Bu Umi Paliatif Kelompok 1

download Bu Umi Paliatif Kelompok 1

of 25

Transcript of Bu Umi Paliatif Kelompok 1

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    1/25

    MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

    NURSING CARE OF PATIENT WITH CANCER

    KELOMPOK VI

    Dosen Pengamp ! Ns" Um# So$#%&a&' S"P("' M"Kep"

    KELOMPOK I

    DISUSUN OLEH !

    )" NUR ASNI *)+))+,+++-.

    ," RAFI/AH FATMASARI *)+))+,+++0.

    -" NURHA1ATI MURNIATI *)+))+,++)2.

    3" ANISATUL AOLA *)+))+,++)4.

    2" MISTIANI *)+))+,++,3.

    0" APRI RI5AL KHAIRUN *)+))+,++,0.

    6" 5ULI ANDRI LESTARIANTO *)+))+,++,6.

    7" ALIF HASTRIANANDA *)+))+,++3+.

    4" FA5AR MAGHFIROH *)+))+,++37.

    )+" AGRA MAULA 1URISTA 8AHAR *+4))+,+)3+.

    ))" VONDI ARIF WIRANTO *+4))+,+)-7.)," RO8I SETIAWAN 5ATI *+4))+,+))-.

    )-" SAFRIL TRI HANDOKO *+4))+,+)2-.

    PROGRAM STUDI S) KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADI1AH PURWOKERTO

    ,+)3

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    2/25

    8A8 I

    PENDAHULUAN

    A" La9a: 8e$a%ang

    Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas

    nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang

    ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan

    klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.

    Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih

    obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale,DS! merupakan sebuahgaris yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak

    yang sama di sepanjang garis. "endeskripsi ini diranking dari #tidak terasa nyeri$ sampai

    #nyeri yang tidak tertahankan$. "erawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta

    klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia rasakan. "erawat juga menanyakan

    seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak

    menyakitkan. %lat DS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk

    mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, N&S! lebih

    digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri

    dengan menggunakan skala '-'. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas

    nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. %pabila digunakan skala untuk menilai

    nyeri, maka direkomendasikan patokan ' )m (%*+"&, !.

    Skala analog visual (Visual analog scale, %S! tidak melebel subdivisi. %S adalah

    suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi

    verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk

    mengidentifikasi keparahan nyeri. %S dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri

    yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari

    pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka ("otter, ''!.

    Skala nyeri harus diran)ang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak

    mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. %pabila klien dapat memba)a

    dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat

    bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi

    perubahan kondisi klien. "erawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    3/25

    menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau

    peningkatan ("otter, ''!.

    /. &umusan 0asalah

    Dapat dirumuskan masalah 1

    . /erbagai tipe nyeri

    . /erbagai sindrom nyeri yang terjadi

    2. "erbedaan manajemen nyeri untuk pasien untuk pasien dirumah sakit dengan

    lingkungan masyarakat

    3. "engkajian nyeri se)ara komperhensif

    . %ktivitas teraputik dalam penanganan nyeri

    4. "engaruh psikis, emosi, dan lingkungan terhadap simtom dan penanganan

    8A8 II

    ISI

    . Klasifikasi nyeri menurut smelt5er 6 bare (''! mengklasifikasikan nyeri berdasarkan

    durasi yaitu 1

    a! Nyeri akut

    Nyeri akut biasanya awitanya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan )idera

    spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau )idera telah terjadi. Nyeri

    ini umumnya terjadi kurang dari 4 bulan dan biasanya kurang dari bulan. 7ntuk

    tujuan definisi nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri berlangsung dari beberapa

    detik hingga 4 bulan

    b! Nyeri Kronik

    Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiter yang menetap sepanjang suatu

    periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan

    dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau )idera spesifik. Nyeri kronik

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    4/25

    dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit diobati

    karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang

    diarahkan pada penyembuhan. Nyeri kronik sering di identifikasikan sebagai nyeri

    yang berlangsung selama 4 bulan atau lebih, meskipun dapat berubah antara akut dan

    kronik.

