M 7.0
Magnitudo
Gempa Kedalaman
(m) FS
Indeks Keandalan
Probabilitas
7
1.5 0.96576 -0.05791 0.5199
1.7 0.89791 -0.15181 0.5596
1.9 0.84429 -0.23118 0.591
3.3 0.70076 -0.47136 0.6808
3.5 0.68489 -0.50089 0.6915
4.5 1.26409 0.28908 0.3897
4.7 1.24718 0.27172 0.3936
4.9 1.23175 0.25567 0.4013
6.1 1.94047 0.84151 0.2005
6.3 1.92593 0.83182 0.2033
6.5 1.91243 0.82275 0.2061
9.1 1.96806 0.85971 0.1977
9.3 1.96230 0.85593 0.1977
9.5 1.95689 0.85238 0.1977
Gambar 9. Potensi likuifaksi dengan M 7.0
Tabel 5. Probabilitas kejadian likuifaksi dengan M 7.2
Magnitudo
Gempa Kedalaman
(m) FS
Indeks Keandalan
Probabilitas
7.2
1.5 0.78467 -0.32557 0.6255
1.7 0.72954 -0.41946 0.6591
1.9 0.68598 -0.49884 0.6879
3.3 0.56936 -0.73902 0.7673
3.5 0.55646 -0.76855 0.7764
4.5 1.02706 0.02142 0.492
4.7 1.01332 0.00406 0.5
4.9 1.00078 -0.01199 0.504
6.1 1.57661 0.57385 0.2843
6.3 1.56480 0.56416 0.2877
6.5 1.55383 0.55509 0.2912
9.1 1.59903 0.59205 0.2776
9.3 1.59435 0.58827 0.281
9.5 1.58996 0.58472 0.281
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 7 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 10. Potensi likuifaksi dengan M 7.2
Tabel 6. Probabilitas kejadian likuifaksi dengan M 7.5
Magnitudo
Gempa Kedalaman
(m) FS
Indeks Keandalan
Probabilitas
7.5
1.5 0.57696 -0.72191 0.7642
1.7 0.53642 -0.81581 0.791
1.9 0.50439 -0.89518 0.8133
3.3 0.41864 -1.13536 0.8708
3.5 0.40916 -1.16489 0.877
4.5 0.75519 -0.37492 0.6443
4.7 0.74508 -0.39229 0.6517
4.9 0.73586 -0.40833 0.6554
6.1 1.15927 0.17750 0.5675
6.3 1.15058 0.16780 0.5636
6.5 1.14252 0.15874 0.5596
9.1 1.17575 0.19570 0.5754
9.3 1.17231 0.19192 0.5754
9.5 1.16908 0.18836 0.5714
Gambar 11. Potensi likuifaksi dengan M 7.5
Tabel 7. Probabilitas kejadian likuifaksi dengan M 7.7
Magnitudo
Gempa Kedalaman
(m) FS
Indeks Keandalan
Probabilitas
7.7
1.5 0.47137 -0.98247 0.8365
1.7 0.43825 -1.07637 0.8577
1.9 0.41208 -1.15574 0.8749
3.3 0.34203 -1.39592 0.9177
3.5 0.33428 -1.42545 0.9222
4.5 0.61698 -0.63548 0.7356
4.7 0.60872 -0.65284 0.7421
4.9 0.60119 -0.66889 0.7454
6.1 0.94710 -0.08305 0.5319
6.3 0.94001 -0.09275 0.5359
6.5 0.93342 -0.10181 0.5398
9.1 0.96057 -0.06485 0.5239
9.3 0.95776 -0.06863 0.5239
9.5 0.95512 -0.07219 0.5279
Original Article Journal of Science and Applicative Technology
8 | Journal of Science and Applicative Technology, vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Gambar 12. Potensi likuifaksi dengan M 7.7
Pada Gambar 8-Gambar 12 merupakan plot faktor keamanan dan indeks keandalan berdasarkan pengolahan data SPT yang merupakan probabilitas kejadian likuifaksi di seluruh kedalaman yang dianalisis. Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya probabilitas potensi likuifaksi dengan M 6.6 (Tabel 3 dan Gambar 8) pada setiap kedalaman yang dianalisis, hal tersebut didasarkan oleh nilai faktor keamanan (FS) < 1.0 dan nilai indeks keandalan 0 yang akan relatif lebih sulit terjadinya likuifaksi. Sedangkan adanya probabilitas potensi likuifaksi yaitu dengan M 7.0, M 7.2, M 7.5, dan M 7.7 pada kedalaman tertentu pada (Tabel 4-Tabel 7 dan Gambar 9-Gambar 12) berdasarkan nilai faktor keamanan (FS) < 1.0 dan indeks keandalan 0 yang diberi warna abu-abu pada (Tabel 4-Tabel 7) dengan probabilitas paling besar yaitu sebesar 92.22% pada kedalaman 3.5 m dengan M 7.7.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dirangkum berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yaitu sebagai berikut:
1. Lapisan dangkal di daerah Serangan, Bali Selatan berada pada kedalaman 2 m dengan nilai konstanta dielektrik sebesar 80.
2. Penurunan tanah yang besar akibat gempabumi terjadi pada magnitudo sebesar 7.7 yang berjarak 10 km dari episenter dengan percepatan tanah maksimum 0.5749 gal.
