Post on 28-Nov-2021
INDONESIA
~ PT. INDONESIA POWER
PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI LING KU NGAN PL TG PEMARON
KABUPATEN BULELENG (MARET 2016)
PT. INDONESIA POWER Bekerjasama dengan
PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan rencana pengembangannya menjadi Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron di Desa Pemaron
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ditetapkan menimbulkan
dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup meliputi :
menurunnya nilai estetika, terjadinya gangguan kebisingan,
degradasi kualitas air laut, meningkatnya suhu air laut,
terjadinya gangguan terhadap biota laut, dan meningkatnya
risiko kecelakaan lalu lintas.
Dalam upaya meminimalkan dampak negatip yang terjadi,
pemrakarsa sudah merumuskan rencana dan program
pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif pada
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan sudah
secara rutin dan terstruktur melakukan pengelolaan dampak
lingkungan dari kegiatan operasional. Untuk mengoptimalkan
upaya pengelolaan juga telah dirumuskan rencana pemantauan
lingkungan hidup (RPL) sebagai sinergisme evaluasi dan kontrol
terhadap keberhasilan program pengelolaan yang telah dilakukan.
Dalam rangka mengidentifikasi terjadinya perubahan-perubahan
negatip yang nyata (significant) pada komponen biota laut sebagai
komponen lingkungan hidup di perairan Pantai Pemaron dan
sekitarnya sebagai dampak dari operasionalisasi pembangkit
tersebut, dilakukan kegiatan pemantauan secara berkala setiap
tiga bulan (triwulan).
Kegiatan pemantauan hanya difokuskan pada dampak
negatip terhadap komponen biota laut yang terkena dampak
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 2
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan operasional
PLTGU Pemaron di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Komunitas
yang merupakan obyek studi dalam kegiatan pemantauan yang
dilakukan pada 17-18 Maret 2016 adalah komponen biota laut,
khususnya komunitas plankton dan makrozoobenthos.
1.2 Tujuan Pemantauan
Mengetahui secara dini munculnya dampak negatip yang
menyebabkan gangguan, kematian, dan perubahan struktur
komunitas biota air laut, fokusnya komunitas plankton dan
makrozoobenthos di perairan Pantai Pemaron.
Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari implementasi
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan
terhadap dampak-dampak negatip pada biota air laut di
perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya.
Mendapatkan umpan balik dari kekurangan RKL yang telah
dilakukan, sehingga dapat dirumuskan alternatif RKL yang
lebih representatif dan tepat sasaran.
1.3. Identitas Penanggungjawab dan Penyusun
a. Identitas Penanggung Jawab
Nama : I G.A.N. Subawa Putra
Jabatan : General Manager PT Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkitan Bali
Alamat : Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 535
Pesanggaran, Denpasar
Telepon : (0361) 729421,720422,720572
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 3
b. Identitas Penyusun
1. Nama : Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.
Jabatan : Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
(PPLH) Universitas Udayana
Kedudukan : Penanggungjawab
Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B.
Sudirman, Denpasar
Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180
2. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MSi.
Jabatan : Sekretaris Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup (PPLH) Universitas Udayana
Kedudukan : Penanggungjawab
Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman,
Denpasar
Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180
3. Nama : Ir. I Wayan Restu, MSi
Kedudukan : Ketua Tim
Keahlian : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Ijasah : S-1 Perikanan (IPB), (S2) Magister Sains
Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan
Lautan Fakultas Pascasarjana IPB
4. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MS
Kedudukan : Anggota Tim
Keahlian : Pencemaran dan Kualitas Air
Ijasah : S1 Biologi Lingkungan UNAIR Surabaya,
S2 Biologi Kimia, IPB Bogor
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 1
BAB II METODE PEMANTAUAN
2.1 KomponenLingkunganHidup yang Dipantau
Dalam kegiatan pemantauan lingkungan hidup di perairan Pantai
Pemaron dan sekitarnya, komponen lingkungan hidup yang dipantau
difokuskan pada kondisi komponen biota air laut dan secara visual juga
diamati perubahan-perubahan kondisi fisik pantai serta adanya
pencemaran minyak (adanya lapisan minyak di permukaan, adanya bau,
dan indicator lainnya).Komponen biota air laut meliputi: komunitas
plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan komunitas
makrozoobenthos. Adapun variable komunitas biota laut yang dianalisis
dalam kegiatan pemantauan ini meliputi :
Kekayaan jenis (species richness)
Kelimpahan jenis (species abundance)
Keanekaragaman jenis (species diversity)
Keseragaman jenis (speciesevennes)
Dominansi jenis (species domination)
2.2 LokasiPemantauan
Pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan
zooplankton), dan makrozoobenthos dilakukan pada tiga lokasi sebagai
stasiun penelitian, meliputi :
Stasiun I adalah perairan Pantai Pemaron melingkup wilayah perairan
pantai dari muara Tukad Pemaron (di bagian Barat) yang merupakan
saluran pengeluaran dari pembuangan air pendingin (cooling water
discharge) dan sampai sebelah Timur tower dermaga jetty
pembongkaran solar HSD PLTGU Pemaron, dengan posisi :
08o08’45,7”LS dan 115o02’09,3”BT.
Keadaan pantai di stasiun ini adalah :substrat dasar perairan berupa
campuran lempung, pasir, kerikil dan pecahan karang (rubbles); serta
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 2
agak ketengah berupa flat karang mati. Bibir pantai awalnya
mengalami abrasi yang sangat parah, dan sekarang sudah dilakukan
pengamanan pantai dengan metode seawall/reverment.; pada
beberapa sisi pantai terjadi sedimentasi/pengendapan.
Pada waktu pemantauan, kondisi perairan pantai di stasiun I :cuaca
cerah, perairan relative tenang, dan airnya jernih. Pada sisi Barat di
sekitar muara sungai, airnya mengalir dengan debit kecil, tidak
terpantau aliran sampah dan pengendapan lumpur di mulut sungai
rendah.
Dinamika di pantai, khususnya pola arus pantai kecil dan transport
sedimen lebih lokal dan tidak lagi lepas ke arah dalam sehingga pasir
pantai dapat bertahan lama di ruas pantai yang dipantau.
Menara dan Mouring boy untuk labuh dan bongkar solar HSD
Model kapal pensuplai solar HSD sedang bongkar
Kondisi Pantai Pemaron sisi barat sudah ditata dengan Revertment
Kondisi pantai Pemaron sisi Timur
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 3
Kondisi Pantai Pemaron
Kondisi dan situasi di sekitar Pantai
Pemaron
Tukad Pemaron Pantai Pemaron (Maret 2016)
Tukad Pemaron Pantai Pemaron
(Desember 2015)
Kondisi dan situasi mulut dan muara sungai krn sedimentasi
(Desember 2015)
Kondisi muara (mulut sungai)
Maret 2016
Gambar 2.1. Lokasi Stasiun I (Pantai Pemaron Sekitar Lokasi Bongkar Muat BBM)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 4
Stasiun II adalah perairan Pantai Pemaron di sekitar Pura Segara
Penimbangan sampai depan Rangon Sunset Restauran, dengan
posisi : 08o08’10,0” LS dan 115o01’52,1”BT. Keadaan pantai di
stasiun ini sudah sangat bersih, akan tetapi agak kumuh karena
sepanjang sisi jalan dimanfatkan kegiatan pedagang kaki lima.