    Sementara "ri)e dan 8ilson (''4!, mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau

    sumber antara lain 1

    a! Nyeri Somatik superfi)ial (kulit!

    Nyeri kulit berasal dari struktur 9 struktur superfi)ial kulit dan jaringan subkutis.

    Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsangan

    mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. %pabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering

    dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, tetapi apabila

    pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.

    b! Nyeri Somatik dalam

    Nyeri somati) dalam menga)u pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum,

    tulang,sendi dan arteri. Struktur-strukur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri

    sehingga lokalisasi nyeri kulit dan )enderung menyebar ke daerah sekitar.

    )! Nyeri iseral

    Nyeri iseral menga)u kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh. &eseptor

    nyeri vis)eral lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somati) dan terletak di

    dinding otot polos organ-organ berongga. 0ekanisme utama yang menimbulkan nyeri

    vis)eral adalah peregangan atau distensi abdominal dinding atau kapsul organ,

    iskemia dan peradangan.

    d! Nyeri %lih

    Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah ditubuh tetapi

    dirasakan terletak didaerah lain. Nyeri alih sering dialihkan kedermatom (daerah

    kulit! yang dipersyarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan viksus yangnyeri tersebut berasal dari masa mudigah, tidak hams ditempat orang tersebut berada

    pada masa dewasa

    e! Nyeri Neuropati

    Sistem saraf se)ara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan demi system

    syaraf tepi (SS:! ke system syaraf pusat (SS"! yang menimbulkan perasaan nyeri.

    Dengan demikian, lesi di SS: atau SS" dapat menyebabkan gangguan atau hilangnya

    sensasi nyeri. Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih, atau

    seperti tersengat listrik. "asien dengan nyeri Neuropatik menderita akibat instabilitas

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    5/25

    system syaraf otonom (SS;!. Dengan demikian, nyeri sering bertambah parah oleh

    stress emosi atau fisik (dingin,kelelahan! dan mereda oleh relaksasi.

    . Syndrome nyeri yang la5im terjadi 1 misalnya ple

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    6/25

    tempat )edera yang menghasilkan nyeri terasa terus-menerus selama istirahat dan

    meningkat selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut.

    =nput nosisepsi selama dan setelah pembedahan, )edera, persalinan dan sakit akut

    dapat meningkatkan respon saraf yang mentransmisikan nyeri di susunan saraf pusat, hal

    ini akan memperbesar sensasi nyeri se)ara klinis. "eningkatan respon saraf di susunan

    saraf pusat terhadap input aferen yang normal atau dibawah ambang (subtreshold! disebut

    sensitisasi sentral ()entral sensiti5ation!. /esarnya sensitisasi sentral tergantung pada

    banyak fa)tor, termasuk tipe jaringan dan luasnya )edera

    Sensittisasi sentral memperkuat transmisi input dari jaringan perifer dan

    menghasilkan hiperalgesia sekunder, peningkatan respon neyri yang dibangkitkan oleh

    stimuli diluar area )edera. Sensitisasi sentral bisa terjadi baik di tingkat spinal maupun

    supraspinal.

    2. "erbedaan 0anajemen Nyeri 7ntuk "asien Cang di &umah Sakit dengan yang di

    lingkungan masyarakat

    Nyeri sendiri dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional

    yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual

    maupun potensial atau dilukiskan dalam istilah seperti kerusakan (The International

    Association for the Study of Pain, E!.

    Namun dewasa ini, banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk

    mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis,

    tindakan keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan atau

    dilakukan tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh

    rumah sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan pasien dikelola dengan

    melakukan pemantauan se)ara kontinyu dan teren)ana. /ahkan dalam akreditasi Boint

    +ommission =nternational (B+=! isu manajemen nyeri ini menjadi salah satu elemen

    penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh pihak rumah sakit. /erbagai bentuk

    pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus menga)u pada pedoman

    pengelolaan rasa nyeri. *al ini seperti ter)antum dalam standar akreditasi B+= berikut1

    1. Patient and Family Rights (PFR)

    "F& .3 &umah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan

    pengelolaan rasa sakit yang tepat.

