Felix Dewa Ndaru P 139114111repository.usd.ac.id/25846/2/139114111_full.pdf · 2018. 5. 9. ·...
Transcript of Felix Dewa Ndaru P 139114111repository.usd.ac.id/25846/2/139114111_full.pdf · 2018. 5. 9. ·...
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS, OPENNESS TO EXPERIENCE, DAN
EXTRAVERSION DENGAN KOMITMEN AFEKTIF PADA KARYAWAN
PERHOTELAN DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Felix Dewa Ndaru P
139114111
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IIALAMAN PERSETUJ UAI\{ DOSEN
HT]BUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN AGREEASLENESS,. 1nNSCIENmOU,SAIE"SS, OPENNESS TO EWERTENCE,DAN
EXTRAWRSION I}ENGAI{ KOMITMEN AFEKTIF PADA KARYAWAN
PERHOTELAI\I DI YOGYAKARTA
a-Tanggal: J 0 APR 2g1g
R. Landung Eko Prihatnoko, M.psi., psi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAT,AMAN PENGESAIIAN
HT]BUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN AGREEABLENE SS,
CONSCIENTIOUSNT.SS,OPENNf,S^STOEWERIENCE,DAN
EXTRAVERSION DENGAIY KOMITMEN AFEKTIF PAI}A KARYAWAN
PEF.SOTELAN DI YOGYA K.dB.TA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Felix Dewa Ndaru Prasefyoningtyas
NIM : l39l1411 I
Telah dipertanggungiawabkan di depan panitia penguji
Pada tanggal 26 Maret 2018
Dan dinyatekan telah memenuhi q'erer
Penguji I
Penguji 2
Penguji 3
Susunan panitia Penguji :
Nama Lengkap
R" Landung Eko Prihatmoko, M,Psi., Psi"
Paulus Eddy Suhartanto, M.Si.
Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., psi.
Tanda tangan
l./V.
-ft- t
.=&/,WrzYogyakarta, 2 7 AP'd 2018
Fakultas Psikologi
tll
yersitas Sanata Dharma
fl<P'frS- n-'z tA-'? --[ -43,,.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Waktumu terbatas, jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani
hidup orang lain”. Steve Jobs
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya
didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”. Abraham Lincoln
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yang Maha Esa
Yang telah menunjukkan bahwa segala ketidakmungkinan yang saya rasakan
dapat terlalui
Kedua Orangtua Saya
Yang tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan dan selalu berusaha untuk
memberikan hal yang terbaik untuk saya
Semua orang-orang terkasih di sekitar saya
Yang menjadi salah satu sumber motivasi saya untuk selalu berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERI\TYATAAI\ KEASLIAI\T I(ARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta" 12 April 2018
Felix DewaNdaru P
Penulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN AGREEABLENESS,
CONSCIENTIOUSNESS, OPENNESS TO EXPERIENCE, DAN
EXTRAVERSION DENGAN KOMITMEN AFEKTIF PADA KARYAWAN
PERHOTELAN DI YOGYAKARTA
Felix Dewa Ndaru P
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara dimensi kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness dengan komitmen afektif pada
karyawan perhotelan di Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 49 yang merupakan
karyawan salah satu hotel bintang 4 di Yogyakarta. Data dalam penelitian ini diperoleh
menggunakan model kuesioner berupa skala yang dibagikan kepada setiap karyawan. Komitmen
afektif diukur menggunakan skala yang organizational commitment yang diadaptasi dari Allen dan
Meyer (1997) dan berisi 6 item dengan tingkat reliabilitas (α) sebesar 0,617. Dimensi kepribadian
extraversion, agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness diukur menggunakan
alat ukut Transparent Bipolar Inventory (TBI) yang diadaptasi dari Goldberg (1992) dan berisi 40
item dengan tingkat reliabilitas (α) sebesar 0,964. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara komitmen afektif dengan dimensi kepribadian extraversion (Sig.: 0,00; r: 0,568),
agreeableness (Sig.: 0,00; r: 0,799), openness to experience (Sig.: 0,00; r: 0,707), dan
conscientiousness (Sig.: 0,00; r: 0,581) dalam big five personality pada karyawan perhotelan di
Yogyakarta.
Kata Kunci: Komitmen Afektif, Extraversion, Agreeableness, Openness to Experience, dan
Conscientiousness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RELATIONSHIP BETWEEN AGREEABLENESS, CONSCIENTIOUSNESS,
OPENNESS TO EXPERIENCE, AND EXTRAVERSION PERSONALITY
DIMENSIONS WITH AFFECTIVE COMMITMENT ON HOTEL
EMPLOYEE IN YOGYAKARTA
Felix Dewa Ndaru P
ABSTRACT
This research is aimed to see the relationship between personality dimensions which are
extraversion, agreeableness, openness to experiences, and conscientiousness with affective
commitment on hotel employees In Yogyakarta. The subject for this research consist of 49
employees in one of 4 star hotel in Yogyakarta. The data was collected using a scale which was
distributed to each employee. Affective commitment was measured using organizational
commitment scale adapted from Allen and Meyer (1997) with 6 items with the reliability (α) of
0,617. On the other hand, personality dimensions such as extraversion, agreeableness, openness to
experience, and conscientiousness were measured using tbi adapted from Goldberg (1992) with 40
items and with reliability (α) of 0,964. Analysis data process using pearson product moment.
Research result shows that there is positive significant relationship between affective commitment
and big five personality dimensions such as extraversion (Sig.: 0,00; r: 0,568), agreeableness
(Sig.: 0,00; r: 0,799), openness to experience (Sig.: 0,00; r: 0,707), and conscientiousness (Sig.:
0,00; r: 0,581) on hotel employee in Yogyakarta.
Keywords: Affective Commitment, Extraversion, Agreeableness, Openness to Experience, and
Conscientiousness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Felix Dewa Ndaru p
Nomor Mahasiswa : l39l l4lllDemi pengernbangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAII A GREEABLENES S,
C O N S C I E N TI OUJtrES,S, O P E NNE S S T O EXP E RI E N C E, DAI\EXTRAWRSION DENGAN KOMITMEN AFEKTIF PADA KARYAWAN
PERIIOTELAI\ DI YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, serta mengelolanya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal,12 April 2018
Yang menyatakan,
(Felix Dewa Ndaru Prasetyoningtyas)
tx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, bimbingan, dan kekuatan yang selalu disalurkan melalui segala
cara kepada peneliti sehingga proses penulisan skripsi dapat berjalan hingga dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperolah
gelar Sarjana Psikologi. Peneliti menyadari bahwa segala proses dan kelancaran
dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan tercapai tanpa adanya peran dari
banyak pihak yang sangat membantu serta mendukung peneliti. Maka peneliti
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kriatiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App.Psych, Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah
bersedia membantu peneliti dalam menjalankan proses validitas isi skala dan
memberikan kritik yang berguna bagi penelitian.
4. Ibu P. Henrietta. P.D.A.D.S., S.Psi selaku Wakil Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Bapak Timotius Hernawa, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing saya dari awal perkulihahan. Melalui masukkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
saran yang diberikan, saya dapat berproses dalam perkuliahan seperti
sekarang.
6. Bapak R. Landung Eko Prihatmoko, M. Psii., Psi. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah menuntun dan membimbing saya dalam proses menyusun
penelitian akhir sebagai syarat kelulusan. Terimakasih karena sudah mau
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukkan
kepada saya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah
membimbing, mendidik, dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman
selama menjalani proses perkuliahan di Fakultas Psikologi, Universitas
Sanata Dharma
8. Kedua orangtua, Yohannes Prayitno Dasa dan Theresia Dorin Sulistyani yang
selalu mendukung dan tidak lupa untuk menyebut nama saya dalam setiap
doa-doanya. Terimakasih untuk segala bimbingan dan perhatian yang tidak
bisa tergantikan. Semoga Tuhan selalu menyertai dan melinsungi keluarga
kita segala hal.
9. Seluruh karyawan hotel yang membantu saya dalam proses pengambilan data.
Terimakasih atas segala bantuan untuk waktunya mengisi skala yang saya
bagikan.
10. Seluruh saudara dan kerabat dari kedua orangtua, terimakasih atas motivasi-
motivasi yaang diberikan kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Arma, Cyus, Niko, Kinot, Age, Boni, terimakasih para sedulur yang telah
mau menyediakan waktunya untuk ngumpul dan sekedar pergi dari pikiran-
pikiran yang mengganggu kehidupan kira sejenak. Kalian sangat membantu
saya untuk semakin sadar bahwa menjalani hidup jangan terlalu “ngoyo”.
12. Elisabeth Hanny Chandra, terimakasih atas semangat dan motivasi yang
diberikan kepada saya. Atas kesediaannya meluangkan waktu untuk
menemani dan membuat saya dapat bertahan dalam situasi terendah di hidup
saya.
13. Teruntuk Clara, Anette, Bebing, Lia, Leviana, Citra, Yogi, Vio, Gabby.
Terimakasih karena kalian mau untuk meluangkan waktu menemani saya
dalam menjalani hari-hari. Terimakasih atas semangat kalian !
14. Teman-teman UKF Futsal, terimakasih karena kalian sudah memberi saya
kesempatan untuk bergabung dalam banyak kompetisi. Terimakasih sudah
mau menerima saya untuk berkumpul dan berbagi berbagai cerita seputar
futsal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 12
A. Komitmen Afektif .......................................................................... 12
1. Definisi Komitmen Organisasi .................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Dimensi Komitmen Organisasi ................................................. 14
3. Definisi Komitmen Afektif ....................................................... 16
4. Aspek Komitmen Afektif .......................................................... 17
5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif ....................... 18
B. Kepribadian Big Five ..................................................................... 23
1. Definisi Kepribadian Big Five .................................................. 23
2. Dimensi Kepribadian Big Five.................................................. 25
C. Dinamika Hubungan Komitmen Afektif dan Dimensi
Kepribadian Extraversion, Openness to Experience,
Agreeableness, dan Conscientiousness pada Big Five ................. . 29
D. Skema Hubungan Dimensi Kepribadian Big Five dengan
Komitmen Afektif ......................................................................... 33
E. Hipotesis ......................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 35
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 35
B. Variabel Penelitian ......................................................................... 36
C. Definisi Operasional ....................................................................... 36
1. Dimensi Kepribadian dalam Big Five Personlaity.................... 36
2. Komitmen Afektif ..................................................................... 37
D. Subjek Penelitian ............................................................................ 38
E. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................... 38
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................... 43
1. Validitas .................................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Kesahihan Item.......................................................................... 44
3. Reliabilitas ................................................................................ 47
G. Metode Analisis Data ..................................................................... 49
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 49
1. Uji Asumsi ................................................................................ 49
a. .................................................................................... Uji
Normalitas .......................................................................... 49
b. .................................................................................... Uji
Linearitas ........................................................................... 49
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 51
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................ 52
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 53
D. Hasil Analisis Data ......................................................................... 55
1. Uji Asumsi Penelitian ............................................................... 55
a. Uji Normalitas ..................................................................... 55
b. Uji Linearitas ....................................................................... 57
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 58
E. Pembahasan .................................................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 65
A. Kesimpulan .................................................................................... 65
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Saran ............................................................................................... 66
1. Bagi Karyawan .......................................................................... 66
2. Bagi Perusahaan ........................................................................ 66
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ...................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi item skala komitmen afektif …………………… 40
Tabel 3.2 Persebaran Item Transaparent Bipolar Inventory…………. 42
Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Komitmen Afektif Setelah Seleksi
Item………………………………………………………… 46
Table 4.1 Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin………….. 52
Tabel 4.2 Deskripsi data subjek berdasarkan tingkat Pendidikan……. 53
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Data Penelitian………………………… 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Test…………………… 56
Tabel 4.5 Uji Linearitas Komitmen Afektif dan Extraversion,
Agreeableness, Openness to Eperience, dan
Conscientiousness…………………………………………. 57
Tabel 4.6 Kriteria Korelasi…………………………………………… 58
Tabel 4.7 Uji Hipotesis……………………………………………….. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema dimensi kepribadian big five dengan komitmen
afektif…………………………………………………….........
33
Gambar 3.1 Ilustrasi Transparent Bipolar Inventory……………………… 41
Gambar 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Chronbach Skala Komitmen
Afektif………………………………………………………… 48
Gambar 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Chronbach Skala Agreeableness,
Extraversion, Openness to Experience, dan
Conscientiousness…………………………………………….. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian…………………………………………… 74
Lampiran 2. Reliabilitas Skala…………………………………………. 84
Lampiran 3. Deskripsi Subjek………………………………………….. 92
Lampiran 4. Uji Asumsi………………………………………………... 94
Lampiran 5. Uji Hipotesis……………………………………………… 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan bisnis perhotelan di Indonesia pada masa ini semakin
ketat. Riatmoko (2015) mengatakan bahwa di Yogyakarta mengalami
perkembangan dalam pembangunan hotel-hotel yang cukup signifikan.
Tercatat di wilayah Yogyakarta sudah berdiri sejumlah 1.160 hotel dari
kelas melati hingga hotel berbintang. Ketua PHRI DIY, Istidjab M
Danunagoro mengungkapkan bahwa meningkatnya jumlah hotel yang ada
di Yogyakarta sendiri, memicu tingginya perpindahan karyawan. Hal
tersebut sudah banyak terjadi terutama pada pegawai level manajer
(Qomah, 2016). Fenomena tingginya perpindahan karyawan tersebut
menjadi tantangan pada bagian pengembangan sumber daya manusia
dalam suatu perusahaan perhotelan untuk dapat mempertahankan
karyawan yang terampil dan potensial (Dwijayanti, 2016).
Ditemukan dalam Hotel Novotel Semarang pada tahun 2005
hingga 2009, angka perpindahan karyawan mencapai 268 orang atau
31,16% dari keseluruhan karyawan dan tergolong tinggi. Widjaja,
Fulbertus, dan Kusuma (2008), menemukan bahwa selama tahun 2008 di
salah satu hotel bintang tiga di Kupang mengalami tingkat perpindahan
karyawan yang juga tergolong tinggi, yakni 18,1% pada divisi Food and
Beverage Service, dan Front Office sebesar 15,38%. Menurut Roseman
(1982), jika dalam suatu perusahaan mengalami tingkat perpindahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
karyawan di atas 10%, maka hal tersebut tergolong tinggi. Witasari
(2009), mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat komitmen karyawan
terhadap organisasi terlihat dari tingginya perpindahan karyawan yang
sering terjadi.
Tingginya intensitas perpindahan karyawan dari sebuah organisasi
ke organisasi lainnya terjadi karena lemahnya rasa keterikatan karyawan
terhadap organisasinya (Tett & Meyer, 1993). Karyawan tersebut akan
merasa tidak mendapatkan kerugian jika meninggalkan organisasinya
karena memang merasa tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dalam
organisasi itu (Sakina, 2009). Tower Watson mengungkapkan bahwa
hanya dua dari lima karyawan (39%) di wilayah Asia Pasifik memiliki
komitmen yang tinggi terhadap organisasi (Brown, 2013). Selain itu,
survei yang dilakukan oleh Global Workforce Study (GWS) pada tahun
2012 menemukan bahwa dua pertiga dari jumlah karyawan yang menjadi
subjek tidak memiliki keterikatan yang kuat terhadap organisasi dan
memilih untuk meninggalkan organisasinya kurang dari dua tahun dari
masa kerja. Survei tersebut menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki
keterikatan yang tinggi terhadap organisasinya akan cenderung memilih
untuk bertahan dalam waktu yang lama. (Rudi, 2012).