3. Hubungan probabilitas kejadian likuifaksi dengan penurunan tanah akibat gempabumi yaitu semakin besar gempabumi menghasilkan penurunan tanah, maka potensi likuifaksi akan semakin besar pula. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yaitu probabilitas kejadian likuifaksi sebesar 92.22% dengan percepatan tanah maksimum 0.5749 gal.
Konflik Penting
Daerah Serangan, Bali Selatan merupakan salah satu daerah destinasi wisata dan memiliki potensi likuifaksi cukup tinggi dikarenakan kondisi tanah dan tingginya potensi gempabumi. Oleh karena itu pada penelitian ini untuk menganalisis probabilitas potensi likuifaksi serta analisis secara teoritis penurunan tanah akibat gempabumi.
Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada ARNI’S team yang telah memberikan do’a serta dukungan kepada penulis. Terimakasih kepada Bapak Rahmat Nawi Siregar S.Pd., M.Sc. dan Bapak Dr.Eng. Alamta Singarimbun M.Si. yang selalu membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dan terimakasih untuk Nata yang selalu memberi support serta semangat setiap harinya.
Daftar Pustaka
[1] B. P. Statistik, Provinsi Bali Dalam Angka. Provinsi Bali, 2018.
[2] R. Ario, E. Wibowo, I. Pratikto, and S. Fajar, “Pelestarian Habitat
Penyu Dari Ancaman Kepunahan Di Turtle Conservation And
Education Center (TCEC), Bali,” J. Kelaut. Trop., vol. 19, no. 1, pp.
60–66, 2016.
[3] LIPI, “PERINGATAN RISIKO LIKUIFAKSI DI PESISIR BENOA DAN
SEKITARNYA,” Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, 2019. [Online].
Available: http://geotek.lipi.go.id/?p=10209. [Accessed: 22-Nov-
2019].
[4] “Tata Ruang Provinsi Bali,” Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Bali.
[Online]. Available: http://tarubali.baliprov.go.id/peta-geologi/.
[Accessed: 12-Jan-2020].
[5] R. Suyarto, “Kajian Akifer Di Kecamatan Denpasar Barat Provinsi
Journal of Science and Applicative Technology Original Article
Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 9 Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Putri et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x
Bali,” J. Bumi Lestari, vol. 12, no. 1, pp. 162–166, 2012.
[6] A. G. D. Warouw, F. J. Manoppo, and S. G. Rondonuwu, “Analisis
Potensi Likuifaksi dengan Menggunakan Nilai SPT (Studi Kasus :
Jembatan Ir. Soekarno Manado),” J. Sipil Statik, vol. 7, no. 11, pp.
1453–1464, 2019.
[7] K. C. Tijow, O. B. A. Sompie, and J. H. Ticoh, “Analisis Potensi
Likuifaksi Tanah Berdasarkan Data Standart Penetration Test
(SPT), Studi Kasus : Dermaga Bitung, Sulawesi Utara,” J. Sipil Statik,
vol. 6, no. 7, pp. 491–500, 2018.
[8] E. Mina, R. I. Kusuma, and S. Sudirman, “Analisa Potensi Likuifaksi
Berdasarkan Data Spt (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung
Baru Untirta Sindang Sari),” J. Fondasi, vol. 7, no. 1, pp. 11–21,
2018.
[9] M. Hutagalung and S. D. Tarigan, “Analisis Potensi Likuifaksi Akibat
Gempa ( Studi Kasus : Reklamasi Pelabuhan Kontainer Belawan
Fase-2),” J. Rekayasa Konstr. Mek. Sipil, vol. 2, no. 1, 2019.
[10] Jarayanih, “Geologi dan Studi Potensi Likuifaksi Daerah Srihardono
dan Sekitarnya Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta,” Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran,” 2011.
[11] M. S. Kafi, “Analisa Kondisi Bawah Permukaan Tanggul Lumpur
Sidoarjo Menggunakan Metode Ground Penetrating Radar (GPR)
pada Titik P76-77, P78-79, P79-83,” Institut Teknologi Sepuluh
November, 2016.
[12] I. A. Pratama, D. D. Warnana, and F. Syaifuddin, “Identifikasi
Rekahan Dangkal Akibat Aktivitas Lumpur Sidoarjo Di Kecamatan
Tanggulangin – Kabupaten Sidoarjo Menggunakan Metode
Ground Penetrating Radar (GPR),” J. Geosaintek, vol. 3, no. 1, p.
23, 2017.
[13] R. N. Siregar, I. N. Sinarta, M. Ervan, and Sismanto, “Ground
Penetrating Radar and 2-D Electricity Application for Detecting
Landslide in Abang District, Karangasem Regency, Bali,” Int. J. Eng.
Res. Appl., vol. 6, no. 8, pp. 51–55, 2016.
[14] H. A. Wiyono, “Identifikasi Lapisan Aluvial dan Lempung di Danau
Saguling, Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Metode
Ground Penetrating Radar (GPR),” Universitas Lampung.
[15] W. Pawirodikromo, Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan,
Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
[16] A. Sungkowo, “Studi Kerentanan Seismik dan Karakteristik
Dinamik Tanah di Kota Yogyakarta dari Data Mikrotremor,”
Universitas Islam Indonesia, 2016.