    2. Assessment of Patients (AOP)

    %;" .E Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah mengalami rasa

    nyeri dan diperiksa mengenai rasa nyeri tersebut jika ada.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    7/25

    2. Care of Patients (COP)

    +;" 4. "asien didukung se)ara efektif dalam mengelola rasa nyerinya.

    >ambaran menjadi pasien di rumah sakit yang identik dengan berbagai jenis

    pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, a)ap kali memberikan

    ketakutan tersendiri bagi pasien akan rasa nyeri yang dapat menyertai proses

    pemberian pelayanan kesehatan tersebut. Sebagai )ontoh, bagaimana proses transfusi

    darah dapat memberikan rasa nyeri bagi si pasien, ataupun tindakan medis lainnya

    yang dapat memberikan rasa nyeri pada pasien. Sumber-sumber nyeri dapat meliputi?

    prosedur tindakan medis, tindakan keperawatan, dan prosedur diagnostik.

    +;" E.. "erawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan

    kenyamanan dan martabatnya.

    "roses penerapan manajemen nyeri ini memerlukan peran aktif dari seluruh )ivitas

    hospitalia yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, serta peran langsung

    dari pasien itu sendiri, dimana pasien didorong untuk menyampaikan rasa nyeri yang

    mereka alami. Sedangkan pada proses pelaksanaannya, pihak rumah sakit dapat

    mempergunakan beberapa alternatif tools yang dapat dipergunakan untuk mengukur

    dan mengkaji intensitas nyeri. Skala pengukuran nyeri sendiri dapat didasarkan pada

    self report, observasi (perilaku!, atau data fisiologis.

    /erikut adalah beberapa tools yang dapat dipergunakan berdasar pada Gself reportG pasien 1

    . Verbal Rating Scale (VRS)erbal &ating S)ale merupakan jenis pengukuran nyeri

    yang telah lama dipergunakan dan merupakan pengukuran nyeri dalam bentuk

    sederhana. Dapat berupa pertanyaan sederhana Gapakah anda merasa nyeriHG, yang

    dapat dijawab pasien dengan GiyaG atau GtidakG. Namun, biasanya dalam pengukuran ini

    mempergunakan 3 sampai dengan titik intensitas skala dengan deskripsi seperti?

    tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, sangat nyeri.

    . Vis!al Analog Scale (VAS)isual %nalog S)ale (%S! adalah instrumen untuk

    mengukur besarnya nyeri pada garis sepanjang ' )m. /iasanya berbentuk hori5ontal

    atau vertikal, dan garis ini digerakkan oleh gambaran intensitas nyeri yang memiliki

    range dari tidak nyeri sampai dengan rasa nyeri yang ekstrim.

    2. "!merical Rating Scale ("RS)Numeri)al &ating S)ale (N&S! hampir sama dengan

    isual %nalog S)ale, tetapi memiliki angka-angka sepanjang garisnya, kisaran angka

    '-' dan pasien diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang dirasakannya.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    8/25

    3. Faces Rating Scale dari #ong $a%er1 =nstrumen dengan menggunakan Fa)es &ating

    S)ale terdiri dari 4 gambar skala wajah yang bertingkat dari wajah yang tersenyum

    untuk no pain sampai wajah yang berlinang air mata. "asien dapat menunjukkan

    dengan gambar, tingkat rasa nyeri yang dirasakannya.

    0anajemen nyeri menjadi salah satu isu penting dalam proses pemberian layanan

    kesehatan kepada pasien. "ada implementasinya pelayanan bermutu diberikan dengan

    mempedulikan rasa nyeri yang dialami pasien, didukung dengan tools pengkajian nyeri

    yang sesuai dan terdokumentasi dengan baik serta pemberian manajemen nyeri sesuai

    pedoman yang ditetapkan.

    "engertian *ome +are

    0enurut Departemen Kesehatan (''! menyebutkan bahwa home care adalah

    pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada

    individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

    mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian

    dan meminimalkan akibat dari penyakit.