Ketika perpindahan dalam sebuah organisasi tinggi, hal tersebut
menunjukkan bahwa karyawan yang bersangkutan memiliki rasa
keterikatan terhadap organisasi yang rendah (Rudi, 2012). Dwijayanti
(2016) mengungkapkan bahwa pada dasarnya perusahaan tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melarang karyawan yang terampil dan potensial untuk tetap bertahan
dalam organisasi. Menurut Keskes (2014), banyak peneliti yang
mengungkapkan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi penting
untuk diperhatikan agar dapat menentukan kesuksesan perusahaan dalam
meminimalisir tingkat perpindahan karyawan.
Perusahaan atau organisasi yang mengalami perpindahan atau
keluarnya karyawan dengan intensitas yang tinggi akan merasakan
dampak buruk. Perpindahan karyawan dari satu hotel ke hotel lain akan
menimbulkan peningkatan biaya operasional hotel. Joarder, Sharif, dan
Ahmmed (2011) mengungkapkan bahwa tingkat perpindahan karyawan
yang tinggi sangat berbahaya bagi organisasi. Dampak tersebut dapat
berupa kerugian dari sisi biaya, sumber daya, dan waktu. Rousseau (1984)
mengungkapkan bahwa kerugian yang ditimbulkan dari tingkat
perpindahan karyawan yang tinggi meliputi biaya langsung yang terkait
dengan rekrutmen, biaya pelatihan karyawan baru dan kerugian karena
adanya produktifitas organisasi yang terhambat.
Hasil wawancara peneliti dengan HR Manager salah satu Hotel di
Yogyakarta menggambarkan tingginya tingkat perpindahan karyawan dari
hotel satu ke hotel yang lain di Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara,
narasumber mengungkapkan bahwa di sektor perhotelan wilayah
Yogyakarta mengalami tingkat perpindahan karyawan dari suatu
organisasi ke organisasi lain yang tinggi. Hal tersebut didasarkan berbagai
macam alasan, tergantung pada setiap individu. Terdapat individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memang merasa nyaman bekerja di suatu perusahaan, namun terdapat juga
individu yang sering berpindah perusahaan untuk mengejar karirnya.
Narasumber mengungkapkan bahwa perpindahan karyawan yang tinggi
tersebut memang cenderung merugikan pihak perusahaan yang
ditinggalkan karena harus kembali melakukan rekrutmen
karyawan-karyawan baru.
Keinginan seorang karyawan untuk berpindah atau meninggalkan
organisasi terkait erat dengan komitmen organisasi (DeMicco & Reid,
1988). Komitmen organisasi menjadi prediktor paling penting pada tingkat
perpindahan atau keluarnya karyawan dari organisasi (Witasari, 2009).
Menurut Meyer dan Allen (1997), komitmen organisasi didefinisikan
sebagai dedikasi individu dan loyalitasnya terhadap sebuah perusahaan.
DeMicco dan Reid (1988) menyatakan bahwa komitmen organisasi
bersifat luas, yakni mencerminkan respon afektif seorang karyawan
kepada organisasi secara keseluruhan. Komitmen organisasi adalah hal
yang sangat penting untuk setiap individu (karyawan) dan organisasi
dalam hal variabel yang dihasilkan, seperti tingkat absen, intensi turnover,
stres kerja, organizational citizenship behavior, kepuasan kerja, motivasi
kerja, performansi, dan produktifitas kerja (Boglar, 2005).
Komitmen organisasi menjadi salah satu faktor yang dapat
membantu perusahaan untuk tetap memiliki karyawan yang berkualitas
(Lambert & Paoline, 2008). Penelitan-penelitian yang ada menyatakan
bahwa komitmen organisasi menjadi faktor yang signifikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
suksesnya sebuah organisasi. Karyawan yang berkomitmen akan memiliki
kepedulian terhadap organisasi dan usaha yang terus menerus untuk
memastikan bahwa perusahaan akan dapat berjalan dengan baik (Lambert,
Hogan, & Jiang, 2008). Sehingga, dengan adanya kepedulian yang
dimiliki karyawan terhadap organisasinya, karyawan yang berkomitmen
akan memiliki tujuan, mau terlibat dan berusaha untuk membantu
perusahaan dalam usaha menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi (Mowday, Steers, & Porter, 1979). Hal ini didukung oleh
Johnson (2012) serta Meyer dan Allen (1997) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi level dari komitmen karyawan terhadap organisasi, secara
empiris tingkat turnover (perpindahan karyawan) dan absen akan semakin
menurun.
Allen dan Meyer (1990) mengungkapkan adanya tiga dimensi dari
komitmen terhadap organisasi. Ketiga dimensi tersebut meliputi dimensi
afektif, kontinum, dan normatif. Meyer dan Allen (1991) mengungkapkan
bahwa sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan dapat memiliki
komitmen terhadap organisasi berdasarkan berbagai alasan yang
mendasari. Dimensi komitmen afektif memiliki pengaruh yang paling kuat
pada performansi dan peningkatan kualitas pelayanan organisasi, karena
individu dengan afektif komitmen yang tinggi akan merasa memiliki
perasaan yang positif terhadap organisasi. Perasaan tersebut sangat kuat
dan akan merasa senang saat organisasi dapat mencapai tujuannya karena
individu tersebut merasa bangga atas keterlibatannya dalam organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tersebut (Meyer & Allen, 1997). Dimensi komitmen afektif memiliki
pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan dimensi komitmen
organisasi yang lain dalam memengaruhi kualitas performansi, tingkat
turnover, dan absen karyawan (Meyer & Allen, 1991; Mowday, Steers, &
Porter, 1979).
Penelitian-penelitian yang ada, menunjukkan bahwa karakteristik
personal, situasi dalam organisasi, jenis pekerjaan, dan pengalaman kerja
dapat memengaruhi tingkat komitmen organisasi karyawan (Steers, 1977;
Coetzee, 2005; Baldev, Mohapatra,dan Rai, 2013). Karakteristik personal
menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi komitmen organisasi
karyawan (Coetzee, 2005). Meyer dan Allen (1997) menambahkan bahwa
anteseden dari komitmen afektif sendiri meliputi karakter personal
(kepribadian), karakter pekerjaan, pengalaman kerja, dan karakter
struktural organisasi. Kepribadian menjadi faktor penting untuk
memprediksi tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi (Hutapea,
2012). Pengaruh dari sifat-kepribadian lebih tinggi dibandingkan faktor
komitmen organisasi yang lain, seperti kepuasan kerja, managerial, dan
lainnya (Seniati, 2006).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepribadian menjadi faktor
penting dalam komitmen afektif, karena kepribadian adalah sesuatu yang
melekat pada diri karyawan dan lebih sulit untuk diubah sehingga akan
cenderung bersifat konstan (Feist & Feist, 2009). Semakin sesuai
kepribadian karyawan dengan pekerjaannya, hal tersebut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
meningkatkan komitmen karyawan untuk tetap bekerja di dalam
organisasi. Kepribadian seseorang tumbuh dan bertahan secara konsisten,
berhubungan dengan kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Ditambahkan
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Erdheim, Wang, dan Zickar
(2006), menemukan bahwa kepribadian dapat memainkan peran penting
dalam pengembangan komitmen terhadap organisasi.
Seniati (2006) menunjukkan bahwa kepribadian seorang karyawan
sesuai untuk dijadikan dasar dalam melihat atau memprediksi komitmen
karyawan terhadap organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Newstorm dan Davis (1993) yang mengungkapkan bahwa kepribadian
dapat memengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi. Sifat
kepribadian neurotism yang rendah dikemukakan oleh Watson dan Clark
(1984), serta Erdheim et al. (2006) dapat mendorong seorang karyawan
memiliki komitmen organisasi yang berkesinambungan karena kesesuaian
pekerjaan. Ditambahkan oleh hasil penemuan dari Organ dan Lingl
(1995), bahwa seorang karyawan dengan kecenderungan kepribadian
conscientiousness akan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
Hutapea (2012) yang meneliti hubungan kepribadian dengan komitmen
pada guru, menemukan bahwa kepribadian extraversion, oppeness to
experience, agreeableness, dan conscientiousness memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi.
Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa lima dimensi
kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neurotism,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dan opennes to experience) memiliki peran penting dan relevan dalam
perkembangan komitmen organisasi (Erdheim et al., 2006; Spagnoli &
Caetano, 2012). Hasil penelitian dari Erdheim et al. (2006) menemukan
bahwa secara tersirat dimensi kepribadian di dalam Big Five dapat
memiliki implikasi yang berguna untuk menggambarkan dasar-dasar
personal terhadap komitmen organisasi. McCrae dan Costa (dalam Peeters
et a.l, 2006) menemukan bahwa kelima faktor yang ada di dalam dimensi
kepribadian Big Five -extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neurotism, dan opennes to experience- dapat secara konsisten
mendeskripsikan kepribadian untuk sampel yang beragam. Big Five
personality memberikan konspetual dan pengukuran yang jelas terhadap
kepribadian (Goldberg, 1990 dalam Peeters, Rutte, Tuijl, & Reymen,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
mengenai kepribadian dan komitmen terhadap organisasi, peneliti
menemukan bahwa penelitian terkait dengan hubungan antara kepribadian
dengan komitmen organisasi memiliki hasil yang berbeda pada setiap
konteks (Erdheim et al., 2006; Spagnoli & Caetano, 2012). Penelitian
terdahulu yang membahas mengenai hal tersebut (Seniati, 2006 &
Hutapea, 2012) masih dalam ranah profesi sebagai guru dan dosen dan
menemukan hasil yang berbeda di setiap konteks yang diteliti. Pada
konteks dosen, ditemukan seseorang yang memiliki kecenderungan
kepribadian openness to experience memiliki hubungan yang positif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sedangkan pada konteks guru hal tersebut tidak ditemukan. Hal ini sesuai
dengan penjelasan yang diungkapkan oleh Caldwell dan O‟Reily (1990)
bahwa semakin sesuai sifat-kepribadian seseorang dengan tuntutan
pekerjaan (the person-job fit), maka makin baik unjuk kerja dan sikap
yang berhubungan dengan pekerjaannya. Seniati (2006) juga
menambahkan bahwa kepribadian akan memengaruhi kualitas komitmen
seorang karyawan terhadap organisasi, namun, hal tersebut tergantung
oleh jenis pekerjaan dari karyawan itu sendiri. Terdapat saran dalam
penelitian Spagnoli dan Caetano (2012) yang mengungkapkan bahwa
perlu untuk dilakukan penelitian terkait kepribadian dengan komitmen
terhadap organisasi dalam konteks yang beragam.
Bertolak dari hal tersebut, penelitian ini sebagai pemenuhan dari
saran dan penemuan tersebut dan akan meneliti di konteks lain dalam
profesi organisasi yang menjual jasa dan mengutamakan kepuasan
konsumen, yaitu industri perhotelan di Yogyakarta karena melihat
peningkatan jumlah hotel yang tinggi dan juga diiringi persaingan yang
juga semakin ketat, sehingga karyawan akan memiliki banyak alternatif
lain untuk berpindah hotel untuk bekerja, dengan menguji hubungan antara
kecenderungan kepribadian dalam Big Five dengan komitmen terhadap
organisasi pada karyawan perhotelan di Yogyakarta. Namun, Peneliti
hanya akan melihat hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness,
conscientiousness, openness to experience, dan extraversion. Peneliti tidak
menggunakan dimensi kepribadian neurotism karena dimensi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memiliki hubungan yang negatif dengan komitmen afektif ada seluruh
konteks pekerjaan yang telah diteliti (Judge et al, 2002; Erdheim et al,
2006). Sehingga, hasil hubungan tersebut sudah konsisten dan tidak
memiliki perbedaan pada konteks yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness,
conscientiousness, openness to experience, dan extraversion dengan
dimensi komitmen afektif pada karyawan perhotelan di Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menguji hubungan antara dimensi
kepribadian agreeableness, conscientiousness, openness to experience,
dan extraversion pada Big Five personality dengan komitmen afektif pada
karyawan perhotelan di Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat menjadi sumbangan berupa acuan
pengetahuan pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai
hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness,
conscientiousness, openness to experience, dan extraversion dengan
komitmen afektif pada karyawan perhotelan di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan
perusahaan atau organisasi dalam melakukan rekrutmen dan seleksi
karyawan pada penempatan karyawan hotel. Proses rekrutmen dan
seleksi dapat lebih menaruh perhatian pada tipe kecenderungan
kepribadian karyawan agar dapat sesuai dengan karakteristik
pekerjaannya dan dapat memiliki komitmen afektif terhadap
organisasi yang tinggi, apabila hasil dalam penelitian menunjukkan
pembuktian dari hipotesis yang diajukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komitmen Afektif
1. Definisi Komitmen Organisasi
Penelitian mengenai komitmen organisasi mulai berkembang
pada era 1960an dan mulai dianggap penting untuk dikaji dalam
melihat perkembangan sebuah organisasi. Seorang karyawan dalam
sebuah perusahaan yang memiliki komitmen tinggi dipercaya dapat
memberikan keuntungan lebih terhadap perusahaan tersebut. Minat
dalam mengkaji komitmen organisasi terus berlanjut hingga pada
tahun 1980, mulai terdapat percabangan dalam teori komitmen
organisasi (Meyer, 2016).
Mowday, Porter, dan Steers (1979) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai kekuatan relatif dari setiap individu untuk
mengidentifikasikan diri dan terlibat di dalam seluruh partikular dalam
organisasi. Terdapat ungkapan bahwa komitmen organisasi
melibatkan keterlibatan aktif karyawan untuk memberikan kontribusi
penting bagi organisasi. Terdapat ciri dalam pengertian tersebut
bahwa ada kepercayaan yang kuat dari karyawan terhadap nilai dan
tujuan organisasi, kesiapan karyawan untuk bekerja keras, dan adanya
keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Allen dan Meyer (1990) merupakan tokoh yang terakhir kali
mengembangkan tipologi dari komitmen organisasi dengan tiga aspek
seperti komitmen afektif, normatif, dan kontinum. Komitmen
organisasi adalah kondisi psikologis karyawan dengan organisasinya,
dan mempunyai peran dalam keputusan karyawan untuk tetap berada
dalam organisasi atau bahkan keluar dan berhenti dari organisasi
(Ugboro dan Obeng, dalam Dordevic, 2004). Meyer, Stanley,
Herscovitch, dan Topolnytsky (2002) mengungkapkan bahwa
komitmen organisasi didefinisikan sebagai rasa keterikatan karyawan
terhadap sebuah organisasi dan memengaruhi keputusannya untuk
tetap berada dalam organisasi atau meninggalkan organisasinya.
