Post on 14-Jan-2017
THE EVOLUTION OF CONFUSION: SOFT SYSTEMS METHODOLOGY AND SOCIAL THEORY REVISITEDL . H O U G H TO N A N D P. W. J L E D I N G TO N
• Realitas Sosial yang diterapkan pada SSM sudah menjadi satu bagian
penting dalam perkembangan Applied Systems Thinking. Bahkan,
Realitas sosial ini menjadi dasar pemikiran intelektual guna memberi
batasan antara pendekatan “Hard” dan “Soft”.
• SSM sudah bertransformasi dari sekedar memfasilitasi perubahan di
“real world” menjadi fokus pada pada pembelajaran terhadap “real
world” itu sendiri.
• Oleh karena adanya perubahan fokus “pembelajaran” dari SSM, maka
konsep realitas sosial harus dapat dipahami secara jelas dan gamblang.
• Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita mampu memetakan
peran SSM dalam paradigma teori sosial tersebut?
LATAR BELAKANG
SSM DALAM ARUS LITERATUR UTAMA
• Literatur utama yang menjadi dasar kajian dalam proses
penelitian yang mengacu langsung pada SSM: Systems
thinking, System Practices (STSP), Soft Systems
methodology in action dan Information (SSMA), Systems
and Information systems (ISI) dan Soft Systems
Methodology: A thirty year Restrospective (SSM30)
• Dua naskah utama yang menjadi dasar kajian dari literatur
kedua (pelengkap): Information in Action (Davies and
Ledington, 1991) dan Systems: Concepts Methodologies
and Applications (Wilson, 1984:1990)
SSM MENURUT CHECKLAND (1981)
Checkland berpendapat bahwa ada TIGA KELEMAHAN UTAMA
dalam pendekatan ilmiah tradisional (Hard Systems) terhadap
masalah-masalah manajemen, sbb:
1 METODE SAINTIFIK (ILMIAH) AKAN MENGALAMI KENDALA BILA
DIHADAPKAN PADA SITUASI YANG KOMPLEKS DAN SANGAT RUMIT.
2MENGECILKAN MASALAH “DUNIA” TIDAK MUNGKIN
DILAKSANAKAN DALAM JARINGAN SOSIAL YANG KOMPLEKS.
3AREA YANG GAGAL UNTUK DIHADAPI OLEH ILMU ILMIAH
ADALAH “MANAJEMEN”. (Real world “management” adalah
kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dipecahkan atau diakomodir
oleh hipotesa sederhana)
SSM MENURUT CHECKLAND (1981)
Mudah untuk diketahui dan
seringkali mempunyai ciri dan
bentuk khusus, dan
penanganannya juga selalu sama.
Sehingga cara memandang
masalah “hard” ini bisa dilakukan
dengan menggunakan “system
ideas” dan problem solving
Hard sistems thinking
HARD PROBLEM SOFT PROBLEM
Aktivitas manusia yang
tidak dapat dipecahkan
atau diakomodir oleh
hipotesa sederhana,
bersifat rumit dan kompleks
PROBLEM SITUATION IMPROVED
TERDOKUMENTASI DENGAN BAIKSOCIAL MANAGEMENT
PROBLEMS DALAM SSM
PENDEKATAN THD PEMECAHAN
MASALAH “REAL WORLD”
• KOMPLEKSITAS
• SOCIAL SCIENCE
• MANAGEMENT ISSUES
SSM MENURUT CHECKLAND (1981)
PROBLEM SITUATION
PERTANYAAN: METODOLOGI APA YANG
DIHARAPKAN DIPEROLEH DI “REAL WORLD”?
SSM DAN KONTEKS PARADIGMANYA
SSM DAN KONTEKS PARADIGMA SOSIAL
Sociology of Radical Change
Subjective Reality Objective Reality
Sociology of Regulation
Radical Humanist/Neo Humanist Radical Structuralism
Interpretive/Social RelativistFunctionalist/Posistivist
(Burrell and Morgan, 1979, p22)
Pada 1979 Burrell and Morgan mempromosikan 4 model pendekatan
paradigma klasik, dengan gambar dibawah ini:
4 BUAH PARADIGMA YANG ADA PADA SOSIOLOGI DAN PENERAPANNYA.
1.Functionalist Paradigm ( Objective – Regulation )
Paradigma ini merupakan paradigma yang dominan pada studi organisasi/kerangkayang dominan untuk penelitian sosial. Ini mengasumsikan fungsi murni dan objektivitasdalam dunia sosial. Paradigma ini menyediakan penjelasan yang rasional tentangmasalah kemanusiaan. Pada dasarnya paradigma ini bersifat pragmatis dan mengakarkepada konsep positivisme. Hubungan-hubungan yang ada bersifat konkret dan bisadiidentifikasi, dipelajari, dan diukur melalui media ilmiah.