    "elayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang

    diren)anakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur

    berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan 0) Iwen (''!

    menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan

    sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang )a)at atau orang-orang yang harus

    tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

    Home Care (*+! menurut *abbs dan "errin, J adalah merupakan layanan

    kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (@erman D. 6 Iri) /.@, 2!, Sehingga home

    care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah

    melalui sejarah yang panjang.

    Di beberapa negara maju,$ home )are # (perawatan di rumah!, bukan merupakan

    konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh 8illiam &athbon sejak tahun J yang

    dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah

    untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

    Dari beberapa literatur pengertian #home )are$ adalah1

    a. "erawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang

    sudah termasuk dalam ren)ana pemulangan (dis)harge planning ! dan dapat

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    9/25

    dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana

    pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

    b. "erawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai

    tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

    ). "elayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang

    keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada

    individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,

    mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat

    kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

    d. "elayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, diren)anakan,

    dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk

    memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian

    kerja (kontrak! (warola,J' dalam "engembangan 0odel "raktek 0andiri

    keperawatan dirumah yang disusun oleh ""N= dan Depkes!.

    @ingkup "elayanan *ome +are

    0enurut Nuryandari (''3! menyebutkan ruang lingkup pelayanan home careadalah1

    a. "elayanan medik dan asuhan keperawatan

    b. "elayanan sosial dan upaya men)iptakan lingkungan yang terapeutik

    ). "elayanan rehabilitasi dan terapi fisik

    d. "elayanan informasi dan rujukan

    e. "endidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

    f. *igiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

    g. "elayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

    0enurut &i)e & (''! jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di

    rumah meliputi kasus-kasus yang umum pas)a perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus

    khusus yang di jumpai di komunitas.

    @ingkup "raktik Keperawatan Di &umah

    @ingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan

    keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan

    asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan

    lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan 1

    a. 0elakukan keperawatan langsung (dire)t )are! yang meliputi pengkajian bio- psiko-

    sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik se)ara langsung, melakukan observasi, dan

    wawan)ara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat peren)anaan, dan

    melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    10/25

    memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan

    keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis!,

    memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.

    b. 0endokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,

    dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk

    perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

    ). 0elakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan se)ara

    berkelompok.

    d. Sebagai pembelapendukung (advokat! klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan

    keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan

    memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan

    terhadap klien sesuai dengan pelayanan asuhan yang diterima oleh klien.

    e. 0enentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,

    men)angkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

    0ekanisme "elayanan *ome +are

    "asien klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan

    rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun

    pasien klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau

    praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. 0ekanisme yang harus

    di lakukan adalah sebagai berikut1

    a. "asien klien pas)a rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh

    dokter untuk menentukan apakah se)ara medis layak untuk di rawat di rumah atau

    tidak.

    b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,

    maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari

    pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien

    dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat peren)anaan, membuat

    keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh

    klien, kesepakatan juga men)akup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem

    pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

    ). Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan

    dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut

    oleh pengelola perawatan dirumah. "elayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh

    koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan

    harus diketahui oleh koordinator kasus.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    11/25

    d. Se)ara periodi) koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

    pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

    Faktor-faktor yang 0empengaruhi *ome +are 1

    . Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat

    . 7paya promotif atau preventif

    2. SD0 perawat

    3. Kebutuhan pasien

    . Kependudukan

    4. Dana

    0anfaat *ome +are

    /agi Klien dan Keluarga 1

    a. "rogram *ome +are (*+! dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang

    makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan

    konsumsi keluarga

    b. 0empererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa

    keluarga ada yang sakit

    ). 0erasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

    d. 0akin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat

    orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran

    perawat untuk menggantikannya.

    . /agi "erawat 1

    a. 0emberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan

    yang tetap sama

    b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan

    kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan

    begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.