Lambert, Hogan, dan Jiang (2008) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai faktor yang siginifikan bagi suksesnya sebuah
perusahaan atau organisasi, dengan kata lain adalah bahwa komitmen
organisasi merupakan keadaan dimana karyawan memiliki kemauan
untuk mempertahankan organisasi dan akan berusaha untuk terlibat
dalam keberhasilan organisasi. Muthuveloo dan Rose (2005)
menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu tingkat
ikatan karyawan pada beberapa aspek dalam pekerjaannya. Komitmen
organisasi menjelaskan kekuatan yang relatif dari karyawan akan
usahanya dalam proses identifikasi dan berusaha untuk terlibat aktif
pada perubahan dalam organisasi (Fu, Deshpande, dan Zhao, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan definisi-definisi komitmen organisasi dari
berbagai tokoh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
organisasi merupakan sebuah kondisi perasaan keterikatan karyawan
pada organisasi yang memunculkan usaha untuk dapat terlibat aktif
dalam menciptakan tujuan organisasi serta melaksanakan tanggung
jawab untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.
2. Dimensi Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1997) berasumsi bahwa setidaknya di dalam
komitmen organisasi secara umum terdapat 3 dimensi, yaitu:
a. Komitmen Afektif
Komitmen afektif merupakan keterikatan psikologis dan kesetiaan
terhadap suatu organisasi (Jauch, Glueck, & Osborn, 1978).
Aspek ini memiliki keterkaitan dengan keinginan untuk terikat
pada organisasi secara emosional. Karyawan ingin menjadi
bagian dalam perusahaan karena merasa memiliki keterikatan
secara emosional atau dengan kata lain merasa memiliki
kesamaan nilai dengan organisasi. Secara konsisten, komitmen
afektif berhubungan erat dengan output individu dan organisasi,
terutama kepuasan kerja, keterlibatan kerja, turnover, dan
pengalaman kerja (Meyer, Stanley, Herscovitch, & Topolnytsky,
2002). Komitmen afektif dapat secara langsung memengaruhi
produktifitas dalam individu atau organisasi yang dapat muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karena adanya pengaruh dari harapan karyawan terhadap
organisasinya (Stazyk, Pandey, & Wright, 2011).
b. Komitmen Kontinum
Dimensi ini muncul dari teori yang diungkapkan oleh H Becker
(dalam Lambert et al., 2008). Komitmen kontinum dapat muncul
sejalan dengan pertimbangan yang muncul dari karyawan dari sisi
nilai yang didapatkan dari organisasi. Semakin besar nilai yang
akan didapatkan oleh karyawan dalam organisasi, akan
mengurangi keinginan karyawan untuk meninggalkan
organisasinya. Selain itu, juga berkaitan dengan pemikiran
mengenai biaya yang tidak didapatkan dan yang akan hilang jika
meninggalkan organisasi ke depannya (Meyer et al., 2002).
c. Komitmen Normatif
Komitmen normatif muncul karena adanya tanggung jawab moral
yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi. Komitmen ini
dipengaruhi oleh adanya motivasi karyawan untuk membuat
dirinya nyaman dan sesuai dengan norma sosial yang ada di
dalam organisasi (Meyer & Allen, 1997). Selain itu, Meyer et al.
(2002) berpendapat bahwa komitmen normatif mencerminkan
kepatuhan karyawan secara penuh dengan aturan dalam
organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Definisi Komitmen Afektif
Meyer dan Allen (1997) mengungkapkan bahwa komitmen afektif
merupakan perasaan keterikatan karyawan terhadap organisasinya secara
emosional. Karyawan dengan komitmen afektif yang tinggi terhadap
perusahaan akan merasa terlibat dalam organisasi dan menjadi bagian dari
organisasi tersebut. Hal tersebut disebabkan karena karyawan sudah merasa
bahwa dirinya memiliki nilai dan tujuan yang sama dengan organisasi.
Karyawan dengan komitmen afektif yang tinggi juga akan berusaha untuk
terlibat aktif dalam proses organisasi mencapai tujuannya dan termotivasi
untuk dapat memiliki pengaruh dalam organisasi.
Tingkat komitmen afektif memiliki kontribusi dalam menentukan
level kesetiaan dan dedikasi karyawan terhadap organisasinya. Komitmen
afektif merupakan komponen dari komitmen terhadap organisasi yang
dipandang paling efektif dalam meningkatkan efektivitas organisasi
(Rhoades, Eisenberger, Armeli, 2001). Selain itu, komponen komitmen
tersebut juga menekankan pada segi emosional karyawan yang melekat
dengan organisasinya, sehingga dirinya memiliki motivasi untuk tetap
bertahan dalam organisasi (Allen dan Meyer, 1990). Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa komitmen
afektif merupakan rasa keterikatan karyawan dengan organisasinya yang
didasarkan pada perasaan emosional yang muncul karna memiliki nilai dan
tujuan yang sama dengan organisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Aspek Komitmen Afektif
Meyer dan Allen (1991) mengungkapkan bahwa terdapat aspek yang
dapat membentuk komitmen afektif dalam diri karyawan dengan
organisasinya. Hal tersebut terlihat dari adanya ungkapan bahwa komitmen
afektif merupakan keterikatan seorang karyawan terhadap organisasinya
secara emosional dan menunjukkan adanya usaha untuk dapat
mengidentifikasi diri dengan organisasi, dan keterlibatan untuk tetap aktif di
dalam organisasi (Meyer & Allen, 1991).
Karyawan tersebut memiliki keyakinan yang sejalan dengan nilai dan
tujuan dari organisasi. Hal tersebut akan meningkatkan ketertarikannya untuk
dapat bertahan dalam organisasi karena keseuaian dirinya dengan organisasi
dalam hal nilai dan tujuannya (Meyer, 2016). Melalui hal tersebut, Steers
(1977) mengungkap adanya 3 aspek yang dapat membentuk komitmen afektif
karyawan, yakni:
i. Identifikasi
Aspek ini melihat adanya keyakinan dari diri karyawan untuk
dapat memberikan penerimaan terhadap nilai dan tujuan yang
ada di dalam organisasinya. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya kesamaan nilai dan tujuan dari diri karyawan dengan
organisasi, serta karyawan dapat menerima segala keputusan dan
kebijakan yang dilakukan organisasi untuk dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ii. Keterlibatan
Aspek ini melihat adanya usaha dari diri karyawan untuk selalu
terlibat aktif dalam organisasnya. Usaha untuk dapat terlibat
tersebut diwujudkan dari keikutsertaanya dalam organisasi
melalui tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya
diselesaikan sesuai target atau bahkan dapat melebihi target yang
diharapkan. Karyawan tersebut juga akan berusaha untuk dapat
membantu tugas diluar tanggung jawabnya jika dibutuhkan.
iii. Loyalitas
Aspek ini merupakan kondisi karyawan untuk memilih dapat
bertahan di dalam organisasinya. Seorang karyawan tersebut
memiliki pandangan, nilai, dan tujua yang dapat menunjukkan
bahwa dirinya termasuk dalam bagian di organisasi.
5. Faktor yang Memengaruhi Komitmen Afektif
Van Dyne dan Graham (dalam Coetzee, 2005) mengungkapkan bahwa
terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi komitmen afektif.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Karakteristik Personal
Berikut beberapa karateristik personal yang dianggap dapat
memengaruhi komitmen afektif:
i. Usia dan masa kerja. Menurut Mathieu dan Zajac (1990),
mengungkapkan bahwa adanya korelasi positif namun
rendah dengan komitmen organisasi. Namun, di sisi lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penelitian yang dilakukan oleh Cohen (1991) menemukan
bahwa biasanya karyawan dengan masa kerja pada
tahap-tahap awal lebih memiliki komitmen yang tinggi
dibandingkan dengan karyawan dengan karyawan pada
tahap masa kerja yang lebih lama.
ii. Tingkat pendidikan. Karakteristik ini dapat memengaruhi
komitmen afektif secara negatif. Semakin tinggi tingkat
pendidikan dari individu, harapan juga akan semakin tinggi.
Sehingga kemungkinan besar perusahaan tidak memenuhi
semuanya.
iii. Jenis kelamin. Pada jenis kelamin wanita, pada umumnya
memiliki kecenderungan tingkat komitmen afektif yang
lebih tinggi karena menghadapi tantangan yang besar dalam
mengembangkan karirnya dalam organisasi.
iv. Status perkawinan. Pada umumnya karyawan yang sudah
menikah lebih memiliki komitmen afektif yang tinggi.
v. Keterlibatan kerja. Ketika seorang karyawan sudah
dibiasakan dengan pekerjaan dan sering dilibatkan dalam
sebuah proyek tertentu akan menumbuhkan rasa keterikatan
mereka terhadap organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Faktor Situasional
i. Nilai Pekerjaan
Dalam faktor ini terdapat nilai-nilai seperti kualitas, inovasi,
kerjasama, pertisipasi, dan kepercayaan. Ketika karyawan
semakin percaya akan nilai-nilai dalam pekerjaan, maka
mereka akan semakin memiliki komitmen afektif yang
tinggi terhadap organisasi, karena karyawan tersebut akan
semakin berusaha untuk berkontribusi dalam memberikan
usulan dan solusi untuk membantu kesuksesan organisasi.
ii. Keadilan Organisasi
Keadilan organisasi meliputi keadilan distributif,
prosedural, dan interaksional. Persepsi yang positif terhadap
sistem keadilan dalam organisasi akan memicu
meningkatkan komitmen dan kepercayaan karyawan
terhadap organisasinya (Schmiesing & Safrit, 2006).
iii. Karakteristik Pekerjaan
Faktor ini meliputi pekerjaan yang berguna, otonomi, dan
umpan balik yang merupakan motivasi karyawan. Coetze
(2005) mengungkapkan bahwa ketika karyawan semakin
puas akan berbagai nilai yang terdapat dalam karakteristik
pekerjaannya, maka hal tersebut akan meningkatkan rasa
tanggung jawab karyawan dan rasa keterikatannya terhadap
organisasi. Selain itu, menurut Cohen (1991) karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pekerjaan memiliki efek yang dapat dibilang cukup besar
terhadap komitmen karyawan terhadap organisasi.
iv. Dukungan Organisasi
Pack dan Soetjipto (2005) mengungkapkan bahwa ketika
karyawan semakin merasa dipedulikan oleh organisasi dan
merasa disejahterakan, maka hal tersebut akan
meningkatkan kontribusi karyawan dan merasa menjadi
bagian utuh dalam organisasinya tersebut.
c. Faktor Kedudukan
Dalam faktor ini, Coetze (2005) mengungkapkan bahwa secara
konsisten status sosial dan ekonomi dari setiap karyawan yang
berbeda-beda dapat menjadi prediktor dari komitmen organisasi
yang paling kuat. Status jabatan dan tanggung jawab yang
semakin tinggi akan meningkatkan motivasi karyawan untuk
terlibat dalam organisasi.
Jika dilihat dari setiap dimensi dalam komitmen afektif yang
diungkapkan oleh Meyer dan Allen (1997) mengungkapkan adanya
anteseden pada masing-masing dimensi tersebut, antara lain:
a. Dimensi komitmen afektif dapat secara signifikan dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi, jabatan, pengalaman kerja, dan
karakteristik struktural yang meliputi besar kecilnya suatu
organisasi, perluasan kontrol, serta otoritas yang
disentralisasikan. Pengalaman kerja menjadi salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
anteseden yang dapat memberikan pengaruh paling besar
terhadap komitmen afektif terutama pengalaman atas
kebutuhan psikologis untuk merasa nyaman dalam
menjalankan perannya di unit kerja.
b. Dimensi komitmen kontinum dapat dipengaruhi oleh besar
kecilnya investasi seorang karyawan dalam organisasi, dan
adanya persepsi terhadap lebih atau kurangnya alternatif
pekerjaan lain. Namun, di sisi lain Dunham, Grube dan
Castaneda (1994) mengungkapkan bahwa dari anteseden yang
disebutkan oleh Meyer dan Allen (1990) di atas tidak ada yang
dapat memengaruhi dimensi kontinum secara signifikan.
c. Dimensi komitmen normatif dapat dipengaruhi dari
pengalaman individu sebelum masuk dalam organisasi, serta
pengalaman sosialisasi yang dimiliki. Ditambahkan oleh
Dunham, Grube, dan Castaneda (1994), bahwa persepsi
terhadap manajemen yang partisipatif dapat meningkatkan
komitmen normatif karyawan secara signifikan.
Selain itu, usaha meningkatkan komitmen karyawan terhadap
organisasinya dapat dilakukan dengan adanya perlakuan sistem
manajemen yang dapat menerapkan nilai untuk menghargai orang
lain, dapat saling mengkomunikasikan misi serta pemikiran,
mempertahankan adanya keadilan dalam organisasi, serta dukungan
terhadap adanya usaha dalam pengembangan karyawan. Caldwell dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
O‟Reilly (1990) menyatakan bahwa hal tersebut dapat menjadi salah
satu pertimbangan dalam bidang manajemen organisasi untuk dapat
mengusahakan adanya rasa keterikatan karyawan terhadap organisasi
mereka.
B. Kepribadian Big Five
1. Definisi Kepribadian Big Five
Kepribadian telah terkonsep dari berbagai perspektif teori
dan bermacam-macam level abstraksi (McAdams, 1995 dalam
Pervin, Cervone, & John,2004). Terdapat pendapat dari beberapa
tokoh seperti Allport, Eysenck, dan Cattel yang mengungkapkan
bahwa sifat manusia merupakan unit dasar dari kepribadian yang di
dalamnya terdapat kecenderungan umum untuk melakukan respon.
Allport dan Odbert mengungkapkan bahwa karena adanya ratusan
atribut kepribadian manusia, hal tersebut lebih baik untuk dapat
diorganisasikan dalam taksonomi yang memuaskan agar membantu
para peneliti untuk mengukur kepribadian manusia lebih mudah
dan meluas. Namun, tokoh-tokoh ini memiliki pandangan yang
berbeda mengenai penggunaan analisis faktor dalam mengkaji sifat
kepribadian setiap individu yang unik (Pervin et al., 2004).
Feist dan Feist (2008) menambahkan bahwa sifat dari
manusia dapat memberikan kontribusi dalam menganalisis
perbedaan pada manusia dan konsistensi perilakunya. Dalam
mengkaji Psikologi Kepribadian membutuhkan model deskriptif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
atau taksonomi, dari sifat manusia. Mulai pada akhir tahun 1970,
Costa dan McCrae membangun taksonomi yang dapat mengkaji
sifat dari kepribadian. Setelah beberapa dekade, akhirnya
pendekatan yang dapat melihat taksonomi kepribadian secara
menyeluruh ditemukan, yaitu kepribadian big five (John &
Srivastava, 1999).