2.Interpretive Paradigm ( Subjective – Regulation )
Paradigma ini menjelaskan tentang kestabilan perilaku dalam pandangan seseorangindividual. Paradigma ini memfokuskan pada pemahaman mengenai dunia yangdiciptakan secara subjektif apa adanya serta prosesnya. Pemikiran interpretatif adalahpendekatan subjektif terhadap realitas didasarkan tegas pada asumsi bahwa realitassosial diciptakan terus-menerus , oleh manusia di dunia sosial.
3.Radical Humanist ( Subjective – Radical Change )
Pada pandangan paradigma ini, kesadaran seseorang didominasi oleh strukturideologinya, cara pandang hidupnya dan interaksinya dengan lingkungan. Hal ini akanmengarahkan hubungan kognitif antara dirinya dan kesadaran sebenarnya, sehinggamencegah pemenuhan kepuasan pada manusia. Para pendukung teori ini memfokuskanpada pembentukan batasan sosial yang mengikat potensial. Salah satu gagasan yangpaling mendasar dari paradigma ini adalah bahwa kesadaran manusia didominasi olehsuperstruktur ideologis ini dengan yang ia berinteraksi, dan bahwa ini mendorong irisankognitif antara dirinya dan kesadaran sejati. SSM berkaitan dengan persepsi dan fakta-fakta keras tidak dingin tentang dunia nyata. Inti adalah ide dari pandangan dunia (atau Weltanschauung ) dalam sistem aktivitas manusia . Checkland berpendapat :Konsep sistem aktivitas manusia adalah depan krusial berbeda konsep sistem alam dandirancang
4.Radical Structuralist ( Objective – Radical Change )
Paradigma ini mempercayai bahwa perubahan radikal dibentuk pada sifat struktursosial. Masyarakat kontemporer dapat dikarakteristikan dengan konflik fundamentalyang akan menghasilkan perubahan radikal melalui krisis politik dan ekonomi.
SSM & IT’S JOURNEY FROM 1981 TO 1998
PADA TAHUN 1981-1988
Pada tahun 1988, SSM disajikan dalam bentuk model 7 tahap yang dibentukkembali dalam proses yang melibatkan dua aliran tindakan dikombinasikan dengan3 aliran analisis.
Tiga analisis tersebut adalah roles, norms dan values. Checkland mengemukakanbahwa ketiganya saling berinteraksi satu sama lain. Dari hasil analisis tersebutdapat diciptakan gambaran mental dari norma, roles dan values dalamorganisasi.
- Checkland berargumen bahwa analisis dalam tiga aliran analisis budaya menerimabahwa situasi apapun akan memiliki dimensi politik dan perlu dieksplorasi.
- Political analysis merupakan variasi dari social system analysis dari Vickers model
199O
.
MODE 1 Versus Mode 2
Methodology driven Situation Driven
Intervention Interaction
Sometimes sequential Always interactive
SSM as an external recipe SSM as a internalized model
Pada tahun ini ditemukan invention Mode 2 SSM.
• Beberapa perubahan di SSM terjadi pada pergeseran mode 1 ke mode 2 SSMyaitu pengguna SSM Mode 2 akan kurang fokus pada intervensi dan lebih banyakberinteraksi dalam problem situation, intensive reflection, dan menggunakan SSMuntuk membuat lebih masuk akal (checkland & Scholes, 1990)
Mode 2 secara permanen mengubah fokus SSM menjadi sistempembelajaran
1998
1998
• Alasan original SSM dikembangkan untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Namun sekarang fokus SSM lebih pada pembelajaran
1998
• Contemporary SSM terdiri dari beberapa prinsip yang ditemukan sebelumnya, namunlebih difokuskan pada pembelajaran, kurang intervensi, dan pemecahan masalah
CONTEMPORARY SSM
• Contemporary SSM:
• 1. Anda harus menerima dan bertindak sesuai asumsi bahwa realitas sosial adalahkonstruksi sosial secara kontinu.
• 2. Anda harus menggunakan perangkat intelektual secara eksplisit untuk melakukaneksplorasi, memahami dan bertindak pada situasi yang bersangkutan.
• 3. Anda harus menyertakan perangkat intelektual ‘holons’ dalam bentuk sistem model purposeful activity yang dibangun sebagai basis untuk declared world views
INTERPRETASI DAN KRITIKSEPUTAR KERANGKA PARADIGMASSM DALAM LITERATUR-LITERATURPENELITIAN
Kritik terhadap SSM Sanggahan
asumsi SSM bersifat
subjektif & regulatif ,
paradigma intepretatif ,
tidak radikal &
emansipatoris (Jackson,
2001)
Checkland
(SSMA
Chapters
6,7,8,9 and
ISIS Chapter
7 especially
SSM berisi prinsip-prinsip dasar yang
dapat memberikan kritik terhadap
status quo dalam organisasi. Tahap 5
menyediakan alat untuk
membandingkan sistem ideologi
terhadap persepsi dunia nyata yang
ditemukan dalam tahap 2 dan tahap 4.