    ). Data dan minat pasien

    . /agi &umah Sakit 1

    a. 0embuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan

    home )are yang dilakukannya.

    b. 7ntuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan

    ). 7ntuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    12/25

    "erkembangan "elayanan Kesehatan Dirumah

    Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam system

    pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. "ada sisi lain banyak

    anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat

    di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang

    mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah 1

    a. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di

    rawat di institusi pelayanan kesehatan. 0isalnya pasien kanker stadium akhir yang

    se)ara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk men)apai kesembuhan.

    b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus

    penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian

    berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut

    keperawatan di rumah. 0isalnya pasien pas)a stroke yang mengalami komplikasi

    kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu

    relative lama

    ). 0anajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan

    klien yang sangat lama (lebih dari minggu! tidak menguntungkan bahkan menjadi

    beban manajemen.

    d. /anyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan

    membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan

    se)ara optimal karena terikat aturan-aturan yang ditetapkan.

    e. @ingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien

    dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat memper)epat

    kesembuhan (DI"KIS, ''!.

    3. "engkajian Nyeri Se)ara Komprehensif

    0anajemen nyeri suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan,

    yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk

    menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain ataupun diri sendiri.

    "enanganan Nyeri

    Dalam penanganan nyeri, perawat terlebih dahulu mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan

    pasien. *al ini dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, sehingga perawat

    harus menanyakannya se)ara langsung kepada klien karakteristik nyeri dengan " L & S :.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    13/25

    "rovoking 1 "enyebab

    Luality 1 Kwalitas

    &egion 1 @okasi

    Severate 1 Skala

    :ime 1 8aktu

    a. @okasi

    "engkajian lokasi nyeri men)akup dimensi 1

    :ingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial

    "osisi atau lokasi nyeri

    Nyeri superfisial biasanya dapat se)ara akurat ditunjukkan oleh klien? sedangkan

    nyeri yang timbul dari bagian dalam (vis)era! lebih dirasakan se)ara umum.

    Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi1

    Nyeri terlokalisir 1 nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya

    Nyeri :erproyeksi 1 nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik

    Nyeri &adiasi 1 penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir

    &effered "ain (Nyeri alih! 1 nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area

    rangsang nyeri.

    b. =ntensitas

    /eberapa faktor yang mempengaruhi nyeri 1

    Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian

    Status kesadaran klien *arapan klien

    Nyeri dapat berupa 1 ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. "erubahan dari intensitas

    nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.

    ). 8aktu dan @ama (:ime 6 Duration!

    "erawat perlu mengetahuimen)atat kapan nyeri mulai timbul? berapa lama? bagaimana

    timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.

    d. KualitasDeskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. %njurkan pasien

    menggunakan bahasa yang dia ketahui1 nyeri kepala mungkin dikatakan #ada yang

    membentur kepalanya$, nyeri abdominal dikatakan #seperti teriris pisau$.

    e. "erilaku Non erbal

    /eberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain 1 ekspresi wajah,

    gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    14/25

    . %ktivitas :erapeutik dalam penanganan nyeri pada pasien

    Penanganan N;e:#

    T#n(a%an Fa:ma%o$og#s

    7mumnya nyeri direduksi dengan )ara pemberian terapi farmakologi. Nyeri ditanggulangi

    dengan )ara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan

    dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri

    %dapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah 1

    )" Ana$ges#% Na:%o9#%

    2. Ana$ges#% Lo%a$

    2. Ana$ges#% ;ang (#%on9:o$ %$#en

    4. O#s#% me$#p9# !

    o Stimulasi kulit

    0assase kulit memberikan efek penurunan ke)emasan dan ketegangan otot.

    &angsangan masase otot ini diper)aya akan merangsang serabut berdiameter besar,

    sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri

    o Stimulasi ele)tri) (:INS!

    +ara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah )ara ini bisa

    melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. /isa dilakukan dengan

    massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik

    transkutan (:INS trans)utaneus ele)tri)al nerve stimulation!. :INS merupakan

    stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui

    elektroda luar.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    15/25

    o %kupuntur

    %kupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati

    nyeri. Barum 9 jarum ke)il yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik

    tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.

    o "lasebo

    "lasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan 5at tanpa

    kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai #obat$ seperti

    kaplet, kapsul, )airan injeksi dan sebagainya.