Pada saat pemantauan terakhir, kondisi pantai di depan Pura
Segara Penimbangan, sudah dilakukan penanganan oleh
pengemong pura dan pemerintah Kabupaten Buleleng; pada sisi
timur masih terpantau terjadi kerusakan krib-krib yg sudah
terbangun. Disamping itu pemerintah Kabupaten Buleleng sedang
giatnya melakukan penataan dan pengelolaan Pantai Segara
Penimbangan sebagai “ Obyek wisata mandi, renang, kano serta Obyek Wisata berbasis Koliner’.
Kondisi Pantai Sisi Timur Pura
Segara Penimbangan (Maret 2016)
Kondisi Pantai Sisi Timur Pura
Segara Penimbangan (Desember 2015)
Kondisi Pantai dan Pura Dalem
Segara Penimbangan (Maret 2016)
Kondisi Muara sungai di Segara
Penimbangan (Maret 2016)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 5
Pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima
Pengembangan pusat kuliner di
sekitar Pura Segara Penimbangan
Pantai Segara Penimbangan untuk jasa kano dan rekreasi
Tata guna lahan pertanian padi
sawah di kawasan segara penimbangan
Pantai Segara Penimbangan
sebagai pusat perikanan rumpun
Gambar 2.2.Kondisi dan Situasi Lokasi Stasiun II (Sekitar Pura Segara Penimbangan)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 6
Stasiun III (ST-III) adalah pantai Kalibukbuk (Lovina) sebagai
stasiun kontrol II, Di perairan Pantai di sekitar patung dolfin,
dengan posisi : 08o07’00,5”LS dan 115o01’50,1”BT. Keadaan pantai
tidak mengalami abrasi, justru sebaliknya terjadi proses
pengendapan (accretion) yang cukup mengembirakan. Dasar
perairan terdiri dari pasir putih/coklat dan terumbu karang yang
cukup luas, dan merupakan perairan teluk yang tenang sehingga
sangat cocok untuk kegiatan mandi, renang dan rekreasi pantai.
Monumen Pantai Lovina, sentral pariwisata dolphin
MonumenPantaiLovina, sentralpariwisata dolphin
Pantai Kali Bukbuk/Lovina sebagai
sentra kunjungan yach-yach mancanegara
Situasi perairan pantai Lovina
dg gundukan pasir pantai cukup lebar
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 7
Kondisi Pantai Kalibukbuk
Lovina sisi barat
Kondisi pantai Kalibukbuk
Lovina sisi timur
Situasi PantaiLovina yang sarat
wisata dolphin attraction
Kawasan muara sungai
relative bersih dari sampah
Situasi Pantai Lovina dg taman
yg asri
Kawasan Lovina relatif bersih
dari sampah
Gambar 2.3. Stasiun III (Sekitar Pantai Kalibukbuk Lovina Patung Dolphin)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 8
2.3 Waktu Pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan hidup di Perairan Pantai
Pemaron dan sekitarnya, dengan pengamatan kondisi fisik pantai,
pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan zooplankton),
dan makrozoobenthos serta pengamatan kondisi fisik lingkungan pantai
dilakukan pada 17-18 Maret 2016..
2.4 Metode Pemantauan a. Metode Pengambilan contoh 1. Komunitas Plankton
Pengambilan contoh komunitas plankton dilakukan dengan metode
cuplikan, yaitu denganmenyaring air laut sebanyak 500 liter, dengan
jaring plankton (plankton net nomor 25). Air contoh yang
terkumpul/tersaring dalam satu botol dengan volume 50 ml diawetkan
dengan larutan formalin 4 %, dan lugol 75 %, untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi dan perhitungan kelimpahannya secara mikroskopis di
Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas
Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.
Gambar 2.4 Pengambilan Contoh Komunitas Plankton
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 9
Perhitungan kelimpahan plankton : N = Q1/Q2 x V1/V2 x ni/P x 1/A
Keterangan :
N : Kelimpahan organisme plankton per liter Q1 : Luas cover gelas (400 mm2) Q2 : Luas lapang pandang (1,7663 mm2) V1 : Volume air tersaring /sampel (50 ml) V2 : Volume air yang diamati dibawah mikroskup (0,25) P : Jumlah lapang pandang (25 kali) A : Volume air yang disaring (1000 liter) ni : Jumlah individu plankton yang diamati
2. Komunitas Makrozoobenthos
Dalam kegiatan pemantauan biota air laut untuk komunitas benthos
difokuskan hanya pada kelompok makrozoobenthos, yaitu hewan benthos
yang tersaring oleh saringan dengan mata jaring 1 mm2.Pengambilan
contoh makrozoobenthos di dasar pantai dilakukan dengan menggali
substrat dasar seluas 25 x 25 cm2 menggunakan skop sebanyak 25 kali
ulangan dan dikompositkan. Selanjutnya substrat tersebut disaring
dengan ayakan (mata saringan 1 mm2). Benthos yang tertangkap
diawetkan pada larutan alkohol 70 % atau formalin 5 %, selanjutnya
dilakukan identifikasi dan perhitungan kelimpahannya di Laboratorium
Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 10
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 11
Gambar 2.5 Pengambilan Contoh dan Specimen Makrozoobenthos b. Metoda Analisis Komponen Biota Laut Analisis Struktur komunitas plankton, dan makrozoobenthos
dengan pendekatan analisis indeks sepertiindeks keanekaragaman jenis
Shannon-Wiener, indeks keseragaman dan indeks dominansi.Perhitungan
indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk komunitas menggunakan
logaritma basis dua. Untuk menyederhanakan perhitungan dilakukan
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 12
transformasi dari log2 ke logaritma basis 10 (Legendre and Legendre
1983).
Formulasi Indeks Keragaman Shannon-Wiener sebagai berikut :
H = - pi log2 pi
H = 3,322 [ Log N - ( ni log ni)/N] Dimana :
H : Indeks keragaman jenis (Shannon-Wiener)
N : Jumlah total individu dalam komunitas (ni)
ni : Jumlahindividu species /jeniskei
pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)
Indeks keseragaman jenis (equitability) / E sebagai pendekatan yang
menggambarkan penyebaran species yang berbeda dalam suatu
komunitas yang dihitung dengan rumus :
E = H / H max dimana :
H max : log2 S
S : jumlah jenis (taxa).
Perhitungan indeks dominansi jenis dengan formulasi sebagai berikut : Id = (pi)2
I Id : Indeksdominansijenis.
pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)
Untuk melakukan analisis indeks dan menarik kesimpulan, digunakan nilai tolok ukur seperti Tabel 2.1. di bawah ini.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 13
Tabel 2.1 Tolok Ukur Kuantitatif Analisis Biota Air Laut Tolok Ukur Keterangan Indeks Keanekaragaman (H) H < 1,0 Keragaman jenis tergolong rendah, miskin,
produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.