Hal ini menunjukkan bahwa SSM
dibangun sekitar prinsip-prinsip dasar
yang berakar pada teori kritis.
Kritik terhadap SSM Sanggahan
Ketidakmampuan inbuilt untuk
menangani aspek-aspek
manusia dan sosial yang
kompleks dalam situasi sosial
(Jackson, 2001)
Mingers
(1980)
1. Masalah tindakan manusia
(bertujuan/rasional), alami atau tidak
berubah merupakan karakteristik manusia.
2. Analisis Hard system tidak dapat mengatasi
masalah multivaried kompleksitas dunia
nyata. "(Checkland, 1981, p.283)
Hirshheim et al, (1995) dan
Ledington & Ledington
mengkritik Pemodelan fase
SSM terlalu sederhana dan
mungkin terlalu fungsionalis
(Hirshheim et al, (1995),
Ledington & Ledington)
Checkland berpendapat bahwa :
a. SSM memiliki kompatibilitas dengan Teori
Kritis dan dikembangkan melalui proses
tindakan yang interaktif dan
berkesinambungan
b. Mis Match tergantung pada pengalaman
praktisi SSM
SUDUT PANDANG CHECKLAND (1981)
SUDUT PANDANG JACKSON (2001)
SUDUT PANDANG (HIRSHHEIM ET AL, (1995),
LEDINGTON & LEDINGTON)
• Literatur yang ada saat ini masih belum memberikan gambaran yang jelas terhadap SSM serta kaitannya dengan teori sosial.
• Belum ada kesepakatan antar literatur tersebut terkait apakah SSM dapat dipetakan lebih dari dua paradigma atau hanya cukup satuparadigma saja.
• SSM merefleksikan kondisi alamiah dari situasi yang dituju. Olehkarena itu, bila situasi yang ada jauh lebih kompleks dan rumit dariteori yang diharapkan mampu mewakilinya maka kemungkinanterjadinya “salaman srimulat”/ mis-match antara SSM dan teori sosialsangat bisa dimungkinkan.
PELAJARAN YANG BISA DIPEROLEH
KESIMPULAN
EVOLUSI SSM, KETERKAITAN TIGA FASE INI DAN BAGAIMANA HALTERSEBUT MENJADI DASAR TEORI SOSIAL YANG MELANDASI SSM
Checkland Awal
difokuskan pada transisi dari Hard ke Soft system thinking
perumusan SSM sebagai proses tujuh tahap berulang
Checkland Tengah
menggambarkan SSM sebagai linear dua –stream proses
(Cultural analysis and logic-based analysis)
Checkland Akhir
menggambarkan SSM sebagai struktur lambang dari 4 bentuk aktivitas dari sebuah proses
pembelajaran
Oleh karena itu, SSM muncul sebagai tahap evolusi masing-masing yang melibatkan prinsip-prinsip mendefinisikan inti, atau aturan konstitutif, SSM. Meskipun demikian jauh dari jelas bagaimana tiga fase saling berhubungan satu sama lain dan apa implikasi perubahan tersebut untuk diskusi mendasari teori sosial
1
Meskipun Burrel & Morgan mengasumsikan bahwa SSM hanya bisa masuk ke dalam satu titik dari empat kuadran dan tidak dapat menggambarkan aspek lebih dari satu titik kuadran, namun daripenelitian dalam paper ini menunjukkan bahwa ada kemungkinanterbentuknya pemetaan multi-paradigma. Hal ini secara implisitmampu menunjukkan dimana kekuatan dan kelemahan dari SSM , oleh karenanya hal tersebut mampu menjadi dasar untuk mengembangkan dan melengkapi hal-hal yang belum ditemukandan dikembangkan lebih lanjut oleh SSM.
2Hubungan antara praktek manajemen dan teori sosial
mungkin jauh lebih kompleks dari yang pernah
diasumsikan sebelumnya
3
SECARA SINGKAT, SSM BERJALAN DENGAN CARA MENINGKATKANPROSES INFORMASI YANG KOMPLEK. SECARA IMPLISIT, SSM ADALAH KERANGKA DASAR BAGI MANAJEMENINFORMASI.SECARA PRINSIP, SSM MAMPU MEMBERIKAN PONDASI DALAMMENCIPTAKAN BENTUK MANAJEMEN INFORMASI YANG LEBIH EFEKTIF.
TANTANGAN YANG DIHADAPI SEKARANG ADALAHBAGAIMANA MENGUJI PROPOSISI (PERAN) INIDALAM SITUASI NYATA
4