    . In9e:@ens# pe:#$a% %ogn#9#> me$#p9# !

    o &elaksasi

    &elaksasi otot rangka diper)aya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan

    keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. :eknik relaksasi mungkin perlu

    diajarkan bebrapa kali agar men)apai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat

    mengubah persepsi terhadap nyeri.

    o 7mpan balik biologis

    :erapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon

    nyeri fisiologis dan )ara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. :erapi

    ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan )ara memasang

    elektroda pada pelipis.

    o *ipnotis

    0embantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.

    o Distraksi

    0engalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang.

    Distraksi visual (melihat : atau pertandingan bola!, distraksi audio (mendengar

    musik!, distraksi sentuhan (massase, memegang mainan!, distraksi intelektual

    (merangkai pu55le, main )atur!

    o >uided =magery (=majinasi terbimbing!

    0eminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini

    memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. %pabila

    klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. :indakan ini dilakukan pada

    saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.

    PENANGANAN N1ERI AKUT

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    16/25

    o Nyeri akut sering dikelola dengan tidak memadai. =ni tidak seharusnya demikian.

    Kontrol nyeri sering bisa diperbaiki dengan strategi sederhana1

    o Nilai nyeri

    o %tasi dengan obat dan teknik yang anda sudah terbiasa

    o

    Nilai kembali nyeri setelah terapi dan bersiap untuk memodifikasi pengobatan jikaperlu.

    o %nalgesia yang baik mengurangi komplikasi pas)a bedah seperti infeksi paru, mual

    dan muntah, D: ,dan ileus.

    Prinsi& !m!m

    ! "asien yang mengeluh nyeri, berarti mereka betul-betul merasa nyeri. 0ereka perlu

    didengarkan dan diper)aya.

    ! :idak ada pola fisiologis atau perilaku yang bisa digunakan untuk membuktikan

    bahwa seseorang sedang berpura-pura nyeri.

    2! ;perasi yang sama mungkin akan menghasilkan kebutuhan analgesia yang bervariasi

    pada berbagai pasien.

    3! Derajat nyeri yang sama mungkin diekspresikan dengan )ara berbeda oleh berbagai

    pasien.

    ! ;pioid yang diberikan untuk nyeri akut tidak menyebabkan adiksi obat.

    4! Nyeri hebat setelah pembedahan bisa di)egah.

    E! +ari sebab-sebab nyeri yang bisa diatasi, tetapi jangan tunda analgesia dengan alasan

    takut menyelubungi tanda-tanda bedah.J! Dosis tepat dari analgesik opioid adalah M)ukup dan sering )ukup

    ! 0anfaat maksimum dengan efek samping paling sedikit sering diperoleh dengan

    kombinasi berbagai obat dengan )ara pemberian berbeda (misal opioid dan %=NS dan

    anestesi lokal!

    "enilaian nyeri, analgesia, dan sedasi

    ! Sistem skoring digunakan untuk menilai nyeri dan untuk mengukur efektivitas

    pengobatan. Skor nyeri bisa ditulis di kartu suhu atau pada kartu nyeri terpisah.

    ! Skala analogi visual (%S! adalah garis ' )m di mana ujung-ujungnya adalah ' (tak

    ada nyeri! dan ' (nyeri terburuk yang bisa dibayangkan!. "asien membubuhi tanda

    pada garis untuk mengungkapkan keparahan nyeri mereka. :eknik ini mungkin sukar

    diterapkan jika pasien sedang berada dalam nyeri hebat.

    2! erbal rating s)ale (&S! lebih sederhana. "asien ditanya apakah mereka tidak

    merasa nyeri, nyeri ringan, sedang atau berat dan diberi skor ' untuk tidak nyeri,

    untuk nyeri ringan, untuk nyeri sedang, dan 2 untuk nyeri berat.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    17/25

    3! "asien harus dinilai setelah dibangunkan dengan lembut. Sedasi sebaiknya diberi skor

    sekaligus1 ' jika bangun, jika mengantuk kadang-kadang, jika kebanyakan tidur, 2

    jika sukar dibangunkan.

    ! Kombinasi skor sedasi dan frekuensi napas bisa digunakan untuk mendiagnosis

    overdosis opioid.