1.0<H<3,322 Keragaman jenis tergolong sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.
H > 3,322
Keragaman sangat tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.
IndeksKeseragaman (E) E < 0,5 Keseragaman jenis tergolong rendah, artinya
distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas tidak seimbang dan ekosistem labil.
0,5< E < 0,75 Keseragaman jenis tergolong sedang, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis cukup seimbang dan ekosistem agak stabil.
E > 0,75 Keseragaman jenis tergolong tinggi, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas sangat seimbang dan ekosistem sangat stabil.
Indeks Dominansi (Id) Id < 0,4 Tidak adanya dominansi, perkembangan jenis
seimbang 0,4 <Id < 0,8 Ada dominansi yang ringan, tekanan ekologis ringan–
sedang,
Id 0,8 Nyata adanya dominansi, kondisi tercemar berat,
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-1
BAB III HASIL PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT
DI PERAIRAN PANTAI PEMARON
Pada waktu 17-18 Maret 2016 di Pantai Pemaron dan sekitarnya,
keadaan cuaca cerah, perairan agak surut dan perairan relatif tenang,
tidak ada gelombang dan airnya jernih sehingga tidak mengganggu
kenyamanan pengambilan contoh, dan kondisi substrat dasar perairan
pantai cukup stabil sehingga tidak sulit menemukan biota makrozoo-
benthos pada waktu sampling. Pengulangan dilakukan beberapa kali
adalah untuk mendapatkan tingkat komposisi specimen yang
representatif.
3.1 Kondisi Fisik Perairan Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk Lovina
Berdasarkan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif pada
pemantauan 17-18 Maret 2016 , kondisi fisik pantai sudah bagus dengan
stabilitas yang baik karena dampak pengamanan pantai. Mulai dari Pantai
Segara Penimbangan, Pantai Pemaron, dan Pantai Kalibukbuk Lovina
sisi Timur sudah mendapatkan proyek pengamanan dan penataan pantai
berupa dinding pantai (seawall atau revertment), dan pembangunan jalan
setapak dengan paping blok, serta penataan landscape pertamanan
pantai. Khususnya di kawasan Pantai Kalibukbuk Lovina, pantainya masih
alami, penataan landscape pertamanan dan penataan artshop souvenir
sudah sangat baik, demikian pula di pantai Segara Penimbangan sudah
dilakukan penataan landscape pantai dan pusat kuliner, sehingga
terkesan jauh lebih nyaman, indah dan tidah kumuh.
Dalam pemantauan tersebutr dengan adanya dinamika hidro-
oseanografi pantai, tidak terpantau adanya perluasan kerusakan bibir
pantai yang mengalami abrasi (khususnya di sekitar Pura Segara
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-2
Penimbangan), dan sedimentasi/ penambahan pengisian pasir (pada
pantai Kalibukbuk Lovina) juga bterpantau stabil.
1. Kebersihan Pantai
Dengan sudah dilakukan proyek pengamanan dan penataan
kawasan pantai yang ditindaklanjuti dengan program pengelolaan,
pemeliharaan dan penangpertama tahun 2016, yaitu 17-18 Maret 2016,
terpantau bahwa program penataan, tamanisasi dan kebersihan pantai di
Kawasan Pariwisata dan sekitarnya sudah berjalan dengan sangat baik
dan terprogram, dimana tiga ruas/kawasan pantai yang terpantau yaitu
Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan dan Pantai Kalibukbuk
Lovina , kebersihan pantainya sudah cukup baik, sangat bersih dan indah
dan nyaman.
Dibandingkan dengan pemantauan tahun 2015, bahwasanya pada
pemanatauan triwulan I tahun 2016 bahwa tingkat kebersihan pantai jauh
lebih baik. Terjadi perbaikan kondisi lingkungan yang sangat nyata.
Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk
Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-3
Pantai Pemaron sisi barat Pantai Pemaron muara sungai
Pantai Pemaron sisi barat Lokasi instalasi Penyaluran BBM
Kondisi sungai pemaron yg bersih Lokasi pantai Pemaron dan
instalasi bongkar BBM
Kondisi kebersihan pantaidi Pantai Pemaron
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-4
Kondisi kebersihan pantai dan tidak ada akumulasi sampah di
Pantai Segara Penimbangan Gambar 3.1 Kondisi kebersihan pantai di Pemaron, Segara Penimbangandan Pantai Lovina Kalibukbuk 2. Kodisi fisik pantai
Hasil pemantauan.17-18 Maret tahun 2016 bahwa di sepanjang
Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk
Lovina secara umum kondisi pantai semakin membaik, tingkat abrasi
pantai sudah sangat menurun karena dalam beberapa tahun terakhir
sudah dilakukan rehabilitasi dengan proyek pengamanan pantai dengan
tipe tembok pantai (sea wall/revertment) dan perpaduan krib-krib
khususnya pantai dengan muara sungai. Pantai-pantai yang sudah
dilakukan pengamanan sedang terjadi normalisasi menuju format/tipologi
pantai yang baru, kecuali ruas pantai Pura Segara Penimbangan terutama
kondisi crib/revertment di depan Pura masih nampak sebagian kecil ruas
krib mengalami kerusakan (Gambar 3.2).
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-5
a. Kondisi fisik pantai di stasiun I
Pantai Pemaron, kondisinya sudah jauh berbeda dan lebih stabil
dan sudah tertata dengan baik, dengan jalan pantai berpaping. Kondisi
perairan pantai saat pemantauan; pantai lebih bersih, air laut di muara
sungai Pemaron jernih, dan tidak ditemukan akumulasi sampah.
Disamping itu di muara sungai Pemaron tidak terjadi penggerusan ke arah
hulu, justru yang terjadi sedimentasi/akumulasi lumpur, dan pasir di mulut
sungai dengan kapasistas kecil. Bibir sungai sudah dilakukan revertment
dan pembangunan tanggul untuk mencegah hempasan aliran banjir dan
gelombang laut yang masuk sungai .
Pengendapan relative yang terjadi pada mulut sungai pada
pemantauan 17-18 Maret 2016 berupa hamparan gundukan /beting pasir
(sand down) yang sedikit, tidak mengganggu keseimbangan transport
material pantai (long shore current sedimen transport), justru pada
pemantauan Desember 2015 muncul kondisi yang lebih besar,
pola/dinamika arus pantai dan masukan aliran sungai (river run off) musim
penghujan tahun ini idak memberikan dampak seperti yang terpantau
sekarang.