Istilah “lima besar” atau big five yang digunakan dalam
menyebutkan taksonomi kepribadian tersebut pertama kali
diungkapkan oleh Goldberg (1981). Pada awalnya, Costa dan
McCrae (1976 dalam Feist & Feist, 2009) hanya menerapkan tiga
dimensi kepribadian seperti neurotism, extraversion, dan openness
to experience. Kemudian pada tahun 1985, Costa dan McCrae
mulai menerapkan lima dimensi dalam mengukur kepribadian
manusia dalam Inventori NEO-PI. Kelima dimensi (extraversion,
conscientiousness, neurotism, openness to experience,
agreeableness) memiliki konsistensi yang baik dan sangat
menggambarkan kepribadian manusia (Feist & Feist, 2009).
Dimensi-dimensi dalam kepribadian Big five dapat
menyajikan fungsi yang integratif karena dapat merepresentasikan
sistem yang berbeda dalam mendeskripsikan kepribadian dengan
penjelasan yang umum (John dan Srivastava, 1999). Mulai pada
tahun 1990-an, mulai banyak psikolog yang berpegang pada model
big five. Banyak peneliti yang sudah setuju bahwa perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
karateristik setiap individu dapat diorganisir dan diukur
menggunakan lima dimensi dalam kepribadian big five yang luas
(John & Srivastava, 1999).
2. Dimensi Kepribadian Big Five
Pada masa ini, big five banyak digunakan oleh para peneliti
untuk mengukur kepribadian pada setiap individu. Big five diyakini
dapat memberikan gambaran yang lebih baik untuk dapat
memahami struktur kepribadian setiap orang (Mastuti, 2005).
Kepribadian big five tidak memberikan penilaian terhadap salah
satu kepribadian yang dominan dalam diri seseorang, namun
konsep tersebut memberikan gambaran seberapa kuat setiap
kepribadian dalam diri seseorang (McCrae dalam Pervin, Cervone,
& John, 2004).
Seiring berjalannya waktu, kepribadian big five
berkembang melalui 2 pendekatan, yaitu pendekatan psikoleksikal
dan kuesioner. Pendekatan psikoleksikal merupakan pendekatan
yang meminta subjek untuk menilai dirinya sendiri pada kumpulan
kata-kata sifat yang berasal dari berbagai bahasa yang ada (DeRaad
& Perugini, 2002). Tranparent Bipolar Inventory yang
dikembangkan oleh Goldberg (1981) merupakan salah satu contoh
alat ukur yang menggunakan pendekatan psikoleksikal. Sedangkan,
pendekatan kuesioner merupakan pendekatan yang menggunakan
kumpulan pernyataan yang didasarkan pada sifat-sifat dasar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepribadian big five yang sering disebut sebagai facet. Salah satu
contoh alat ukur yang didasarkan pendekatan ini adalah 16 PF.
Penelitian ini menggunakan alat ukur yang berasal dari pendekatan
psikoleksikal yang dikembangkan oleh Goldberg (1992).
Goldberg (1991) mengemukakan adanya lima dimensi dalam
kepribadian big five yang dapat menggambarkan kepribadian
seseorang secara menyeluruh dan konsisten. Kelima dimensi
kepribadian tersebut adalah:
a. Neurotisme (Neurotism)
Mengidentifikasikan individu yang rentan terhadap tekanan
psikologis, ide tidak realistis, dorongan yang berlebihan
dan respon coping yang maladaptif. Neurotism
menunjukkan perbedaan individu dalam pengalaman
distress-nya (McCrae & John, 1992). Dimensi ini
menggambarkan seseorang yang cenderung penuh dengan
kecemasan, temperamen, merasa tidak aman, rentan
terhadap gangguan. Sebaliknya, jika seseorang
mendapatkan skor rendah menggambarkan bahwa individu
yang tenang, puas terhadap diri sendiri, merasa aman, dan
tidak emosional (Feist & Feist, 2009; Pervin et al., 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Ekstraversi (Extraversion)
Dimensi ini menggambarkan mengenai penilaian kuantitas
dan kualitas setiap individu dalam interaksinya dengan
lingkungan, kebutuhan akan dorongan, serta kapasistasnya
dalam menikmati lingkungan sekitar. Individu dengan
ekstraversi tinggi digambarkan sebagai seseorang yang
penuh kasih sayang, mampu bersosialisasi, ceria, senang
berbicara, dan menyenangkan. Sebaliknya, jika memiliki
skor rendah digambarkan sebagai individu yang tertutup,
pendiam, serta tidak dapat mengekspresikan diri secara
utuh (Feist & Feist, 2009; Pervin et al., 2004).
c. Keterbukaan pada Pengalaman (Openness to Experience)
Dimensi ini membedakan antara orang-orang yang proaktif,
dan memiliki penghargaan terhadap pengalaman untuk
dirinya sendiri. Individu yang memiliki skor tinggi
merupakan seseorang yang senang mencari pengalaman
baru, imajinatif, rasa penasaran yang tinggi. Sebaliknya,
jika memiliki skor rendah termasuk individu yang tidak
artistik, tidak memiliki rasa penasaran yang tinggi, keras
hati (Feist & Feist, 2009; Pervin et al., 2004).
d. Keramahan (Agreeableness)
Dimensi ini menilai kualitas setiap individu dalam orientasi
interpersonal dalam jangka waktu lama dalam pemikiran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
perasaan, dan tindakan. Setiap individu yang memiliki skor
tinggi pada dimensi ini digambarkan sebagai seseorang
yang lembut, ramah, mau membantu, mudah dibujuk,
bersahabat, dan memiliki toleransi. Sedangkan, jika
memiliki skor rendah cenderung digambarkan sebagai
individu yang penuh dengan perasaan curiga, kasar,
pendendam, pemarah, manipulatif, dan cenderung tidak
dapat bekerja sama (Feist & Feist, 2009; Pervin et al.,
2004)
e. Kesadaran (Conscientiousness)
Dimensi ini menilai tingkat intelegensi seseorang,
ketekunan dan motivasi dalam arah tujuan. Skor tinggi
menggambarkan individu yang terorganisir, pekerja keras,
dapat diandalkan, tepat waktu, teliti. Sebaliknya jika
memiliki skor rendah merupakan individu yang ceroboh,
malas, tidak teratur, tidak dapat diandalkan (Feist & Feist,
2009; Pervin et al., 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Dinamika Hubungan Komitmen Afektif dan Dimensi Kepribadian
Extraversion, Openness to Experience, Agreeableness,
Conscientiousness pada Big Five
Dinamika hubungan antara dimensi kepribadian dalam big five
dengan komitmen afektif, dapat dilihat melalui penelitian meta-analisis
yang dilakukan oleh Choi, Oh, dan Colbert (2015). Penelitian
meta-analisis tersebut menemukan bahwa dimensi dalam big five seperti
agreeableness, conscientiousness, opennes to experience, dan extraversion
memiliki hubungan yang positif dengan komitmen afektif. Spagnoli dan
Caetano (2012) menambahkan bahwa dimensi kepribadian dalam big five
personality tersebut memiliki hubungan secara langsung dengan komitmen
organisasi.
Watson dan Clark (1997) mengungkapkan bahwa seseorang
dengan kecenderungan extraversion dikarakteristikkan sebagai individu
yang ramah dan memiliki afeksi yang positif. Mengingat bahwa komitmen
afektif merupakan reaksi emosional positif karyawan terhadap organisasi,
dan emosionalitas positif merupakan inti dari extraversion, adalah wajar
untuk menganggap bahwa mereka yang memiliki kecenderungan
kepribadian extraversion akan mengalami komitmen afektif yang lebih
tinggi daripada mereka yang kurang extraversion. Sehingga, individu
tersebut akan cenderung memiliki keterikatan afektif yang tinggi terhadap
pekerjaan dan organisasinya termasuk dengan anggota-anggota yang ada
di dalam organisasi tersebut (Erdheim et al., 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Seseorang dengan kecenderungan opennes to experience yang
tinggi akan lebih memiliki daya imajinasi, rasa penasaran, kecerdasan, dan
keaslian yang lebih dibandingkan dengan yang lain (Barrick & Mount,
1991). Seorang karyawan dengan kecenderungan tersebut akan terfokus
pada peluang-peluang yang akan didapatkan dirinya jika mengambil
keputusan-keputusan untuk bertahan atau meninggalkan organisasinya
karena perasaan ingin mengalami pengalaman baru atau mencoba
tantangan yang lain (Dragoni, Oh, Vankatwyk, & Tesluk, 2011).
Sehingga, dalam hal ini tidak terlihat adanya hubungan yang signifikan
dengan komitmen afektif yang didasarkan atas keterikatan emosional
karyawan dengan organisasi. Namun, Choi, Oh, dan Colbert (2015)
mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya dalam budaya kolektif,
kecenderungan kepribadian openness to experience memiliki hubungan
positif terhadap komitmen afektif.
Pada dimensi agreeableness, seorang karyawan dengan
kecenderungan tersebut akan menjadi pribadi yang lebih kooperatif,
fleksibel, dan pemaaf. Maka dari hal tersebut, kecenderungan kepribadian
tersebut akan memiliki hubungan yang positif dengan komitmen afektif.
Hal tersebut dapat terlihat karena individu dengan kecenderungan tersebut
akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan afiliasi dengan menjadi
individu yang loyal, dan dapat dipercaya. Sehingga karyawan tersebut
akan cenderung ingin mengenal organisasinya lebih dalam lagi. (Barrick et
al., 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Di sisi lain menurut Spagnoli dan Caetano (2012), individu yang
memiliki agreeableness tinggi akan menjadi seseorang yang dapat percaya
dan perhatian dengan orang lain. Maka, hal tersebut akan dapat
meningkatkan afeksi individu terhadap organisasinya dibandingkan
dengan individu yang tidak memiliki agreeableness yang cukup. Selain
itu, karyawan yang memiliki agreeableness yang tinggi akan cenderung
merasa memiliki kedekatan dengan karyawan lain dalam beberapa hal.
Maka karyawan tersebut akan memunculkan perilaku yang dapat merubah
dan mengembangkan perusahaan dengan bekerja sama. Selanjutnya,
individu dengan kecenderungan agreeableness akan lebih memiliki rasa
toleransi yang tinggi terhadap adanya ketidaksetaraan dan atau
ketidakadilan yang ada selama proses pertukaran pengalaman sosial di
dalam organisasi, karena kecenderungan mereka untuk menjadi individu
yang setia dan dapat untuk dipercaya (Choi et al., 2015). Maka dari hal
tersebut, sangat kecil kemungkinan komitmen afektif mereka akan turun
sebagai respon terhadap pengalaman negatif (Skarlicki, Folger, & Tesluk,
1999).
Di lain hal, Individu dengan kecenderungan conscientiousness
merupakan individu yang dapat diandalkan, berhati-hati, terorganisir,
pekerja keras, dan berorientasi pada prestasi. Organ dan Lingl (1995)
mendeskripsikan conscientiousness sebagai tendensi untuk berfokus pada
tujuan pekerjaan. Hal tersebut akan mendorong karyawan untuk
meningkatkan perasaan emosionalnya terhadap organisasi (Choi et al.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2015). Melalui hal tersebut, dapat diasumsikan bahwa seorang karyawan
dengan kecenderungan conscientiousness yang tinggi, akan memiliki
komitmen afektif terhadap organisasi yang tinggi juga. Sifat ketelitian dari
individu dengan kecenderungan kepribadian conscientiousness
mendukungnya untuk menjadi anggota dalam organisasi yang bermanfaat.
Maka individu tersebut akan mendapat lebih banyak penghargaan dari
organisasi karena mereka berperan sebagai bukti dari pencapaian yang
didapatkan organisasi. Penghargaan yang berwujud dan tidak berwujud
tersebut akan dirasa sangat berguna bagi individu dan akan meningkatkan
keterikatan emosionalnya dengan organisasi (Barrick & Mount, 2009).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian terkait dengan hubungan
antara dimensi dalam big five dengan komitmen afektif di atas, peneltii
menyimpulkan bahwa dimensi kepribadian agreeableness,
conscientiousness, openness to experience, dan extraversion memiliki
hubungan yang positif dengan komitmen afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Skema Hubungan Dimensi Kepribadian Big Five dengan Komitmen
Afektif
Gambar. 2.1
Skema dimensi kepribadian big five dengan komitmen afektif
EXTRAVERSION
Memiliki perasaan penuh kasih
sayang, mampu bersosialisasi, senang
berbicara, ceria. (+)
KOMITMEN AFEKTIF
TINGGI
Tidak memiliki keinginan
untuk keluar atau pindah
dari organisasinya
Terlibat aktif dalam upaya
meningkatkan efektifitas
kinerja organisasi
Menunjukkan keterikatan
secara emosional dan
merasa menjadi bagian dari
organisasi (+)
OPENNESS TO EXPERIENCE
Memiliki rasa penasaran yang tinggi,
senang mencari pengalaman yang
baru, dan imajinatif. (+)
CONSCIENTIOUSNESS
Memiliki sikap bekerja yang
terorganisir, pekerja keras, tepat
waktu, dan teliti. (+)
AGREEABLENESS
Memiliki perilaku dan perasaan yang
lembut, mau membantu, ramah,
bersahabat, dan penuh toleransi. (+)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Hipotesis
Berdasarkan dinamika hubungan antara extraversion,
conscientiousness, openness to experience, dan agreeableness dengan
komitmen afektif, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara dimensi kepribadian
extraversion dengan komitmen afektif.
2. Terdapat hubungan yang positif antara dimensi kepribadian
agreeableness dengan komitmen afektif.
3. Terdapat hubungan yang positif antara dimensi kepribadian
openness to experience dengan komitmen afektif.
4. Terdapat hubungan yang positif antara dimensi kepribadian
conscientiousness dengan komitmen afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian, dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Jika dilihat
dari hasil yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
dasar yang memiliki dasar dalam membantu memperluas sebuah teori atau
menemukan teori-teori baru dalam kehidupan manusia (Siregar, 2013). Selain
itu, berdasarkan jenis data yang digunakan dan menurut tingkat eksplanasinya,
penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan asosiatif. Penelitian
kuantitatif bertujuan untuk mengkaji sebuah teori secara objektif dengan
menguji suatu fenomena secara statistik, sedangkan penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua
atau lebih variabel (Siregar, 2013). Selaras dengan tujuan penelitian ini yang
akan melihat suatu fenomena hubungan antar 2 variabel dengan menggunakan
uji statistik. Jika ditelaah berdasarkan metodenya, penelitian ini merupakan
penelitian survei, karena tidak melakukan suatu perubahan pada sampel yang
representatif dari suatu populasi yang akan diteliti (Kerlinger dalam Siregar,
2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Tergantung : komitmen afektif
2. Variabel Bebas : dimensi kepribadian extraversion, openness to
experience, agreeableness, dan conscientiousness dalam Big Five
C. Definisi Operasional
1. Dimensi Kepribadian dalam Big Five Personality
a. Extraversion
Dimensi ini memiliki karakteristik penuh dengan perasaan kasih
sayang, mampu bersosialisasi, ceria, senang berbicara, dan
menyenangkan.
b. Opennes to Experience
Dimensi ini memiliki karakteristik menyukai pengalaman baru,
imajinatif, memiliki rasa penasaran yang tinggi.
c. Agreeableness
Dimensi ini memiliki karakteristik lembut, ramah, senang membantu
orang lain, mudah terpengaruh, bersahabat, dan memiliki toleransi.
d. Conscientiousness
Dimensi ini memiliki karakteristik terorganisir, pekerja kerjas,
menghargai waktu, dan teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Variabel big five personality diukur dengan skala yang diadaptasi
dari alat ukur Transparent Bipolar Inventory yang dikembangkan oleh
Goldberg (1992, dalam Suhartanto, 2003). Alat ukur tersebut terdapat 50
item yang berbentuk beda semantik dan pilihan respon bersifat kontinum
pada setiap itemnya. Semakin tinggi skor total perdimensi yang dipilih
subjek untuk merespon, maka semakin tinggi pula kecenderungan subjek
pada dimensi-dimensi kepribadian yang diukur, begitu pula sebaliknya.