    4! Frekuensi O Jmenit dengan skor sedasi 2 menunjukkan overdosis.

    E! "ernapasan lambat tanpa over-sedasi bisa diterima, tetapi memerlukan kewaspadaan.

    J! Nalo

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    18/25

    0erupakan serabut komponen )epat (ke)epatan tranmisi 4-2' mdet! yang

    memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan )epat hilang apabila penyebab nyeri

    dihilangkan

    b. Serabut +

    0erupakan serabut komponen lambat (ke)epatan tranmisi ', mdet! yang terdapat

    pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

    Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada

    tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur

    reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit

    dilokalisasi.

    &eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ

    viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada

    reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif

    terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

    "emahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi tingkat pengetahuan, persepsi,

    pengalaman masa lalu dan juga faktor sosial budaya

    Respon >#s#o$og#s 9e:&a(ap n;e:#

    . S9#m$as# S#mpa9#%!*n;e:# :#ngan' moderat' (an s!&erficial.

    a! Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate

    b! "eningkatan heart rate

    )! asokonstriksi perifer, peningkatan /"

    d! "eningkatan nilai gula darah

    e! Diaphoresis

    f! "eningkatan kekuatan otot

    g! Dilatasi pupil

    h! "enurunan motilitas >=

    ," S9#m$s Pa:as#mpa9#% *n;e:#

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    19/25

    a! &espon perilaku terhadap nyeri dapat men)akup1

    b! "ernyataan verbal (0engaduh, 0enangis, Sesak Nafas, 0endengkur!

    )! Ikspresi wajah (0eringis, 0enggeletukkan gigi, 0enggigit bibir!

    d! >erakan tubuh (>elisah, =mobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari 6

    tangan

    e! Kontak dengan orang laininteraksi sosial (0enghindari per)akapan, 0enghindari

    kontak sosial, "enurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri!

    =ndividu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda

    terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat

    menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis.

    "asien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. "asien dapat tampak rileks dan terlibat dalam

    aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

    0einhart 6 0)+affery mendiskripsikan 2 fase pengalaman nyeri1

    a! Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima!

    Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bisa

    mempengaruhi dua fase lain. "ada fase ini memungkinkan seseorang belajar tentang

    nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. "eran perawat dalam fase ini

    sangat penting, terutama dalam memberikan informasi pada klien.

    b! Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa!

    Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat subyektif, maka

    tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda-beda. :oleraransi terhadap nyeri juga

    akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. orang yang mempunyai tingkat

    toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh nyeri dengan stimulus ke)il,

    sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri

    dengan stimulus nyeri ke)il. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri

    mampu menahan nyeri tanpa bantuan, sebaliknya orang yang toleransi terhadap

    nyerinya rendah sudah men)ari upaya men)egah nyeri, sebelum nyeri datang.

    Keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang

    berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar endorfin berbeda

    tiap individu, individu dengan endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu

    dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih besar.

    Klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi

    wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. Ikspresi yang ditunjukan klien itulah yang

    digunakan perawat untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan nyeri. "erawat

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    20/25

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    21/25

    nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri

    yang menurun. :ehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi

    nyeri.

    4! %nsietas

    +emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang

    )emas.

    E! "engalaman masa lalu

    Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri

    yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. 0udah tidaknya

    seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi

    nyeri.

    J! "ola koping

    "ola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya

    pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.

    ! Support keluarga dan sosial

    =ndividu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau

    teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan

    In9ens#9as N;e:#

    =ntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu,

    pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam

    intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang

    yang berbeda. "engukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah

    menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan

    tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (:amsuri,

    ''E!.

    0enurut smelt5er, S.+ bare /.> (''! adalah sebagai berikut 1

    ). s%a$a #n9ens#9as n;e:# (es%:#9#>

    ,. S%a$a #(en9#9as n;e:# nme:#%

    -. S%a$a ana$og @#sa$

    3. S%a$a n;e:# men:9

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    22/25

    -2 1 Nyeri ringan 1 se)ara obyektif klien dapat berkomunikasi

    dengan baik.