Gambar 3.2. Kondisi pantai di Stasiun I Pantai Pemaron
Kondisi Pantai Pemaron sebelah
Timur jalur pipa BBM (tdk ada abrasi)
Ada endapan pasir dan lumpur di
mulut sungai Pemaron
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-6
b. Kondisi pantai di stasiun II
Pantai Segara Penimbangan juga sudah mengalami rehabilitasi
dari proses abrasi sebelum, dengan pengamanan pantai dengan
membangun dinding (revertment) pantai, dan pemasangan krib-krib di
pelataran jaba Pura Segara Penimbangan dengan kongkrit blok, serta
pembuatan jalan setapak menyusur pantai dengan pengerasan paping.
Kondisipantai stasiun IIterpantau sudah cukup baik, rehabilitasi
kembali yang dilakukan dengan menggunakan bis-bis yang dicor dengan
beton sudah selesai. Estetika pantai sangat berubah, dari pantai yang
alami menjadi yang bertebing sehingga terkesan kurang menarik, akan
tetapi sudah suatu keharusan melakukan pengamanan pantai dengan
format ini. Program tamanisasi dan penataaan serta kebersihan yang
dicanangkan Pemerintah Kabuapten Buleleng sudah membawa
perubahan sangat nyata, menjadi lebih baik.Gambar 3.3 dibawah..
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-7
Gambar 3.3 Kondisi pantaidan pemanfaatan pantai Di Stasiun II PantaiSegara Penimbangan
c. Kondisi pantai di stasiun III yaitu Pantai Lovina Kali Bukbuk (Patung Dolpin Lovina)
Secara umum kondisi pantai di kawasan ini masih alami tidak
mengalami abrasi, gundukan-gundukan pasir (sand dune) secara patchy
khususnya di muara sungai Kalibukbuk yang terpantau pada Maret 2016
sangat alami, dan pada sisi barat patung dolphin hamparan pasir semakin
melebar.
Kondisi pantai di Kali Bukbuk
Lovina (sisi barat)
Kondisi pantai sisi timurt monumen
patung dolphin
Kondisi dermaga di Kali Bukbuk
wisata dolphin
Kondisi taman pantai di Kali
Bukbuk
Gambar 3.4 Kondisi pantai Stasiun III (Pantai Kali Bukbuk sekitar patung Dolphin Lovina)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-8
3.2 Komunitas Plankton
Komunitas plankton merupakan terminologi yang diberikan untuk
sekumpulan organisma air yang berukuran mikroskopis, yang
keberadaannya melayang-layang di dalam kolom air, terdiri dari plankton
nabati (phytoplankton) dan hewani (zooplankton). Keberadaan plankton
sebagai salah satu indikator biologi dan komponen penting untuk menilai
kesuburan, atau pencemaran suatu perairan.
Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan
sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016
disajikan sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan
Pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun
kontrol yaitu 23-27 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini
mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya
masih cukup baik dan stabil bagi perkembangan dan pertumbuhan
komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan
pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di perairan pantai Pemaron
relatif tinggi,
Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu
dengan nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini
termasuk kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di
stasiun III merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk
Levina sebagai stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun
I sebagai stasiun pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan
pada pemantauan saat ini lebih rendah dibandingan bulan desember
2015.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-9
Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,
nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit
(lebih besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah
dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit.. Nilai ini memberikan indikasi bahwa dampak terhadap
keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar
pusat kegiatan, dan di stasiun kontrol lainnya, dimana nilai
keanekaragaman jenis antar stasiun tidak berbeda secara nyata (non-
significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III yang merupakan
stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya dampak
dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.
Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75
poin, yaitu 0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember
2015 yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton
mempunyai keseimbangan dengan keseragaman jenis yang tinggi.
Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1
poin, yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil
bulan Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015
sebesar 0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini
tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh
dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan
lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan
pendekatan indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan
struktur komunitas plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun
kontrol lainnya sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik
atau tidak terpantau adanya dampak negatip yang nyata yang
”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-10
khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat dampak adalah
sebagai berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan
pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya
nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau
adanya dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang
tergolong besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD
BBM sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan
pengamanan yang memadai.
Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan
perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak
gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan
pantai tersebut.
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016
dengan nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan
Desember tahun 2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton
yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis, indeks
keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman
(equitability /evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak
adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan
(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan
disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan
bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif
menurun dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya,
demikian pula secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-
significant), atau dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga
triwulan tahun 2016) berjalannya operasional PLTGU Pemaron;
struktur komunitas plankton relatif tidak berubah.
Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau
kematian massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-11
dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar
HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas
plankton).
Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih
dan kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk
sampling serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor
klimatologi selama pemantauan sangat baik..
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan
analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL
sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun
pengamanan pada saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan
penggantian pipa yang sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan
pengecekan harian pada sistem pipanisasi yang terbangun.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-12
Rekapitulasi hasil pemantauan struktur komunitas plankton di
perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, disajikan pada Tabel 3.1
dibawah ini
Tabel 3.1. Hasil analisis Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron, (17-18 Maret tahun 2016).
Hasil analisis Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron pada
17-18 Maret tahun 2016 disajikan pada Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4.
Parameter Struktur
Komunitas
Stasiun Pemantauan Nilai Kisaran Keterangan I II III
Nilai Kekayaan Jenis (S)
23 26 27 23-27 Kekayaan jenis rendah
Nilai Kelimpahan
Jenis (N) (ind /liter)
2142 2448 2889 2142-2889 Kelimpahan jenis tinggi
Nilai Indeks Keragaman
Jenis (H) 4,49449 4,65774 4,72677 4,49449-
4,72677 Keanekaraga
man jenis Tinggi
Nilai Indeks Keserasian Jenis (E)
0,99355 0,99089 0,99407 0,99089-0,99407
Keseragaman jenis sangat
merata
Nilai Indeks Dominansi Jenis (D) 0,04527 0,04082 0,03893 0,03893-
0,04527
Dominansi jenis
rendah/tidak ada indikasi dominansi
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-13
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-14
Tabel 3. 2 Komposisi dan Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Pantai Pemaron (Stasiun I : Perairan Pantai Pemaron Dermaga Jetty dan sekitarnya; pada 17-18 Maret tahun 2016)