2. Komitmen Afektif
Komitmen afektif merupakan rasa keterikatan karyawan terhadap
organisasi yang didasarkan pada perasaan emosional yang muncul karena
merasa memiliki nilai dan tujuan yang sama dengan organisasi. Karyawan
tersebut akan memiliki motivasi yang tinggi untuk melaksanakan tanggung
jawabnya dan mempertahankan status keanggotaannya dalam perusahaan.
Variabel komitmen afektif diukur dengan adaptasi dari skala alat
ukur organizational commitment yang dikembangkan oleh Allen dan
Meyer (1990) dari ketiga komponen yang ada dalam variabel ini, yaitu
komitmen afektif, komitmen normatif, dan komitmen kontinum. Semakin
tinggi skor total pada dimensi komitmen afektif yang didapatkan, maka
semakin tinggi pula komitmen afektif yang dimiliki, begitu pula
sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Subjek Penelitian
Noor (2011) menyatakan bahwa sampel dalam penelitian merupakan
kumpulan dari beberapa subjek yang dianggap dapat mewakili populasi. Dalam
proses pengambilan sampel, peneliti memilih sejumlah elemen yang ada di
dalam populasi penelitian, kemudian dapat dipahami mengenai karakteristik
dari populasi. Sehingga peneliti mampu untuk menggeneralisasikan
karakteristik yang didapatkan pada elemen populasi untuk memilih
karakteristik dalam sampel yang akan digunakan.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan hotel berbintang empat di
Yogyakarta yang masih berdiri kurang dari dua tahun. Kriteria dari karyawan
hotel dalam penelitian ini adalah karyawan tetap maupun magang di hotel
tersebut. Hal tersebut dilihat dari latar belakang hotel yang masih terhitung
baru berdiri kurang dari dua tahun. Kemudian, proses penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling.
Teknik tersebut merupakan proses penentuan sampel dengan adanya
pertimbangan terhadap kriteria-kriteria yang ada (Siregar, 2013).
E. Metode dan Alat Pengambilan Data
Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei
dengan skala. Seluruh sampel yang dipilih peneliti akan menerima kuesioner
yang sama dan tidak terdapat kesempatan untuk sampel dalam mengajukan
tambahan pertanyaan susulan (Siregar, 2013). Variabel dalam penelitian diukur
menggunakan kuisoner yang di dalamnya menggunakan skala likert, selain itu
juga menggunakan skala ukur kepribadian dengan jenis skala semantic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
defferensial. Skala tersebut menuntut seluruh sampel untuk dapat menjawab
salah satu pernyataan dengan respon yang telah disediakan, dan juga
menggunakan item dengan pernyataan positif dan negatif untuk menjaga
konsitensi pengukuran sikap subjek (Siregar, 2013).
Sedangkan, skala alat ukur kepribadian merupakan penilaian dari subjek
terhadap dirinya sendiri yang berdasarkan pada pernyataan-pernyataan yang
ada dalam kuesioner. Skala semantic defferensial merupakan skala yang yang
digunakan untuk mengukur sikap, dan dalam bentuk pilihan respon yang
tersusun dalam garis kontinum. Jenis skala ini biasanya digunakan untuk
mengukur kecenderungan karakteristik dari seseorang (Sugiyono, 2013).
Variabel komitmen afektif diukur menggunakan adaptasi skala dari alat
ukur organizational commitment revisi terakhir yang dikembangkan oleh Allen
dan Meyer (1997). Peneliti mendapatkan kuesioner asli yang dikembangkan
oleh Allen dan Meyer (1997) melalui ijin yang sudah didapatkan. Dalam
penelitian ini, skala penelitian yang akan diadaptasi oleh peneliti menggunakan
bahasa Inggris. Peneliti melakukan adaptasi skala dengan terlebih dahulu
mengganti bahasa skala asli ke dalam bahasa Indonesia dengan metode back
translation. Kemudian, setelah skala penelitian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, peneliti melakukan uji validitas isi kepada beberapa ahli (expert
judgement) untuk melihat kesesuaian isi skala dengan konstruk yang akan
diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam alat ukur tersebut terdapat 8 item. Aturan dalam pemberian skor
yang berlaku dalam alat ukur ini adalah sebagai berikut: skor 1 diberikan ada
respon jawaban “sangat tidak setuju”, hingga skor 4 diberikan pada respon
jawaban “sangat setuju”. Peneliti akan mengadaptasi alat ukur pada seluruh
variabel dengan menghilangkan respon netral untuk menghindari adanya
central tendency effect atau kecenderungan subjek untuk memberikan banyak
respon netral pada pernyataan (Azwar, 2012). Distribusi item untuk skala
komitmen afektif adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1
Distribusi item skala komitmen afektif
Indikator Sebaran
Item
Jumlah item
(%)
Memiliki keinginan untuk tetap tinggal di
dalam organisasi 3 1 item
(12,5%)
Memiliki motivasi untuk dapat terlibat
dalam kegiatan di organisasi 7 1 item
(12,5%)
Menunjukkan adanya keterikatan secara
emosional dan merasa menjadi bagian dari
organisasi
1,2,4,5,6,8 6 item
(75%)
Jumlah 8 item
Selain itu, untuk dimensi kepribadian agreeableness, conscientiousness,
openness to experience, extraversion dalam big five personality diukur dengan
alat ukur yang peneliti adaptasi dari skala ukur kepribadian Transparent
Bipolar Inventory yang dikembangkan oleh Goldberg (1992). Skala tersebut
terdiri dari 50 item yang telah mencakup kelima dimensi yang ada dalam Big
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Five Personality, namun peneliti hanya menggunakan empat dimensi dengan
total jumlah 40 item tanpa dimensi neurotism. Pola dasar dalam alat ukur ini
menggunakan model beda semantik yang meminta subjek untuk memberikan
bobot penilaian untuk setiap pasangan kata sifat pada setiap kontinum skala.
Subjek akan diberi 9 pilihan respon, yang dari angka 1 menunjukkan kata pada
kutub kiri , hingga angka 9 yang menunjukkan kata pada kutub kanan.
Gambar. 3.1
Ilustrasi Transparent Bipolar Inventory
Konvensional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Modern
Tidak Filosofis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Filosofis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel. 3.2
Persebaran Item Tranparent Bipolar Inventory
Dimensi
(%)
Sifat (Facet-Facet)
Extraversion
(25%)
Terbuka Tertutup Tidak tegas tegas
Tidak
Energik
Energik Dikekang Spontan
Pendiam Banyak bicara Tidak Sosial Sosial
Takut Berani Tidak Antusias Antusias
Pasif Aktif Tidak suka
bepergian
Suka bepergian
Agreeableness (25%)
Dingin Hangat Tidak jujur Jujur
Tidak ramah Ramah Kikir Dermawan
Tidak
kooperatif
Kooperatif Sulit
menyesuaikan
Fleksibel
Egois Tidak egois Tidak adil Adil
Tidak
menyenangkan
Menyenangkan Kasar Sopan
Openness to Experience
(25%)
Tidak pandai Pandai Tidak kreatif Kreatif
Tidak analitis Analitis Tidak
bersahaja
Bersahaja
Tidak reflektif Reflektif Tidak peka Peka
Tidak ingin tahu Ingin tahu Tidak
berbudaya
Berbudaya
Tidak imajinatif Imajinatif Tidak halus
budi
Halus Budi
Conscientiousness
(25%)
Tidak
terorganisir
Terorganisir Malas Kerja keras
Tidak tanggung
jawab
Bertanggung
jawab
Boros Hemat
Pelupa Sadar Tidak dapat
dipercaya
Dapat
dipercaya
Tidak praktis Praktis Terburu-buru Berhati-hati
Ceroboh Teliti Tidak serius Serius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas merupakan tolak ukur sejauh mana suatu alat ukur
mengukur suatu atribut psikologis sesuai dengan tujuannya (Supratiknya,
2014). Melihat adanya relevansi item dalam alat ukur tidak dapat
berdasarkan hanya pada penilaian dari peneliti saja, namun harus
mencakup kesepakatan penilaian dari beberapa orang yang berkompeten
sebelum try out dilakukan. Didukung oleh pernyataan dari Azwar (2012)
bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian
terhadap isi tes dengan tahap analisis rasional atau melalui penilaian dari
beberapa orang yang ahli (professional judgement). Melalui hal tersebut
alat ukur pada setiap skala akan diuji menggunakan validitas isi dengan
bantuan dari orang yang sudah ahli atau expert untuk memberikan
penilaian pada setiap item yang terdapat dalam alat ukur. Namun, sebelum
melakukan professional judgement, peneliti melakukan peer debriefing
(penilaian oleh sejawat) terlebih dahulu untuk menilai pemahaman umum
terhadap item.
Supratiknya (2014) menyatakan bahwa validitas isi merupakan
tahap untuk melihat kesesuaian isi tes terhadap kontruk yang akan diukur
melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes
mewakili ranah isi serta kesesuaiannya dengan interpretasi skor tes. Dalam
penelitian ini , uji validitas isi terpenuhi melalui penilaian setiap item pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
alat ukur yang digunakan dan kemudian peneliti menggugurkan beberapa
item yang memiliki tingkat validitas yang tidak memenuhi standar.
2. Kesahihan Item
Setelah peneliti melakukan validitas isi pada skala yang telah
diterjemahkan dan mendapatkan penilaian dari professional judgement,
seleksi item dilakukan untuk melihat kelayakan dari item-item terhadap
atribut psikologis yang diukur. Kelayakan item total mengacu pada
korelasi item total. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa
setiap item berkorelasi kuat dengan item-item yang lainnya agar
ditemukan adanya sifat homogen dan memiliki daya diskriminasi yang
baik (Supratiknya, 2014). Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk
mengurangi atau meminimalisir adanya item yang mengukur atribut asing.
Kesahihan item dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi
item total (rit) dengan menggunakan teknik pearson product moment
correlation. Besarnya koefisien item total bergerak dari angka 0 hingga 1
dengan negatif ataupun positif. Jika koefisien korelasi item total ≥ 0,3,
dapat disimpulkan bahwa item tersebut memiliki kelayakan korelasi yang
baik dengan item yang lain dan daya diskriminasi yang memuaskan.
Namun, jika item memiliki skor ≤ 0,3 maka item tersebut memiliki daya
beda yang rendah (Supratiknya, 2014). Namun, menurut Azwar (2012),
item yang memiliki rit dibawah 0,3 masih dapat ditoleransi jika masih
dalam rentang 0,25-0,3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Penelitian ini menggunakan uji kesahihan item melalui proses
tryout terpakai. Proses tryout tersebut dilakukan untuk menguji validitas
dan reliabilitas setiap item selama proses pengambilan data dan hanya
dilakukan sekali dan hasil dari pengambilan data tersebut digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian (Hadi, 2004). Proses tryout terpakai
dalam penelitian ini digunakan sebagai langkah untuk menangani adanya
keterbatasan dalam perijinan pengambilan data pada karyawan perhotelan.
Namun, dengan proses ini alat ukur yang digunakan masih perlu untuk
diuji dalam penelitian selanjutnya agar data yang didapatkan lebih dapat
menggambarkan konstruk psikologis yang ingin diukur (Hadi, 2004).
Tryout dilakukan pada tanggal 3 Desember 2017 di sebuah hotel
Yogyakarta.
a. Skala Komitmen Afektif
Pada skala Komitmen Afektif, didapatkan beberapa item yang
memiliki keofisien korelasi total ≧0.25 sehingga lolos seleksi
utnuk digunakan dalam proses selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel. 3.3
Distribusi Item Skala Komitmen Afektif Setelah Seleksi Item
Indikator Sebaran Item Jumlah
item
Memiliki keinginan untuk tetap
tinggal di dalam organisasi 3 1 item
Memiliki motivasi untuk dapat
terlibat dalam kegiatan di
organisasi
7 1 item
Menunjukkan adanya
keterikatan secara emosional
dan merasa menjadi bagian
dari organisasi
(1),2,4,(5),6,8 6 item
Jumlah 8 item
Keterangan : (): item yang digugurkan
Berdasarkan hasil uji kesahihan item, terdapat beberapa
item pada skala komitmen afektif yang memiliki koefisien
korelasi total (rit) < 0,25 sehingga item digugurkan untuk
pengujian sebenarnya.
b. Skala Kepribadian Extraversion, Agreeableness, Openness to
Experience, dan Conscientiousness dalam Big Five Personality
Skala dimensi kepribadian extraversion, agreeableness,
openness to experience, dan conscientiousness dalam Transparent
Bipolar Inventory, seluruh 40 item memiliki koefisien korelasi di
atas 0,3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Reliabilitas
Menurut Azwar (2012), reliabilitas menunjukkan seberapa jauh
bahwa alat ukur dapat dipercaya untuk mengukur suatu atribut. Reliabilitas
dilakukan untuk melihat konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan
secara berulang dalam jangka waktu yang berbeda terhadap suatu populasi
( AERA, APA, dalam Supratiknya, 2014). Penelitian ini akan melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas pada setiap skala hasil dari adaptasi
yang dilakukan peneliti. Hal tersebut bertujuan untuk melihat kemampuan
skala dalam menghasilkan skor yang cermat dan dapat dipercaya (Azwar,
2012).
Supratiknya (2014) mengungkapkan bahwa pengujian koefisien
reliabilitas dapat dilakukan dengan alpha cronbach. Tinggi rendahnya
reliabilitas alat ukur ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas yang berada
pada rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi skor yang didapatkan,
menunjukkan semakin reliabilitas alat ukur tersebut (Azwar, 2012). Selain
itu, Gulidford (dalam Supratiknya, 2014) menyatakan bahwa sebuah alat
ukur akan dianggap sangat baik ketika memperoleh skor di atas 0,70,
karena dianggap memiliki tingkat error yang sangat rendah. Pallant (2001)
menambahkan bahwa ketika skala memiliki jumlah item di bawah 10, nilai
reliabilitas di atas 0,50 sudah dapat dianggap baik.