    3-4 1 Nyeri sedang 1 Se)ara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan

    lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

    E- 1 Nyeri berat 1 se)ara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi

    masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

    mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan

    distraksi.

    ' 1 Nyeri sangat berat 1 "asien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

    Pen#$a#an N;e:# 8e:(asa:%an P/RST

    P ! P:o@o%a9#> ? Pa$#a9#>

    %pa kira-kira "enyebab timbulnya rasa nyeriPH %pakah karena terkena ruda paksa

    benturan..H %kibat penyayatan..H dll.

    / ! /a$#9as ? /an9#9as

    Seberapa berat keluhan nyeri terasa..H. /agaimana rasanya..H. Seberapa sering

    terjadinya..H I< 1 Seperti tertusuk, tertekan tertimpa benda berat, diris-iris, dll.

    R ! Reg#on ? Ra(#as#

    @okasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan ditemukan..H %pakah juga menyebar ke

    daerah lain area penyebarannya..H

    S ! S%a$a Se@#:#9as

    Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan >+S ( 8aa ! +ara 0engukur >+S

    (>lasgows +oma S)ale! ! untuk gangguan kesadaran, skala nyeri ukuran lain yang

    berkaitan dengan keluhan

    T ! T#m#ng

    Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan dirasakan..H Seberapa sering keluhan

    nyeri tersebut dirasakan terjadiPH %pakah terjadi se)ara mendadak atau bertahap..H

    %)ut atau Kronis..H

    http://www.kapukonline.com/2010/04/caramengukurgcsglasgowscomascale.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/04/caramengukurgcsglasgowscomascale.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/04/caramengukurgcsglasgowscomascale.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/04/caramengukurgcsglasgowscomascale.htmlhttp://www.kapukonline.com/2010/04/caramengukurgcsglasgowscomascale.html
  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    23/25

    8A8 III

    PENUTUP

    A" Kes#mp$an

    &eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.

    ;rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit

    yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se)ara potensial merusak. &eseptor

    nyeri disebut juga nosireceptor, se)ara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor! ada yang

    bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

    /erdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian

    tubuh yaitu pada kulit !utaneus", somatik dalam (deep somatic!, dan pada daerah

    viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki

    sensasi yang berbeda.

    Nosireceptor #utaneusberasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah

    ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    24/25

    DAFTAR PUSTAKA

    %. %5i5 %limul *idayat. ''3. "engantar konsep dasar keperawatan. Bakarta 1 Salemba

    0edika.

    http1www.rajawana.)omartikelpendidikan-umum32-home-)are.html

    http1diponegoronursesasso)iation.blogspot.)om''J'home-)are-agen)y-prespektik-

    sistem.html

    http1stikeskabmalang.wordpress.)om''Jhome-)are-seminar

    http1wwwdagulJJ.blogspot.)om''home-)are-bab-i-pendahuluan-untuk.html

    http1e-learning-keperawatan.blogspot.)om''Jteori-leininger.html

    http1egithink.multiply.)omjournalitem

    http://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/453-home-care.htmlhttp://diponegoronursesassociation.blogspot.com/2008/05/home-care-agency-prespektik-sistem.htmlhttp://diponegoronursesassociation.blogspot.com/2008/05/home-care-agency-prespektik-sistem.htmlhttp://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/12/18/home-care-seminar/http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/12/home-care-bab-i-pendahuluan-untuk.htmlhttp://e-learning-keperawatan.blogspot.com/2008/12/teori-leininger.htmlhttp://www.rajawana.com/artikel/pendidikan-umum/453-home-care.htmlhttp://diponegoronursesassociation.blogspot.com/2008/05/home-care-agency-prespektik-sistem.htmlhttp://diponegoronursesassociation.blogspot.com/2008/05/home-care-agency-prespektik-sistem.htmlhttp://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/12/18/home-care-seminar/http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/12/home-care-bab-i-pendahuluan-untuk.htmlhttp://e-learning-keperawatan.blogspot.com/2008/12/teori-leininger.html
  • 8/10/2019 Bu Umi Paliatif Kelompok 1

    25/25