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A. Phytoplankton 1 Asterionella striatum 3 - - 3 - - - - 2 - - - - - - 2 - 3 - - - 2 - - - 15 135 2 Bacillaria sp - - 2 - - - 3 - - - 3 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 13 117 3 Bacteriastrum varians - 2 - - - - - - - 2 - - - - - 3 - - - - 2 - - - - 9 81 4 Chaetoceros affinis - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - - 3 - - - 2 - 10 90 5 Climacosphenia sp - 3 - - - - - 2 - - - 3 - - - - 3 - - - - - - - 2 12 108 6 Coscinodiscus lineatus - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - 3 - - - - 2 - 3 - - - 15 135 7 Coscinodiscus radiatus - - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - 10 90 8 Cyclotella striata - - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - 6 54 9 Dithylium sp - - - - - - 2 - - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 10 90
10 Fragilaria intermedia 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - - - 12 108 11 Gramatopora sp - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - 2 - - 3 - 9 81 12 Hyalodiscus stelliger - - - 3 - - - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - - - 9 81 13 Hemiaulus indicus - - 3 - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - 10 90 14 Lauderia sp - - - - - 3 - - 2 - - - - - - - 3 - - - - - - - 2 10 90 15 Melosira sp 3 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - 1 - - - - 3 - 9 81 16 Nitzschia aigma - - - - 3 - - 2 - - - - - - 3 - - - - - 2 - - - 10 90 17 Synedra fulgena - 2 - - - - - - - 2 - - - - - - - - 2 - - - - 2 - 8 72
18 Nereis ( larva ) 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 10 90 19 Podon ( larva ) - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - - 1 - 12 108 20 Calanus sp - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 12 108 21 Balanus ampitriate - - - 2 - - - - - - - 2 - - 3 - - - - - 2 - - - - 9 81 22 Pentacula (Holothuria sp.) 3 - - - - - 3 - - - - - - - - - - 2 - - - - - 2 10 90 23 Crustacean (Cirripedia) - - - - - 1 - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 8 72
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-15
Jumlah Total Species (Taxa): 23 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2142 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,49449 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99355 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04527
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-16
Tabel 3.3 Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Pantai Segara Penimbangan Pemaron, (Stasiun II
: Sekitar Pantai Pura Segara Penimbangan, Depan Rangon Sunset; pada 17-18 Maret tahun 2016)
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - - - - - - - 3 - - - - 3 - 3 - - - - 3 - - - 15 135 2 Asterionella striatum - - 2 - - - 3 - - - - 2 - - - - - - - - - 3 - 10 90 3 Bacillaria sp - - - - 2 - - 2 - - - - - - 2 - - - - 3 - 2 - - 2 13 117 4 Climacosphenia sp - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 2 - 2 - - - - 2 - - 10 90 5 Coscinodiscus lineatus 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 3 15 135 6 Coscinodiscus radiatus - - - 2 - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - 10 90 7 Cyclotella striata - - 2 - - - 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - 8 72 8 Dithylium sp - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - - - 2 - - - 2 9 81 9 Fragilaria intermedia 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - 2 - 3 - - - - - - - 14 126 10 Gramatopora sp - - - 2 - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - 3 - - 7 63 11 Leucosolenia sp 2 - - - - - - 2 - - - - - 2 - - 2 - - - - - - 8 72 12 Lauderia sp - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 12 108 13 Nitzschia aigma 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - 2 - - 9 81 14 Rhizosolenia acuminata - - 3 - - - - 3 - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - 12 108 15 Planktonella sp - - - - 2 - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - 2 9 81 16 Pseudonotica sp - - 2 - - - - 2 - - 2 - - - - - - - 3 - - - - 2 - 11 99 17 Rhizosolenia acuminata - - - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - 2 - - - - 7 63 18 Synedra fulgena - - - - - - 2 - - 2 - - - - - - 3 - - - - - - - - 7 63 19 Chaetoceros sp - 3 - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - 3 - - 9 81 20 Ceratium sp - - - 3 - - - - 2 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 11 99
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-17
B. Zooplankton 21 Podon ( larva ) - - 2 - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - 9 81 22 Paracalanus parvus 3 - - - 3 - - - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - - - 3 - 16 144 23 Calanus sp - 3 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - 3 - - - 9 81 24 Sincalanus aureus - - - 2 - - 2 - - 2 - - 2 - - - 2 - - 2 - - 2 - - 14 126 25 Neriis larva - - 2 - - - - - - - - 2 - - - 2 - - - - - - - - 3 9 81 26 Balanus ampreite - - - - - - - 3 - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - 9 81
Jumlah Total Species (Taxa) : 26 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2448 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,65774 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99089 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04082
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-18
Tabel 3.4. Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Lovina (Stasiun III : Perairan Pantai Patung Dolfin Lovina;pada 17-18 Maret tahun 2016)
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - 3 - - 2 - 2 - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - 15 135 2 Asterionella striatum - - - - 2 - - - - - - 1 - - - - - - - - - 3 - 3 - 12 108 3 Bacillaria sp 2 - - - - 2 - - - - 2 - - - - - 2 - - 3 - - - - 3 14 126 4 Bacteriastrum varians - - - - 2 - - 2 - - - - - 3 - - - - - - - - - 3 - 10 90 5 Chaetoceros affinis - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 3 - - 2 - - - 3 - - 12 108 6 Climacosphenia sp - 2 - - - - 2 - - - - - 2 - - - - - - - 3 - - - - 9 81 7 Coscinodiscus lineatus - - 2 - - - - - 3 - - - - - 3 - - 2 - - - 2 - - - 12 108 8 Dithylium sp - 2 - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 12 108 9 Fragilaria intermedia - - - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - - 3 - - - 3 - - 14 126 10 Gramatopora sp - 2 - - - - - 3 - - - - 2 - - 2 - - 3 - - - 2 - - 14 126 11 Hyalodiscus stelliger - - - 2 - - 3 - - - 3 - - 3 - - 2 - - - 2 - - - - 15 135 12 Hemiaulus indicus - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - - 3 9 81 13 Leucosolenia sp - - 3 - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 13 117 14 Lauderia sp 2 - - - - 2 - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - - - 3 - 14 126 15 Melosira sp - 2 - - - - - - 3 - - - - 2 - - - - - - 1 - - - - 8 72 16 Nitzschia aigma - - - - 2 - - 2 - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - 8 72 17 Rhizosolenia acuminata - - - 2 - - - - - - 3 - - 2 - - 2 - - - - - 3 - - 12 108 18 Synedra fulgena - - - - 2 - 3 - - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - - 10 90 19 Skeletonema costatum - - - 3 - - - - 2 - - 3 - 3 - - - - - - 3 - - - 14 126 20 Ceratium aurium - 2 - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - - - 3 15 135
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-19
B. Zooplankton 21 Holoturian larvae 3 - - - 2 - - - - - - - - 2 - - - 3 - - - - - 2 - 12 108 22 Sincalanus aureus - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 15 135 23 Crustacean larva - - - - - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - 3 - 8 72 24 Podon ( larva ) - - - - 3 - - - - 2 - 3 - - 3 - - - 2 - - - - - 13 117 25 Paracalanus parvus - - 3 - - - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - - - 3 12 108 26 Calanus sp - - - 2 - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - 3 - - 10 90 27 Balanus ampitriate 2 - - - - - - - - - 3 - - - - - 2 - - - - - - 2 - 9 81
Jumlah Total Species (Taxa): 27 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2889 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,72677 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99407 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,03893
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-20
3.3 Komunitas Makrozoobenthos
Komunitas makrozoobenthos adalah salah satu komponen biologi
perairan yang sangat strategis dalam sistem ekologi pantai dan sering
dijadikan indikator dalam menilai kualitas dan tingkat cemaran suatu
ekosistem perairan. Makrozoobenthos adalah sekelompok organisme
fauna air yang hidupnya pada habitat dasar perairan, baik sebagai epi-
fauna (di permukaan dasar perairan) maupun hipo-fauna (meliang, masuk,
atau membenamkan diri di dalam dasar); yang berukuran lebih besar dari
1 milimeter, dan dapat tersaring dengan saringan 1.0 mm2.