Pada penelitian ini, skala komitmen afektif (6 item skala) memiliki
nilai koefisien korelasi sebesar 0,617 (p>0,50). Sedangkan, pada skala
Transparent Bipolar Inventory memiliki koefisien korelasi sebesar 0,964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
(p>0,70). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua skala mampu mengukur
atribut yang dituju dengan baik.
Gambar. 3.2
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Chronbach Skala
Komitmen Afektif
Gambar. 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Chronbach Skala Agreeableness,
Extraversion, Openness to Experience, dan Conscientiousness
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.617 .617 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.964 .963 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
G. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah menggunakan IBM SPSS versi 21.00.
Peneliti akan menggunakan analisis korelasi untuk melihat kekuatan atau
bentuk dua arah hubungan antara dua variabel atau lebih (Siregar, 2013).
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yang ingin melihat hubungan antara
dimensi kepribadian agreeableness, openness to experience, conscientiousness,
extraversion dalam Big Five dengan Komitmen Afektif.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengecek data yang
diperoleh dari suatu populasi sudah terdistribusi scara normal atau
tidak normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk, karena berdasarkan jumlah subjek
di bawah 50 (Santoso, 2010). Data dapat dikatakan terdistribusi
secara normal jika Sig (p) > 0,05 (Pallant, 2001).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variable bebas dan variable tergantung memiliki hubungan yang
mengikuti garis lurus atau tidak serta dapat melihat kekuatan dari
hubungan antar dua atau lebih variabel yang diteliti (Santoso,
2010). Apabila nilai signifikansi (p) < 0,05 maka hubungan antar
variabel yang diteliti linear (Pallant, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis
pada penelitian hubungan antara dimensi kepribadian agreeableness,
openness to experience, conscientiousness, dan extraversion dalam Big
Five dengan Komitmen Afektif. Uji Hipotesis dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment jika
persebaran data normal. Namun, jika persebaran data tidak normal akan
digunakan teknik Spearmen’s Rho. Pengujian diakukan dengan
menggunakan alat bantu statistik berupa program SPSS versi 21.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2017. Subjek
penelitian ini adalah karyawan salah satu hotel berbintang 4 di
Yogyakarta. Jumlah seluruh karyawan yang bekerja di hotel tersebut
sebanyak 55 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner yang berisi alat ukur dari setiap variabel kepada setiap
karyawan. Peneliti tidak menyebarkan kuesioner secara langsung kepada
setiap karyawan di hotel tersebut dikarenakan pihak hotel tidak
memperkenankan peneliti untuk bertemu langsung dengan setiap
karyawan atas dasar keterbatasan waktu dan menghindari kecenderungan
untuk mengganggu jam kerja karyawan. Maka, penyebaran skala
dilakukan dengan bantuan HR Manajer hotel tersebut dengan membagikan
skala kepada setiap karyawan. Dari 55 kuesioner yang disebarkan,
sejumlah 49 kuesioner kembali ke peneliti untuk diolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Hasil pengolahan data di dalam penelitian ini berasal dari 49
karyawan perhotelan di Yogyakarta. Bagian ini akan menggambarkan
informasi data demografis subjek berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pendidikan. Data demografis subjek dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 4.1
Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 29 59,2 %
Perempuan 20 40,8 %
Jumlah 49 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa data demografis subjek
dalam penelitian ini didominasi oleh subjek dengan jenis kelamin laki-laki
pada besar presentase 50,2%. Sedangkan, besaran presentase jumlah
subjek perempuan sebanyak 40,8%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel. 4.2
Deskripsi data subjek berdasarkan tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Frekuensi Persentase
D1 5 10,2%
D3
S1
SMA
SMK
SMP
11
5
4
20
4
22,4%
10,2%
8,2%
40,8%
8,2%
Jumlah 49 100 %
Berdasarkan deskripsi subjek pada tingkat Pendidikan dalam tabel
4.2 dapat dilihat bahwa subjek didominasi oleh tingkat Pendidikan pada
taraf SMK dengan presentase 40,8%, kemudian tingat Pendidikan D3
dengan besar presentase 22,4%. Pada jumlah subjek dengan tingkat
Pendidikan S1 dan D1 memiliki besar presentase 10,2%, dan pada tingkat
Pendidikan SMA dan SMP memilih besar presentase 8,2%.
C. Deskripsi Data Penelitian
Berikut akan dipaparkan mean teoritik dan mean empirik pada
variabel komitmen afektif dan variabel dimensi kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to eperience, dan conscientiousness.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel. 4.3
Deskripsi Statistik Data Penelitian
Pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai mean empirik variabel
komitmen afektif (21,92) lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean
teoritiknya (23). Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa subjek
penelitian memiliki tingkat komitmen afektif yang cenderung rendah.
Sedangkan, pada variabel dimensi kepribadian extraverion memiliki mean
empirik 62,94 dan nilai mean teoritik sebesar 59,5. Pada variabel dimensi
kepribadian agreeableness memiliki nilai mean empirik sebesar 60,37 dan
nilai mean teoritik sebesar 58. Kemudian pada variabel dimensi
kepribadian openness to experience memiliki nilai mean empirik sebesar
59,35 dan mean teoritik sebesar 55,5, sedangkan pada variabel dimensi
kepribadian conscientiousness memiliki nilai mean empirik sebesar 62,1
dan mean teoritik sebesar 62. Hasil perbandingan mean empirik dengan
Variabel N Min Max Mean
Empirik
Mean
Teoritik
SD Sig.
Komitmen Afektif 49 17 29 21,92 23 2,998 0,00
Extraversion 49 33 86 62,94 59,5 14,08 0,00
Agreaableness 49 26 90 60,37 58 15,87 0,00
Openness to
Experience
49 25 86 59,35 55,5 14,39 0,00
Conscientiousness 49 34 90 62,1 62 13,27 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mean teoritik dari keempat dimensi kepribadian di dalam big five
personality tersebut menunjukkan bahwa besar nilai mean empirik lebih
besar dibandingkan dengan besar nilai mean teoritik yang menunjukkan
bahwa subjek penelitian memiliki tingkat kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness yang
cenderung tinggi.
Selanjutnya, variabel komitmen afektif dan keempat dimensi
kepribadian di dalam big five tersebut memiliki nilai signifikansi (sig.)
sebesar 0,00 yang lebih rendah dibandingkan 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai mean empirik dengan mean teoritik pada setiap
variabel memiliki perbandingan yang signifikan.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi Penelitian
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah
sebaran populasi penelitian normal atau tidak. Sebaran subjek
penelitian dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi di atas
0,05. Peneliti menggunakan teknik Spahiro-Wilk dalam
pengujian normalitas karena jumlah subjek di bawah 50 (Santoso,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel. 4.4
Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Test
Tests of Normality
Saphiro-Wilk
Statistic df Sig
Komitmen Afektif 0,956 49 0,063
Extraversion 0,954 49 0.053
Agreeableness 0,977 49 0,434
Openness to Experience 0,974 49 0,351
Conscientiousness 0,978 49 0,468
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas pada kedua variabel
di atas, diketahui bahwa pada skala komitmen afektif memiliki
nilai signifikansi (p) sebesar 0,063 (p>0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa persebaran data normal. Sedangkan, pada
skala dimensi kepribadian extraversion dengan nilai signifikansi
0,053 (p>0,05), agreeableness dengan nilai signifikansi 0,434
(p>0,05), openness to experience dengan nilai signifikansi 0,351
(p>0,05), dan conscientiousness dengan nilai signifikansi 0,468
(p>0,05) menunjukkan bahwa pada keempat skala dimensi
kepribadian tersebut memiliki persebaran data yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Uji Linearitas
Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan test
of linearity di dalam SPSS versi 21.00 untuk menganalisis
hubungan antara dua variabel yang diteliti searah (linear) atau
tidak (Santoso, 2010). Ketika hubungan antar variabel memiliki
nilai koefisien korelasi (p) <0,05, maka hubungan tersebut dapat
dikatan linear (Pallamt, 2001).
Tabel. 4.5
Uji Linearitas Komitmen Afektif dan Extraversion,
Agreeableness, Openness to Eperience, dan Conscientiousness
Variabel Signifikansi Keterangan
Komitmen Afektif *
Extraversion
0.00 Linear
Komitmen Afektif *
Agreeableness
0,00 Linear
Komitmen Afektif * Openness
to Experience
0.00 Linear
Komitmen Afektif *
Conscientiousness
0,00 Linear
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel 4.5 dapat dilihat
pada komitmen afektif dengan dimensi kepirbadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness
memiliki nilai signifikansi lebih tinggi daripada 0,05 (sig. < 0,05). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pada variabel tersebut memiliki
hubungan yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas pada variabel yang diteliti dan
memperoleh bahwa persebaran data normal, maka pengujian hipotesis
pada penelitian ini akan menggunakan analisis parametik. Pengujian
hipotesis akan menggunakan analisis Pearson Product Moment dalam
SPSS versi 21.00. Siregar (2013) mengungkapkan terdapat kategori
dalam menentukan kekuatan hubungan antar variabel.
Tabel. 4.6
Kriteria Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0 – 0,199 Korelasi sangat lemah
0,20 – 0,399 Korelasi lemah
0,40 – 0,599 Korelasi cukup kuat
0,60 – 0,799 Korelasi kuat
0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel. 4.7
Uji Hipotesis
Komitmen Afektif
Komitmen Afektif Pearson Correlation 1,000
Sig. (1-tailed) .
N 49
Extraversion Pearson Correlation 0,568
Sig. (1-tailed) 0,000
N 49
Agreeableness Pearson Correlation 0,799
Sig. (1-tailed) 0,000
N 49
Openness to
Experience
Pearson Correlation 0,707
Sig. (1-tailed) 0,000
N 49
Conscientiousness Pearson Correlation 0,581
Sig. (1-tailed) 0,000
N 49
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel 4.7 menunjukkan
pada hubungan antara variabel komitmen afektif dengan variabel
dimensi kepribadian extraversion memiliki nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,568 dan nilai signifikasi (p) sebesar 0,000 (p<0,05). Hal
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan,
positif, dan cukup kuat antara komitmen afektif dengan dimensi
kepribadian extraversion pada big five personality.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Di lain hal, dapat dilihat bahwa pada hubungan antara variabel
komitmen afektif dengan variabel dimensi kepribadian agreeableness
memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,799 dan nilai
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan, positif dan kuat antara
komitmen afektif dengan dimensi kepribadian agreeableness.
Pada hubungan antara komitmen afektif dengan dimensi
kepribadian openness to experience memiliki nilai koefisien korelasi
(r) sebesar 0,707 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05).
Besar angka yang didapatkan tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan, positif dan kuat antara komitmen afektif
dengan dimensi kepribadian openness to experience.
Sedangkan pada komitmen afektif dengan dimensi kepribadian
conscientiousness diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,581
dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05). Perolehan tersebut
menunukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, positif, dan
cukup kuat antara komitmen afektif dengan dimensi kepribadian
conscientiousness.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan
antara komitmen afektif dengan dimensi kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness pada
big five personality.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
E. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara
komitmen afektif dengan dimensi kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness dalam big
five personality pada karyawan perhotelan di Yogyakarta. Hasil uji
hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
diterima. Hal tersebut dapat dilihat pada hubungan antara kedua variabel
pada penelitian ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 (sig.<0,05).
Pada komitmen afektif dengan extraversion memiliki nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,568. Selain itu, pada komitmen afektif
dengan kepribadian agreeableness memiliki nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,799 dan dengan kepribadian openness to experience memiliki
besar koefisien korelasi (r) 0,707. Sedangkan, pada komitmen afektif
dengan kepribadian conscientiousness memiliki nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,581. Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan positif antara komitmen afektif dengan
dimensi kepribadian extraversion, agreeableness, openness to experience,
dan conscientiousness. Artinya, semakin tinggi nilai kepribadian
extraversion, agreeableness, openness to experience, dan
conscientiousness maka tingkat komitmen afektif terhadap organisasi,juga
akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hal tersebut memverifikasi hasil penelitian meta-analisis yang
telah dilakukan oleh Choi, Oh, dan Colbert (2015) pada konteks karyawan
perhotelan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa dimensi
kepribadian extraversion, agreeableness, openness to experience, dan
conscientiousness dalam big five personality memiliki hubungan yang
positif dengan komitmen afektif pada karyawan hotel. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Spagnoli dan Caetano
(2012) yang mengungkapkan bahwa dimensi-dimensi yang terdapat di
dalam big five personality memiliki hubungan secara langsung dengan
komitmen organisasi.
Karyawan hotel sebagai subjek penelitian ini memiliki
kecenderungan kepribadian extraversion yang dominan dalam dirinya,
merupakan pribadi yang memiliki afeksi yang positif dan ramah. Dalam
berbagai situasi, karyawan tersebut akan dapat menerima lingkungan
pekerjaannya secara positif atas dasar afeksi positif yang dimiliki dirinya
(Watson & Clark, 1997). Penelitian yang dilakukan Cropanzano, James, &
Konovsky (1993) menggambarkan bahwa pada karyawan yang memiliki
kecenderungan dominansi kepribadian extraversion pada dirinya akan
memiliki reaksi emosional yang positif terhadap organisinya dan reaksi
emosional yang positif merupakan karakteristik yang paling menonjol
pada seseorang dengan kecenderungan kepribadian extraversion. Maka
dari hal tersebut, secara langsung karyawan tersebut akan lebih merasa
puas terhadap pekerjaan dan meningkatkan keterikatan secara afektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
terhadap organisasinya, sehingga karyawan tersebut akan memiliki tingkat
komitmen afektif yang tinggi terhadap organisasinya (Erdheim, Wang, &
Zickar, 2006).
Selain itu, hasil penelitian ini menemukan bahwa komitmen afektif
pada karyawan hotel memiliki hubungan positif dengan kecenderungan
kepribadian agreeableness. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang
telah dilakukan oleh Barrick et al., (2002) yang mengungkapkan bahwa
seseseorang karyawan dengan kecenderungan kepribadian agreeableness
merupakan seseorang yang memiliki kebutuhan akan afiliasi dengan cara
menjadi individu yang setia atau loyal, dan dapat dipercaya oleh orang di
sekitarnya. Hal tersebut meningkatkan motivasi untuk lebih mengenal
organisasinya lebih dalam lagi. Judge et al. (2002) menambahkan bahwa
seseorang dengan agreeableness yang tinggi akan memiliki kehangatan
emosional dan mendorong identitas sosial dirinya sehingga meningkatkan
rasa memiliki terhadap organisasinya.
Selanjutnya, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara komitmen afektif dengan kecenderungan kepribadian
openness to experience. Hasil ini memverifikasi hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lounsbury, Sundstrom, Loveland, dan Gibson (2003) pada
karyawan hotel yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara dimensi kepribadian openness to experience dengan
komitmen afektif. Seorang karyawan dengan kecenderungan openness to
experience akan cenderung menghabiskan waktunya dan berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menyelesaikan pekerjaan sehingga akan lebih produktif. Spagnoli dan
Caetano (2012) juga menemukan bahwa seorang karyawan dengan
openness to experience memiliki tingkat rasa ketertarikan yang tinggi
terhadap organisasinya. Ketika mereka dapat memenuhi rasa ketertarikan
tersebut, hal itu akan mengembangkan komitmen secara afektifnya
terhadap organisasi.