Kajian terhadap komunitas makrozoobenthos di perairan pantai
Pemaron dan sekitarnya (wilayah dampak dari operasional PLTGU
Pemaron) meliputi : makrozoobenthos yang menempel atau merayap
pada permukaan dasar perairan (batu dan karang), dan makrozoobenthos
strata bawah yaitu makrozoobenthos yang sebagian atau totalitas
hidupnya di dalam substrat dasar perairan (meliang/membuat
lubang/terbenam di pasir). Kondisi cuaca pada waktu pemantauan adalah cerah, gelombang
kecil, arus menyusur pantai tenang dan diperkirakan terjadi aliran dari
daratan atau sungai karena di pantai sekitar muara sungaimunculnya,
gundukan pasir-lumpur, akan tetapi tidak begitu sulit menemukan
makrozoobenthos. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pendekatan
analisis komprehensif menggunakan data primer dan data skunder. Data
jenis makrozoobenthos dengan karakteristiknya masih memadukan
dengan temukan terdahulu seperti disajikan pada Tabel 3.5.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-21
Tabel 3.5. Jenis-Jenis dan Karakteristik Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya
No Filum dan Famili
Nama Jenis Karakteristik
1. Annelida Cacing dengan tubuh beruas-ruas (segmented worms), seluruh tubuhnya dipenuhi chaete. Hidupnya meliang di dalam substrat, tidak nampak di permukaan. Cacing ini digunakan sebagai umpan memancing ikan.
Nereidae Nereis sp Eunice sp
2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp Jenis-jenis udang yang sudah
umum dikenal dengan udang kresek/baring.
Grapsidae Grapsus albolineatus
Kepiting, jenis ini bisa diamati langsung pada substrat keras di kawasan seperti : beton/tiang, substrat kayu, dan batu karang.
Sesarma picta
Ocypodidae Uca Rosea Keberadaannya di pantai berpasir Kelompok ini dikenal dengan kepiting Canggah atau Kepiting Kertah (The Fiddler Crabs).
Uca tetragonon Uca lactea
Paguridae Dardanus megistea
Kepiting udang (omang-omang)
Xanthidae Lophozozyma picor
Kepiting segiempat
Callappidae Callappa hepatica
Kepiting segitiga
3Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra Banyak menempel di bati dan
akar/batang pohon di pantai Neritidae Nerita undata Menempel di batu dan karang. Nerita costata Menempel di batu dan karang. Septaria sp Menempel di batu dan karang. Strombidae Strombus
labiatus Ditemukan di antara batu, menempel dan di dalam substrat, pada daun rumput laut (Cymodocea sp dan Halimeda sp. serta Sargassum sp. Mempunyai cangkang tebal, operculum tebal, berkapur dan keras, hidup dilaut dangkal dan berkarang. Membenamkan diri dengan
Strombus urceus
Strombus dilatatus
Strombus sp
Naticidae Natica gualtieriana
Cypraeidae Cypraea moneta
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-22
Muricidae Thais sp cangkang di dalam sumstrat berpasir, di habitat padang lamun. Morula
margariticola
Morula granulata
Nassariidae Nassarius coronatus
Turbinidae Turbo cidaris
Turbo sp
Astrea sp
Territellidae Territella terobra
Patellidae Callana sp
Thiaridae Melanoides terulosa
Olividae Oliva recticulata
Oliva mucronata Bivalvia -Psammobiidae Asaphis violascens Kerang-kerangan dengan cangkang
umumnya tipis,bentuk memanjang, pallial sinusnya besar, umumnya cangkang ungu tau semu merah, juga membenamkan diri di substrat pasir.
-Pinnidae Pinna muricata
Pinna bicolor
Archidae Anadara granosa
Barbatia decossata
Tellinidae Tellina sp
4.Echinodermata - Ophiuroidea Ophiarachna sp Bintang mengular pada bebatuan dan
antar karang dan padang lamun. Tetapi ukuran relatif kecil-kecil
- Echinoidea Diadema seoeum Bulu babi duri hitam Echinothrix
calamaris Bulu babi, habitat karang
- Holothuroidea Holothuria atra mentimun laut Holothuria scbra mentimun laut
Acuan Determinasi : Dharma, B. (1988), Dharma,B. (1992), Crane, J. (1975), Mather, P. and I. Bennett (1984) dan Nybakken, J.W. (1988)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-23
Cypraea sp
Morula sp
Echinoidea
Barbatia sp
Morula granulata
Nerita sp dan Septaria sp
Nassarius sp
Kepiting Segitiga (juvenille)
Astraea sp dan Thais sp
Bintang mengular dan Tripang
Kepiting segiempat
Turbo petholatus
Oliva mucronata
Melanoides torulosa
Callana radiata
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-24
Kepiting Uca (juvenile)
Kerang Pinna bicolor
Nerita planospira
Strombus dilatatus
Littorina scabra
Oliva recticulata
Strombus urceus
Morula sp
Conus sp
Turbo sp
Kerang Tellina sp
Strombus sp
Holothuria (tripang)
Siput Strombus labiatus
Cerithidea sp dan Territella terebra
Gambar 3.5 Jenis-jenis organisme makrozoobenthos yang disampling di Pantai Pemaron dan sekitarnya.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-25
Hasil analisis kuantitatif pada komunitas makrozoobenthos, hasil pemantauan
di perairan Pantai Pemaron disajikan pada Tabel 3.6 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6. Hasil analisis Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron, 17-18 Maret tahun 2016.
Parameter Struktur
Komunitas
Stasiun Pemantauan Nilai
Kisaran Keterangan
I II
III
Nilai Kekayaan Jenis (S) 24 25 27 24-27 Kekayaan jenis
Kecil Nilai Kelimpahan
Jenis (N) (ind /liter)
310 470 485 310 - 483 Kelimpahan jenis sedang
Nilai Indeks Keanekaragam
an Jenis (H) 4,34426 4,34618 4,58834 4,34426-
4,58834 Keragaman
tinggi
Nilai Indeks Keseragaman
Jenis (E) 0,96455 0,96652 0,97263 0,96455-
0,97263 Keseragaman
sedang s/d tinggi
Nilai Indeks Dominansi Jenis
(D) 0,12265 0,10098 0,03668 0,03668-
0,12265 Tidak ada dominansi
Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan
pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak24-27 jenis
dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan pantai
Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung perkembangan dan
pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi
pencemaran perairan.
Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu berkisar
antara 310 - 483 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan saat ini lebih
baik dari bulan September 2015 sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III
(perairan Pantai Kalibukbuk yang merupakan stasiun kontrol). Nilai
kelimpahannya paling rendah di stasiun I yaitu 310 individu per area sapuan,
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-26
Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata antar stasiun
yaitu berkisar 4,34426-4,58834 bit. Nilai ini juga meningkat dibandingkan
pemantauan sebelumnya yaitu bulan September 2015 sebesar 4,19537-4,62731 bit dan bulan Juni 2015 sebesar3,24790-4,46418bit, nilai ini mengindikasikan
bahwa Keragaman jenis makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya
prikehidupan makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak
nampak ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan
pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.
Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,96455-0,97263, lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 0,91435-0,96253dan Juni yaitu 0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan di Stasiun III Pantai Kalibukbuk
Lovina yang merupakan stasiun control ke dua.
Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,03668-0,12265artinya
tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas
makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas
makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai berikut
:
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan
indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos
seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak
yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga
jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah
dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.
Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan komperatif
dengan hasil pemantauan bulanb Maret, Juni dan September 2015 didapatkan
bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species
richness), kelimpahan (abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman
(equitability), dan dominanasi jenis; nilainya lebih baik, akan tetapi tidak nampak
adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-27
(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh
operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas
Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya, dan dalam katagori level baik dan tinggi.
Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat makrozoobenthos
sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai yang luas, dan hempasan
gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar yang merupakan
hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai membaik,
tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya masukan (run off)
sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang umumnya menghambat
perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil pemantauan 18-19
DesemberTahun 2015, setruktur komunitas makrozoobenthos tidak berbeda jauh
dengan nilai hasil pemantauan sebelumnya sehingga tidak ditemukan perubahan
yang nyata, justru hasilnya lebih baik.
Fluktuasistruktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berbeda
nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-sangat baik.
Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan, adanya pelumpuran
dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa konsekuensi pada habitat
benthos tidak terpantau terjadi pada waktu pemantauan, tidak terpantau adanya
akumulasi sampah di perairan, terutama karena limpasan dari sungai dan aliran
permukaan tidak terjadi.
Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas
makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya akumulatif
(akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan
kematian massal biota benthos).
Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada zona-
zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun sebelumnya
yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas makrozoobenthos karena
dapat menutupi substrat dasar dan menimbun hewan benthos yang tidak mampu
bergerak (sessile). Hasil pemantauan terakhir kondisi substrat dasar perairan
sangat stabil sehingga komunitas makzoobenthos mampu tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-28
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang
ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat
kegiatan bongkar HSD BBM.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-29
Tabel 3.7 Hasil analisis kuantitatif komunitas makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya, 17-18 Maret tahun 2016
No Kelompok/ Famili
Species Stasiun Pemantauan
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
1 Annelida Nereidae Nereis sp 20 35 25 Eunice sp 10 25 20
2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp 15 15 10 Grapsidae Grapsus albolineatus 15 - 20 Sesarma picta 15 - 15 Ocypodidae Uca Rosea 10 15 - Uca lactea - 5 - Paguridae Dardanus megistea - 15 5 Xanthidae Lophozozyma picor 5 - 10 Callappidae Callappa hepatica - 25 -
3. Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra 35 55 15 Neritidae Nerita undata 15 35 15 Nerita costata 15 20 10 Septaria sp 10 5 - Strombidae Strombus labiatus - 15 25 Strombus urceus 10 - 20 Naticidae Natica gualtieriana 5 - 15 Cypraeidae Cypraea moneta - 15 35 Muricidae Thais sp 5 - 15 Morula margariticola 15 5 - Morula granulata - 15 25 Nassariidae Nassarius coronatus 5 5 Turbinidae Turbo sp 15 5 - Astrea sp 5 - 25 Patellidae Callana sp 5 10 - Bivalvia Psammobiidae Asaphis violascens - 35 25 Pinnidae Pinna muricata 10 30 15 Archidae Anadara granosa 5 - 30 Tellinidae Tellina sp - 45 15
- 4. Echinodermata 15 - Ophiuroidea Ophiarachna sp 15 15 15 - Echinoidea Diadema seoeum 25 - 20
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-30
Echinothrix calamaris 25 15 30 - Holothuroidea Holothuria atra 5 5 15 Holothuria scbra - 5 10
Nilai Kekakayaan Jenis/taxa (S) : 24 25 27
Nilai Kelimpahan Jenis (N) : 310 470 485 Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H) : 4,34426 4,34618 4,58834
Nilai Indeks Keserasian Jenis (E) : 0,96455 0,96652 0,97263 Nilai Indeks Dominansi Jneis (D) : 0,12265 0,10098 0,03668
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
BAB IV KESIMPULAN
Pemantauan komponen biota air laut, khususnya komunitas plankton dan
makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dilakukan pada tanggal 17-18
Maret Tahun 2016. Berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif dirumuskan
kesimpulan sebagai berikut :
4.1 Kondisi Lingkungan fisik Berdasarkan pengamatan secara visual kondisi lingkungan fisik pantai
Pemaron dan sekitarnya cukup baik dan sudah tertata, karena sudah dilakukan
kegiatan pengamanan pantai, demikian pula di kawasan Pura Segara
Penimbangan sudah semakin baik, hanya pada sisi timur masih terjadi
kerusakan krib-krib dan sedang dilakukan konstruksi pemasangan krib-krib
barupa selongsong beton yang akan lakukan pengerasan dengan dicor beton.
Demikian pula halnya dengan kebersihan dan keindahan (nilai estetika) pantai,
sudah nyata perubahannya karena mulai dilakukan pembangunan dan penataan
taman-taman di lingkungan pantai, terutama nampak di kawasan pariwisata.
Khususnya di pantai Pemaron sebagai pusat kegiatan, tidak lagi terpantau
adanya kontaminasi minyak, yang mengapung (floating) membentuk lapisan tipis
di permukaan.
Dalam kerangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah pantai
khususnya pantai wisata, pemerintah Kabupaten Buleleng dengan pemangku
kepentingan lainnya di wilayah pesisir dan pantai sudah melakukan gerakan
bersih pantai (beach clean Up), dan program ini secara rutin sudah dilakukan,
sehingga ruang pantai jauh lebih bersih dan indah serta tidak ada lagi akumulasi
sampah-sampah di ruas pantai.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
4.2 Komunitas Plankton
Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan
sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016 disajikan
sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan Pantai
Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun kontrol yaitu 23-27
jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di
perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih cukup baik dan stabil bagi
perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi
produktivitas primer di kawasan pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di
perairan pantai Pemaron relatif tinggi,
Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu dengan
nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini termasuk
kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III merupakan
stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk Levina sebagai stasiun
kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun I sebagai stasiun pusat
kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan pada pemantauan saat ini lebih
rendah dibandingan bulan desember
Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,
nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit (lebih
besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah
dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit.. Nilai ini
memberikan indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis
plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
kontrol lainnya, dimana nilai keanekaragaman jenis antar stasiun tidak
berbeda secara nyata (non-significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III
yang merupakan stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya
dampak dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.
Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75 poin, yaitu
0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember 2015 yaitu
0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton mempunyai keseimbangan
dengan keseragaman jenis yang tinggi.
Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1 poin,
yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil bulan
Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015 sebesar
0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang
berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini tergolong sangat kecil bahwa
sama sekali tidak ada pengaruh dominansi pada komunitas plankton karena
tekanan-tekanan lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas
plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun kontrol lainnya sebagai
indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik atau tidak terpantau adanya
dampak negatip yang nyata yang ”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat
dampak adalah sebagai berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan
kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-nilai struktur
komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak
negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan
penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD BBM sudah dilakukan
pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan pengamanan yang memadai.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan
perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak
gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan pantai
tersebut.
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016 dengan
nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan Desember tahun
2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton yang dilihat dari nilai
kelimpahan, kekayaan jenis, indeks keanekaragaman jenis (diversity index),
indeks keseragaman (equitability /evenness index) dan dominanasi jenis;
tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik
peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan
disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar
HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif menurun
dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya, demikian pula
secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau
dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2016)
berjalannya operasional PLTGU Pemaron; struktur komunitas plankton relatif
tidak berubah.
Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau kematian
massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya dampak yang
sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang
menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).
Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih dan
kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk sampling
serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor klimatologi
selama pemantauan sangat baik..
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang
ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat
bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan penggantian pipa yang sudah
umur untuk mitigasi kebocoran, dan pengecekan harian pada sistem
pipanisasi yang terbangun.
4.3 Komunitas Makrozoobenthos
Struktur komunitas makrozoobenthos di Pantai Pemaron dan sekitarnya
dengan karakter sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan
pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak 19-21 jenis
dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan
pantai Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung
perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai
indikator biologi pencemaran perairan.
Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu
berkisar antara 360-500 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan
saat ini lebih baik dari bulan Desember 2015 sebesar 310 – 483, bulan September sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III (perairan Pantai
Kalibukbuk Lovina yang merupakan stasiun kontrol). Nilai kelimpahannya
paling rendah di stasiun II yaitu 360 individu per area sapuan,
Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai 3,89982-4,48965 bit, dengan rataan hampir sama dibandingkan pemantauan tahun sebelumnya
yaitu bulan Desember sebesar 4,34426-4,58834 bit , September 2015
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
sebesar 4,19537-4,62731 bit, dan bulan Juni 2015 sebesar3,24790-4,46418bit, Nlai ini mengindikasikan bahwa Keragaman jenis
makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya prikehidupan
makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak nampak
ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan
pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.
Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,88786-0,97364 tidak jauh berbeda dari hasil tahun sebelumnya yaitu bulan
Desember sebesar 0,96455-0,97263, bulan September 2015 sebesar
0,91435-0,96253dan Juni yaitu 0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan
di Stasiun II Pantai Segara Penimbangan yang merupakan stasiun kontrol I.
Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,04889-0,06320 artinya tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada
komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas
makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai
berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan
indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos
seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak
yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga
jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah
dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.
Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif dengan hasil pemantauan tahun 2015 yaitu bulan Maret, Juni,
September dan Desember 2015 didapatkan bahwa struktur komunitas
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species richness), kelimpahan
(abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman (equitability), dan
dominanasi jenis; nilainya rataannya tidak berbeda nyata, tidak nampak
adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan
(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan
oleh operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi
komunitas Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat
makrozoobenthos sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai, dan
hempasan gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar
yang merupakan hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai
membaik, tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya
masukan (run off) sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang
umumnya menghambat perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil
pemantauan 17-18 Maret 2016, struktur komunitas makrozoobenthos tidak
berbeda jauh dengan nilai hasil pemantauan tahun sebelumnya sehingga
tidak ditemukan perubahan yang nyata, justru hasilnya stabil
Fluktuasi struktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak
berbeda nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-
sangat baik. Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan,
adanya pelumpuran dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa
konsekuensi pada habitat benthos tidak terpantau terjadi pada waktu
pemantauan, tidak terpantau adanya akumulasi sampah di perairan,
terutama karena limpasan dari sungai dan aliran permukaan tidak terjadi.
Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas
makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8
akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan
gangguan dan kematian massal biota benthos).
Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada
zona-zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun
sebelumnya yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas
makrozoobenthos karena dapat menutupi substrat dasar dan menimbun
hewan benthos yang tidak mampu bergerak (sessile). Hasil pemantauan
terakhir kondisi substrat dasar perairan sangat stabil sehingga komunitas
makzoobenthos mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang
ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat
kegiatan bongkar HSD BBM.
Berdasarkan nilai-nilai indikator biologi tersebut di atas menunjukkan
bahwa kondisi komponen biota air laut (komunitas plankton dan
makrozoobenthos) di Pantai Pemaron dan sekitarnya sebagai stasiun kontrol
pada pemantauan triwulan ke satu (17-18 Maret Tahun 2016) relatif tidak
berbeda nyata dibandingkan hasil pemantauan sebelumnya. Kondisi ini
diperkirakan disebabkan karena kualitas lingkungan pantai Pemaron dan
sekitarnya yang cendrung sudah membaik, dan memang tidak terjadi dampak
yang nyata berupa “Gangguan kehidupan biota air laut” di Pantai Pemaron yang
disebabkan oleh operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Pemaron.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Laboratory Guide to The Plankton. Dept. of Marine Biology
James Cook University. Townsville. Bengen, D.G. 2000. Tehnik Pengambilan Contoh dan Analisis Data
Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Crane, J. 1975. Fiddler Crabs of The World, Ocypocidae : Genus Uca.
Fishery Education and Research Departement Project, Under the auspices of USAID LON University of Pattimura, University of Washington.
Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. (Ed Rev.) Pradnya Paramita. Jakarta.
Dharma. B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesian Shell I) PT.
Sarana Graha, Jakarta. _________. 1990. Siputa dan Kerang Indonesi II (Indonesian Shell II).
Ver Lag Jerman. Jones, O.A. and R. Endean. 1977. Biology and Geology of Coral Reefs.
Vol IV: Geology 2. Academic Press. New York. Kenchington, R.A. and B.E.T. Hudson. 1988. Coral Reef Management
Handbook. Unesco Regional Office for Science and Technology for South-East Asia. Jakarta.
Mather, P. and I. Bennet. 1984. A Coral Reef Handbook, A Guide To The Fauna, Flora and Ecology Heron Island and Adjacent Reef and Cays; Phyllum Annelida. The Australian Coral Reef Society, Brisbane.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Puslitbang Perikanan - Balitbang Pertanian Departement Pertanian. 1996.
Peningkatan Visi Sumberdaya Manusia Penelitian Perikanan Menyongsong Globalisasi IPTEK. Prosiding Rapat Kerja Tenis Puslitbang Perikanan, Serpong 19-20 November 1996.
Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata Mangrove Di Tahura Ngurah Rai Denpasar (Thesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Salm, B.V. and J.R. Clark. 1989. Marine and Coastal Protected Areas.
IUCN and Natural Resources Gland, Switzerland. Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australian and the Indo-Pacific. University of
Hawaii Press. Honolulu.