Hasil penelitian yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara komitmen afektif dengan dimensi kepribadian
conscientiousness ini memverifikasi dalam konteks karyawan hotel terkait
dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa seorang karyawan
dengan kecenderungan kepribadian conscientiousness yang mendominasi
merupakan pribadi yang dapat diandalkan, teliti, terorganisir, dan
termasuk seseorang yang memiliki daya juang tinggi (Barrick & Mount,
1991). Karyawan tersebut akan memiliki tendensi untuk terfokus pada
tujuan pekerjaan dan hal tersebut akan meningkatkan perasaan
emosionalnya terhadap organisasi (Organ & Lingl, 1995; Choi et al.,
2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis korelasi
Pearson Product Moment pada 49 karyawan suatu perhotelan di
Yogyakarta menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan
antara dimensi kepribadian extraversion, agreeableness, openness to
experience, dan conscientiousness dengan komitmen afektif pada
karyawan perhotelan di Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain dalam proses
pengambilan data, peneliti tidak mengawasi secara langsung proses subjek
dalam mengisi skala karena standart operating system hotel yang menjadi
sumber data tidak mengijinkan peneliti untuk membagikan kuesioner
secara langsung kepada karyawan di dalamnya. Oleh karena itu, sangat
memungkinkan bahwa subjek dalam mengisi kuesioner yang diberikan
tidak jujur dan berdasarkan tuntutan sosial.
Selain hal di atas, penelitian ini juga hanya dalam konteks
karyawan perhotelan yang memiliki kerakteristik pekerjaan yang berbeda
dengan jenis pekerjaan dalam organisasi yang lain. Sesuai saran yang
diungkapkan oleh Spagnoli dan Caetano (2012), terutama di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sendiri masih perlu diteliti dalam konstruk yang sama namun di berbagai
ranah konteks yang beragam agar hasil penelitian yang didapat, bisa
menjadi gambaran umum hubungan antara kedua variabel yang diteliti.
C. Saran
1. Bagi Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
antara komitmen afektif dengan dimensi kepribadian extraversion,
agreeableness, openness to experience, dan conscientiousness pada
karayawan perhotelan di Yogyakarta. Oleh sebab itu, karyawan
perhotelan diharapkan dapat meningkatkan komitmen afektif dirinya
terhadap organisasi tempat bekerja agar dapat bertahan dalam
lingkungan kerja.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini menggambarkan kondisi kepribadian karyawan
hotel yang dapat melihat tingkat komitmen afektif terhadap organisasi.
Organisasi dapat mempertimbangkan kembali dalam proses rekrutmen
karyawan hotel selain menggunakan tahap-tahap yang sudah
ditetapkan dengan melihat tipe kepribadian calon karyawan agar dapat
melihat kecenderungan tingkat komitmen afektif calon karyawan
terhadap organisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya, yaitu :
a. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat mengawasi
subjek dalam proses pengisian kuesioner agar dapat meminimalisir
kecenderungan pemberian jawaban yang tidak sesuai.
b. Selanjutnya, untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat
memperluas konteks pekerjaan yang bergam dalam memilih subjek
agar data yang diperoleh dapat lebih merepresentasikan populasi
yang dituju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The measurement and antecedents of
affective, continuance and normative commitment to the organization.
Journal of Occupational Psychology, 1-18.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (cetakan pertama). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Barrick, M. R., & Mount, M. K. (1991). The big five personality dimensions and
job performance: A meta-analysis. Journal of Personnel Psychology, 44.
1-26
Boglar, R .(2005) Satisfaction of jewish and arab teachers in israel. The Journal of
Social Psychology, 145, 19–33.
Brown, L. 2013. Keeping Employees Engaged.
https://www.towerswatson.com/en-ID/Insights/IC-Types/Ad-hoc-Point-of-
View/2013/05/Keeping-Employees-Engaged. Diakses 9 September, 2016
Caldwell, D. F., & O‟Reilly, C. A. (1990). Measuring person–job fit with a
profile-comparison process. Journal of Applied Psychology, 75, 648–657
Choi, D., Colbert, A. E., & Oh, I. S. (2015). Understanding organizational
commitment: A meta-analytic examination of the roles of the five-factor
model of personality and culture. Journal of Applied Psychology, 100(5).
1542-1567
Coetzee, M. (2005). Employee Commitment. University of Pretoria etd.
http://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/23942/05chapter5.pdf?sequ
ence=6. Diakses 6 September, 2016.
Cohen, A. (1991). Career stage as a moderator of the relationships between
organizational mitment and its outcomes: A meta-analysis. Journal of
Occupational Psychology, 64, 253-268
Cropanzano, R., James, K., & Konovsky, M. A. (1993). Dispositional affectivity
as a predictor of work attitudes and job performance. Journal of
Organizational Behavior, 14, 595–606
DeMicco, F. J., & Reid, R. D. (1988). Older workers: A hiring resource for the
hospitality industry. Cornell Hotel and Restaurant Administration
Quarterly, 56-62.
DeRaad, B. D., & Perugini, M. (2002). Big Five Assesment. Gottingen: Hogrefe
& Huber Publisher
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dordevic, B. (2004). Employee commitment in times of radical organizational
changes. Economic and Organization, 2, 111-117
Dragoni, L., Oh, I. S., Vankatwyk, P., & Tesluk, P. E. (2011). Developing
executive leaders: The relative contribution of cognitive ability, personality,
and the accumulation of work experience in predicting strategic thinking
competency. Journal of Personnel Psychology, 64(4). 829-864
Dunham, R. B., Grube, J. A., & Castaneda, M. B. (1994). Organizational
commitment: The utility of an integrative definition. Journal of Applied
Psychology, 79, 370-380
Dwijayanti, M. (2016). Pengaruh The Big Five Personality Terhadap Kontrak
Psikologikal dan Komitmen Organisasial Terhadap Tingkat Turnover
Intention Karyawan Hotel Bintang Empat di Surabaya Barat. Tesis :
http://repository.wima.ac.id/6519/. Universitas Katolik Widya Mandala,
Surabaya.
Erdheim, J., Wang, M., & Zickar, M. J. (2006), Linking the big five personality
constructs to organisational commitment. Personality and Individual
Differences, 41, 959-70
Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality 7th
edition. New York:
McGraw-Hill
Fu, W., Deshpande, S. P., & Zhao, X. (2011). The impact of ethical behavior and
facets of job satisfaction on organizational commitment of chinese
employees. Journal of Business Ethics, 104(4), 537-54
Goldberg, L. (1981). Language and individual differences: The search for
universal in personality lexicons. Review of Personality and Social
Psychology, 2, 141-165
Goldberg, L. (1992). The development of markers for the big-five factor structure.
Psychological Assessment, 4, 26-42.
Hadi, S. (2004). Metodologi Research 3. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Hutapea, B. (2012). Sifat-kepribadian dan dukungan organisasi sebagai prediktor
komitmen organisasi guru pria di sekolah dasar. Makara, Sosial Humaniora,
16(2), 101-115.
Jauch, L., Glueck, W., & Osborn. R. (1978). Organizational loyalty, professional
commitment and academic research productivity. Academy of Management
Journal, 21, 84-92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Joarder, M. H. R., Sharif, M. Y., & Ahmmed, K. (2011). Mediating role of
affective commitment in hrm practices and turnover intention relationship:
Study in developing context. Business and Economics Research Journal,
2(4). 135- 158.
John, O. P., & Srivastava, S. (1999). The big five taxonomy: History,
measurement, and theoretical perspectives. Dalam L. A Pervin & O. P.
John, Handbook of Personality: Theory and Research, 102-138. New York:
Guilford Press
Johnson, R. R. (2012). Police organizational commitment: The influence of
supervisor feedback and support. Crime and Delinquency, 61(9), 1155-1180
Judge, T., Heller, D., & Mount, M, K. (2002). Five-factor model of personality
and job satisfaction: A meta-analysis. Journal of Applied Psychology, 87(3),
530-541
Keskes, I. (2014). Transformational Leadership and Organizational Commitment:
Mediating Role of Leader-Member Exchange. Thesis yang tidak diterbitkan,
Universitat Politecnica de Catalunya
Lambert, E. G., & Paoline, E. A. (2008). The influence of infividual, job, and
organizational characteristics on correctional staff job stress, job
satisfaction, and organizational commitment. Criminal Justice Review,
33(4), 541-564.
Lambert, E. G., Hogan, N. L., & Jiang, S. (2008). Exploring antecedents of five
types of organizational commitment among correctional staff. Criminal
Justice, 19(4), 466-490
Lounsbury, J. W., Sundstrom E., Loveland, J. M., & Gibson, E. W. (2003).
Intelligence, “big five” personality traits, and work drive as predictors of
course grade. Personality and Individual Differences, 35(6), 1231-1239.
Mastuti, E. (2005). Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi
IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. INSAN, 7,3
Mathieu, J. E. & Zajac, D. M. (1990). A review and meta-analysis of the
antecedents, correlates, and consequences of organizational commitment.
Psychological Bulletin, 108, 171-188
McCrae, R. R., & John, O. P. (1992). An introduction to the five-factor model and
its applications. Journal of Personality, 2, 175–215
Meyer, J. P, dan Allen, N, J. (1991). A three-component conceptualization of
organizational commitment. Human Resource Management Review. 1,
61-89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Meyer, J. P. (2016). Handbook of Employee Commitment. Massachusetts: Edward
Elgar Publishing
Meyer, J. P., Stanley, D. J., Herscovitch, L., & Topolnytsky, L. (2002). Affective,
continuance, and normative commitment to the organization: A
meta-analysis of antecedents, correlates, and consequences. Journal of
Vocational Behavior, 61
Meyer, J.P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in the Workplace: Theory,
Research, and Application.Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc
Mount, M. K., & Barrick, M. R. (1998). Five reasons why the “big five” article
has been frequently cited. Personnel Psychology, 51.
Mowday, R. T., Steers, R. M., & Porter, L. M. (1979). The measurement of
organizational commitment. Journal of Vocational Behavior, 14
Muthuveloo, R., & Rose, R. C. (2005). Typology of organizational commitment.
American Journal of Applied Science, 2 (6): 1078-1081
Naquin, S. S., & Holton, E, F. (2002). The effects of personality, affectivity, and
work commitment on motivation to improve work through learning. Human
resource Development Quarterly, 13(4), 357-377
Newstrom, J.W., & Davis, K. (1993). Organizational Behavior: Human Behavior
at Work (9Th Ed.). New York: McGraw Hill.
Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Organ, D.W. & Lingl, A. (1995). Personality, satisfaction, and organizational
citizenship behavior. Journal of Social Psychology, 135, 339-350
Pack, S. M., & Soetjipto, B. W. (2005). Antecedents and Consequences of
Perceived Organizational Support for NCAA Athletic Administrators,
OhioLink ETD, 177
Pallant, J. (2001). SPSS Survival Manual: A stepguide to data analysis using SPSS
for Windows. Australia: McPherson‟s Printing Group
Peeters, M. A. G., Rutter, C. G., van Tuijl, Harrie F J., & Reymen, I. (2006). The
big five personality traits and individual satisfaction with the team. Small
Group Research, 37(2), 187-211.
Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2004). Personality: Theory and
Research 9th
edition. New York: McGraw-Hill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Qomah, K. I. (2016). Perhotelan Jogja, Tingkat Keluar Masuk Pegawai Tinggi.
http://www.harianjogja.com/baca/2016/07/06/perhotelan-jogja-saling-bajak-
pegawai-sudah-biasa-735382. Diakses 27 April 2017
Rhoades, L., Eisenberger, R., & Armeli, S. (2001). Affective commitment to the
organization: The contribution of perceived organizational support. Journal
of Applied Psychology, 86(5), 825-836
Riatmoko, F. I. (2015). Persaingan Perhotelan di Yogyakarta Semakin Ketat.
http://travel.kompas.com/read/2013/10/31/1919199/Persaingan.Perhotelan.d
i.Yogyakarta.Semakin.Ketat. Diakses 1 September, 2016
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi. Terjemahan oleh
Diana Angelica, Ria Cahyani, & Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba Empat.
Roseman, E. (1981). Managing turnover: A positive approach. New York:
Amacom
Rousseau, L., (1984), “What are The real Costs of Employee Turnover?”, CA
Magazine, Vol. 117, December, pp.48-55.
Rudi, (2012).
http://portalhr.com/berita/global-workforce-study-2012-mencengangkan-23-
karyawan-disengaged/. GWS 2012 Mencengangkan: 2/3 Karyawan
Indonesia Dsengaged !, diakses 3 Oktober 2017.
Sakina, N. (2009). Komitmen oganisasi karyawan pada pt.bank “x” di jakarta.
Jurnal Psikologi, 7 (2).
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: USD
Schmiesing, R. J.,& Safrit, R. D. (2006). Is There Justice? Seeking Fairness in
Cooperative Extension Programs during Times of Change.
http://www.joe.org/joe/2006april/comm1.shtml. ,2 November 2016
Seniati, L. (2006). Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan
iklim organisasi terhadap komitmen dosen pada universitas di indonesia.
Makara, Sosial Humaniora, 10(2), 88-97.
Sharma, B. R., Mohapatra, M., Rai, S. (2013). Organizational commitment as a
measure of managerial motivation. Management and Labour Studies, 38(3),
139-153
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif SPSS. Jakarta : Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Skarlicki, D. P., Folger, R., & Tesluk, P. (1999). Personality as a moderator in the
relationship between fairness and retaliation. Academy of Management
Journal, 42, 100–108
Spagnoli, P., & Caetano, A. (2012). Personality and organizational commitment:
The mediating role of job satisfaction during socialisation. Career
Development International, 17(3), 255-275
Stazyk, E. C., Pandey, S. K., & Wright, B. E. (2011). Understanding affective
organizational commitment: The importance of institutional context. The
American Review of Public Administration, 41(6), 603-624
Steers, R. M. (1977). Antecedents and outcomes of organizational commitment.
Administrative ScienceQuarterly, 22, 46-56.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Suhartanto, P. E. (2003). Hubungan dimensi kepribadian big five dan
karakteristik kerja dengan performansi kerja. Tesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Tett, R., & Meyer, J.P. (1993). Job Satisfaction, organizational commitment,
turnover, turnover intention, and turnover: Path analysis based on
meta-analytic fidings. Personnel Psychology; Summer 1993; 46, 2;
ProQuest pg. 259
Watson, D., & Clark, L.A. (1984). Negative affectivity: The disposition to
experience aversive emotional states. Psychological Bulletin, 96, 465-490.
Widjaja, D C., Fulbertus, M., & Kusuma, F. (2008). Analisis persepsi employee
empowerment terhadap employee turnover intention di hotel x, kupang,
nusa tenggara. Jurnal Manajemen Perhotelan, 4(2), 72-84
Witasari, L. (2009). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
Terhadap Turnover Intentions (Studi Empiris pada Novotel Semarang).
Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGI
Disusun oleh :
Felix Dewa Ndaru P
139114111
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lembar Penjelasan
Yogyakarta, 4 Desember 2017
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Di tempat
Salam sejahtera bagi kita semua,
Dengan hormat saya, Felix Dewa Ndaru P adalah mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya.
Saya memohon kesediaan Anda untuk berpartisipasi dan membantu saya dengan
mengisi skala penelitian ini.
Sebelum mengisi skala penelitian ini, Anda akan diminta untuk mengisi
beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda
diharapkan mengisi skala penelitian ini dengan jujur, spontan, serta sesuai
dengan keadaan diri Anda saat ini. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam
menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu,
berdasarkan Kode Etik Psikologi pasal 12 tentang Kerahasiaan Data dan Hasil
Pemeriksaan, jawaban yang Anda berikan akan dirahasiakan sehingga orang lain
tidak akan mengetahui identitas serta jawaban Anda. Saya sangat menghargai
apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya.
Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan
memberikan tanda tangan atau paraf Anda di lembar pernyataan pada halaman
selanjutnya. Terimakasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk terlibat dalam
penelitian ini dengan mengisi skala penelitian ini tanpa paksaan dari pihak
manapun. Seluruh jawaban yang saya berikan, sesuai dengan apa yang saya alami,
rasakan, dan pikirkan sehingga bukan berdasarkan pandangan masyarakat secara
umum.
Yogyakarta, 4
Desember 2017
(...........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan, baca dan pahami secara
baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memberikan pilihan jawaban
yang tersedia pada setiap pernyataan dengan jujur, sesuai dengan perasaan dan
kondisi Anda sebenarnya. Silahkan memberikan jawaban pilihan yang Anda
tentukan dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban
yang tersedia, yaitu:
1 : Bila Saudara/i Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
2 : Bila Saudara/i Tidak Setuju dengan pernyataan
4 : Bila Saudara/i Setuju dengan pernyataan
5 : Bila Saudara/i Sangat Setuju dengan pernyataan
Contoh:
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya merasa sangat senang untuk dapat bekerja di
perusahaan ini
√
Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya merasa sangat senang
untuk dapat bekerja di perusahaan ini”. Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan
kondisi anda saat ini, silahkan beri tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang
sudah tersedia.
Namun, apabila anda sudah menjawab dan ingin mengganti jawaban anda
tersebut, silahkan memberi tanda sama dengan (=) pada tanda centang (√) yang
sudah anda tulis, dan silahkan berikan tanda centang (√) pada pilihan jawaban
yang lebih sesuai dengan kondisi anda saat ini.
Contoh:
No Pernyataan 1 2 3 4
1. Saya merasa sangat senang untuk dapat bekerja di
perusahaan ini
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Jawaban setiap individu dapat berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing
dan sangat diharapkan untuk memeriksa kembali semua jawaban dari
pernyataan yang ada setelah mengerjakan skala ini, supaya tidak ada yang
terlewatkan.
Saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Saudara/i ketika mengerjakan
skala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Identitas:
INISIAL :
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan) *coret yang tidak perlu
Pendidikan Terakhir :
Skala A
Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda!
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Saya tidak merasa organisasi ini menjadi „bagian dari hidup
saya'
2 Organisasi ini memiliki arti yang sangat besar bagi saya
pribadi
3 Saya akan sangat senang bisa menjalani karir saya dan
bertahan di organisasi ini
4 Saya tidak merasa terikat secara emosional dengan
organisasi ini
5 Saya berpikir bahwa pada masa ini orang-orang sering
berpindah dari organisasi ke organisasi lain
6 Saya merasa bahwa masalah organisasi ini adalah masalah
saya juga
7 Saya tidak mempunyai „rasa memiliki‟ yang kuat terhadap
organisasi ini
8 Saya merasa senang untuk menceritakan organisasi tempat
saya bekerja pada orang lain di luar organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAGIAN II
Petunjuk Pengisian :
Pada halaman berikut, terdapat beberapa pasangan kata sifat yang dimiliki
oleh setiap orang pada umumnya.
Saudara/i diminta untuk memberikan tanda silang ( X ) pada angka yang
menggambarkan diri Saudara/i. Angka tersebut bergerak dari 1 (satu) sampai 9
(sembilan).
Contoh :
sabar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 emosional
sabar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 emosional
Pada contoh di atas, jika Saudara/i merasa sebagai seorang yang sangat
sabar, Saudara/i memberi tanda X (silang) pada angka 1 (satu). Tetapi jika
Saudara/i merasa sebagai seorang yang sangat emosional, Saudara/i memberi
tanda X (silang) pada angka 9 (sembilan). Penggantian jawaban dapat dilakukan
dengan cara memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban pertama
kemudian berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang dipilih.
Pada setiap pasangan kata sifat tersebut hanya ada satu jawaban saja.
Berikanlah jawaban Saudara/i pada salah satu angka yang sesuai dengan
kecenderungan diri Saudara/i pada seluruh pasangan kata sifat. Tidak ada
jawaban yang salah atau benar, sehingga mohon diisi sesuai dengan keadaan
diri Saudara/i sejujur-jujurnya.
Apabila Saudara/i telah selesai, mohon diperiksa kembali supaya tidak
ada yang terlewati.
Terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Skala B
EXTRAVERSION
AGREEABLENESS
tertutup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 terbuka
tidak energik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 energik
pendiam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 banyak bicara
takut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 berani
pasif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 aktif
tidak tegas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 tegas
dikekang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 spontan
tidak sosial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 sosial
tidak antusias 1 2 3 4 5 6 7 8 9 antusias
tidak suka bepergian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 suka bepergian
dingin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 hangat
tidak ramah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ramah
tidak kooperatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kooperatif
egois 1 2 3 4 5 6 7 8 9 tidak egois
tidak menyenangkan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 menyenangkan
tidak jujur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 jujur
kikir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dermawan
sulit menyesuaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 fleksibel
tidak adil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 adil
kasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
CONSCIENTIOUSNESS
OPENNESS TO EXPERIENCE
Mohon diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewati.
Terima kasih atas pastisipasinya
tidak terorganisir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 terorganisir
tidak tanggung jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 bertanggung jawab
pelupa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 sadar
tidak praktis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 praktis
ceroboh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 teliti
malas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kerja keras
boros 1 2 3 4 5 6 7 8 9 hemat
tidak dapat dipercaya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dapat dipercaya
terburu-buru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 berhati-hati
tidak serius 1 2 3 4 5 6 7 8 9 serius
tidak pandai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 pandai
tidak analitis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 analitis
tidak reflektif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 reflektif
tidak ingin tahu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ingin tahu
tidak imajinatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 imajinatif
tidak kreatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kreatif
tidak bersahaja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 bersahaja
tidak peka 1 2 3 4 5 6 7 8 9 peka
tidak berbudaya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 berbudaya
tidak halus budi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 halus budi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2
Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
A. Reliabilitas Skala Komitmen Afektif
Reliabilitas Konflik Interpersonal sebelum seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.600 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA1 19.1224 8.526 .095 .149 .614
KA2 18.9388 7.767 .265 .131 .577
KA3 19.0204 6.979 .333 .383 .557
KA4 19.4082 7.288 .376 .515 .546
KA5 19.4694 7.171 .246 .225 .589
KA6 19.1020 7.510 .291 .296 .570
KA7 19.1429 7.167 .431 .467 .532
KA8 19.0816 6.743 .371 .312 .543
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Reliabilitas setelah item setelah seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.617 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KA2 13.7347 5.282 .330 .116 .580
KA3 13.8163 4.736 .344 .341 .576
KA4 14.2041 5.332 .280 .487 .598
KA6 13.8980 5.052 .354 .196 .570
KA7 13.9388 5.184 .349 .455 .573
KA8 13.8776 4.360 .441 .287 .531
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
B. Reliabilitas Skala Transparent Bipolar Inventory
Reliabilitas Transparent Bipolar Inventory sebelum seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.964 .965 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
E1 250.9388 2240.850 .459 . .965
E2 250.6735 2249.349 .540 . .964
E3 251.0000 2260.875 .487 . .964
E4 250.8367 2259.056 .478 . .964
E5 250.5510 2255.503 .553 . .964
E6 250.4286 2261.208 .528 . .964
E7 250.4286 2260.917 .513 . .964
E8 250.3061 2260.217 .586 . .964
E9 250.6735 2233.599 .694 . .963
E10 250.6122 2243.492 .568 . .964
A1 251.2041 2258.291 .494 . .964
A2 250.7347 2220.032 .717 . .963
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
A3 251.1224 2209.735 .716 . .963
A4 251.2041 2215.582 .683 . .963
A5 250.7959 2214.582 .735 . .963
A6 250.5306 2191.713 .743 . .963
A7 250.8367 2231.098 .650 . .963
A8 250.8571 2219.500 .702 . .963
A9 250.9184 2208.785 .688 . .963
A10 250.8163 2197.278 .764 . .963
O1 251.0204 2232.854 .709 . .963
O2 251.0408 2241.332 .623 . .964
O3 251.2857 2246.958 .609 . .964
O4 251.0816 2211.077 .692 . .963
O5 250.9796 2225.229 .668 . .963
O6 251.0408 2247.040 .601 . .964
O7 251.1429 2264.125 .490 . .964
O8 250.8980 2247.219 .544 . .964
O9 250.8367 2224.389 .694 . .963
O10 250.7143 2230.333 .667 . .963
O11 250.7755 2224.803 .700 . .963
O12 250.9184 2242.243 .620 . .964
C1 250.0408 2260.332 .437 . .964
C2 250.1429 2248.250 .577 . .964
C3 250.7959 2268.082 .484 . .964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Reliabilitas Transparent Bipolar Inventory setelah seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.964 .965 42
C4 250.8980 2243.302 .635 . .964
C5 250.8776 2263.318 .571 . .964
C6 250.8163 2249.195 .678 . .963
C7 251.0408 2258.290 .570 . .964
C8 250.6735 2214.933 .734 . .963
C9 251.0204 2251.104 .560 . .964
C10 250.9796 2216.979 .735 . .963
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
E1 250.9388 2240.850 .459 . .965
E2 250.6735 2249.349 .540 . .964
E3 251.0000 2260.875 .487 . .964
E4 250.8367 2259.056 .478 . .964
E5 250.5510 2255.503 .553 . .964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
E6 250.4286 2261.208 .528 . .964
E7 250.4286 2260.917 .513 . .964
E8 250.3061 2260.217 .586 . .964
E9 250.6735 2233.599 .694 . .963
E10 250.6122 2243.492 .568 . .964
A1 251.2041 2258.291 .494 . .964
A2 250.7347 2220.032 .717 . .963
A3 251.1224 2209.735 .716 . .963
A4 251.2041 2215.582 .683 . .963
A5 250.7959 2214.582 .735 . .963
A6 250.5306 2191.713 .743 . .963
A7 250.8367 2231.098 .650 . .963
A8 250.8571 2219.500 .702 . .963
A9 250.9184 2208.785 .688 . .963
A10 250.8163 2197.278 .764 . .963
O1 251.0204 2232.854 .709 . .963
O2 251.0408 2241.332 .623 . .964
O3 251.2857 2246.958 .609 . .964
O4 251.0816 2211.077 .692 . .963
O5 250.9796 2225.229 .668 . .963
O6 251.0408 2247.040 .601 . .964
O7 251.1429 2264.125 .490 . .964
O8 250.8980 2247.219 .544 . .964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
O9 250.8367 2224.389 .694 . .963
O10 250.7143 2230.333 .667 . .963
O11 250.7755 2224.803 .700 . .963
O12 250.9184 2242.243 .620 . .964
C1 250.0408 2260.332 .437 . .964
C2 250.1429 2248.250 .577 . .964
C3 250.7959 2268.082 .484 . .964
C4 250.8980 2243.302 .635 . .964
C5 250.8776 2263.318 .571 . .964
C6 250.8163 2249.195 .678 . .963
C7 251.0408 2258.290 .570 . .964
C8 250.6735 2214.933 .734 . .963
C9 251.0204 2251.104 .560 . .964
C10 250.9796 2216.979 .735 . .963
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 3
Deksripsi Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
A. Deskripsi Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 29 59.2 59.2 59.2
P 20 40.8 40.8 100.0
Total 49 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D1 5 10.2 10.2 10.2
D3 11 22.4 22.4 32.7
S1 5 10.2 10.2 42.9
SMA 4 8.2 8.2 51.0
SMK 20 40.8 40.8 91.8
SMP 4 8.2 8.2 100.0
Total 49 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4
Uji Asumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
A. Uji Normalitas
Komitmen Afektif
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KomitmenAfektif .147 49 .010 .956 49 .063
a. Lilliefors Significance Correction
Dimensi kepribadian extraversion, agreeableness, openness to experience,
dan conscientiousness
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Extraversion .134 49 .027 .954 49 .053
Agreeableness .095 49 .200* .977 49 .434
Openness .114 49 .130 .974 49 .351
Conscientiousness .107 49 .200* .978 49 .468
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
B. Uji Linearitas
Linearitas komitmen afektif dengan dimensi kepribadian extraversion ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
KomitmenAf
ektif *
Extraversion
Between
Groups
(Combined) 327.640 30 10.921 1.890 .079
Linearity 139.147 1 139.147 24.075 .000
Deviation
from
Linearity
188.493 29 6.500 1.125 .406
Within Groups 104.033 18 5.780
Total 431.673 48
Linearitas komitmen afektif dengan dimensi kepribadian agreeableness
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KomitmenAfektif *
Agreeableness
Between
Groups
(Combined) 403.007 34 11.853 5.789 .001
Linearity 275.397 1 275.397
134.49
6 .000
Deviation from
Linearity 127.610 33 3.867 1.889 .103
Within Groups 28.667 14 2.048
Total 431.673 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Linearitas komitmen afektif dengan dimensi kepribadian openness to
experience ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KomitmenAfektif *
Openness
Between
Groups
(Combined) 370.340 30 12.345 3.623 .003
Linearity 215.549 1 215.549 63.259 .000
Deviation from
Linearity 154.791 29 5.338 1.566 .161
Within Groups 61.333 18 3.407
Total 431.673 48
Linearitas komitmen afektif dengan dimensi kepribadian conscientiousness
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KomitmenAfektif *
Conscientiousness
Between
Groups
(Combined) 326.223 30 10.874 1.856 .085
Linearity 145.543 1 145.543 24.844 .000
Deviation from
Linearity 180.680 29 6.230 1.064 .456
Within Groups 105.450 18 5.858
Total 431.673 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 5
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Uji Korelasi Pearson Product Moment Komitmen Afektif dengan dimensi
kepribadian Extraversion, Agreeableness, Openness to Experience, dan
Conscientiousness
Correlations
KomitmenAf
ektif
Extraversio
n
Agreeablene
ss
Opennes
s
Conscientio
usness
KomitmenAfektif Pearson
Correlation 1 .568
** .799
** .707
** .581
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 49 49 49 49 49
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI