PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

44
Praktikum Gizi Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Sahriani

Transcript of PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Page 1: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Praktikum GiziSistem Dasar Diagnostik

dan Terapi

Sahriani

Page 2: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Praktikum 1PENILAIAN

STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK PADA

ORANG DEWASA

Page 3: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Antropometrik adalah segala yang dapat diukur misalnya dalam hal ini penentuan status gizi seseorang dengan menggunakan parameter usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan tebal lemak dibawah kulit

Adapun jenis penilaian status gizi cara antropometrik yakni :

Page 4: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

1. IMT (Indeks Massa Tubuh) (kg/m2)Penilaian status gizi dengan menggunakan berat badan

(kg) dan tinggi badan (m)

Alat yang digunakanBB : Spring balance scale

Platform balance scaleDacin (bayi)TB : Microtoice

MeteranInfantometer (Bayi)

BBI = (TB-100) x 10% (TB-100)

Page 5: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Status IMT ( kg/m2 )

Resiko Komorbiditas

Underweight < 18,5 Rendah

Normal 18,5 – 22,9 Normal

Overweight 23 – 24, 9 Meningkat

Obes 1 25 – 29,9 Moderate

Obes 2 > 30 Berat

Page 6: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Lingkar Lengan Atas (cm)Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon

Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik

Syarat pengukuran LLA1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri)

2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup

pakaian

3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang

4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata

Page 7: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Cara pengukuran LLA1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon3. Tentukan titik tengan lengan4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi

cukup terukur lingkar lengan5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar6. Cara pembacaan skala yang benar

Page 8: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Rumus LLA

Laki-laki 29,5 cmPrempuan 28,5 cm

INTERPRETASI Baik > 85%Kurang 75, 1% – 85%Buruk < 75%

Page 9: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Ө Lengan =

Ө Otot = Ө Lengan – TLK

O Otot = Ө otot x 3,14

Page 10: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Praktikum 2PENILAIAN

STATUS GIZI CARA ANTROPOMETRIK PADA

BAYI Dan ANAK

Page 11: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

A. LLA menurut umur pada Anak

Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik

Page 12: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Syarat pengukuran LLA

1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri)

2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian

3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang

4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata

Page 13: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Cara pengukuran LLA

1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon2. Letakkan pengukur antara acromion dan

olecranon3. Tentukan titik tengan lengan4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi

cukup terukur lingkar lengan5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar6. Cara pembacaan skala yang benar

Page 14: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Penilaian Status Gizi Menggunakan pita shakir

Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir 1. Merah : 7,5 – 12,5 cm : Gizi Buruk2. Kuning : 12,6 – 13, 5 cm : Gizi Kurang3. Hijau : 13,5 – 17,5 cm : Gizi Baik4. Putih : > 17,5 cm : Overweight

Page 15: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk umur

%SG = LLA ukur/LLA standar x 80%LLA standar = LLA baku

INTERPRETASI Baik > 85%Kurang 70, 1% – 85%Buruk < 70%

Page 16: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

B. LLA untuk tinggi badan pada Anak

• Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk TB

• %SG = LLA ukur/LLA standar x 85% (LLA untuk TB)

• LLA standar = LLA baku (85%)

INTERPRETASI Baik > 85%Kurang 70, 1% – 85%Buruk < 70%

Page 17: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Menggunakan Quac Stick Digunakan untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak

dengan menggunakan Quac StickCara Pembacaan :1. Ukur TB2. Ukur LLA3. Hubungkan TB pada sisi kiri dengan LLA pada sisi kananInterpretasi1. Garis mendatar = Gizi BAIK2. Garis Menurun = Gizi KURANG3. Garis Naik = Gizi Lebih

Page 18: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Praktikum 3PENENTUAN KEBUTUHAN

ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN

Rumus Harris Benerdict

Page 19: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Rumus yang digunakanLaki-laki : BEE = 66 + (13,7 X BB) + (5 X TB) + (6,8 X U)

Perempuan BEE = 655 + (9,6 X BB) + (1,7 X TB) + (4,7 X U)

Activity Factor (AF)1,2 pt bedrest1,3 ambulatory pt1,5 – 1,75 normal pt2,0 extremely active

Injury Factor1,2 minor surgery1,35 skeletal trauma1,44 elective surgery1,6 – 1,9 major septic1,88 trauma + steroid2,1 – 2,5 hard injury burn

TDE = BEE x AF x IF

Page 20: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Praktikum 4MAKANAN PADAT (Biasa)

Page 21: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

• Bentuk makanan yang diberikan pada orang normal

• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi bentuk, tekstur dan aroma yang normal

• Makanan biasa terdiri atas golongan makanan pokok, golongan lauk pauk. golongan sayuran, dan golongan buah

Page 22: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Syarat diet makanan biasa

1. Energi sesuai dengan kebutuhan normal orang dewasa dalam keadaan istirahat

2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi5. Cukup mineral, vitamin dan kaya serat6. Makanan tidak merangsang saluran cerna

Page 23: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Indikasi

• Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya

• Makanan yang dianjurkan sebaiknya yang mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna

• Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman mengandung alkohol.

Page 24: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan Lunak (Soft Diet)Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur mudah dikunyah,

ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasaMakanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan

biasa

Syarat diet makanan lunak1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak sesuai dengan

keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien3. Makanan diberikan dalam porsi sedang yaitu 3 kali makan lengkap dan

2 kali selingan4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu

yang tajam

Page 25: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Indikasi

1. Pasien sesudah operasi tertentu2. Pasien dengan penyakit infeksi dengan

kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi3. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan

menelan4. Sebagai perpindahan dari makanan saring ke

makanan biasa

Page 26: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang boleh diberikan 1. Sumber HA : Beras ditim, dibubur, kentang rebus, makaroni, soun, mi,

misoa direbus, roti, bsikuit, tepung sagu, tapioka, maizena, hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, dan madu

2. Sumber protein hewani : daging ikan, ayam, tidak berlemak, direbus, dikukus, ditim, telur rebus, diceplok air, diorak-arik, direbus, milkshake, yoghurt, dan keju

3. Sumber protein nabati : Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis, dipanggang, kacang hijau direbus, susu kedelai.

4. Sayuran : Sayuran tidak banyak serat dan dimasak misalinya sayur bayam, kacang panjang muda, labu siam, labu kuning, tomat, dan wortel

5. Buah- buahan : Buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit seperti pisang matang, pepaya, jeruk manis, dan jus buah.

Page 27: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang tidak diperbolehkan• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat

banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas, dan selar

• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan digoreng, kacang merah

• sayuran : sayuran banyak serst seperti melinjo, nagkan muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak

• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nagka masak, dan durian serta buah lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.

Page 28: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan Saring (Semi Liquid Diet)Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus

daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah dicerna dan ditelan.Makanan saring merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak

Syarat

1. Hanyak diberikan dalam jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang

memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin

2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam salauran cerna, tidak

merangsang saluran cerna diberikan dalam bentuk disaring atau diblender

3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yakni 6-8 kali sehari

Page 29: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
Page 30: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Indikasi makanan saring

• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu• Pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran

cerna (misal : thypus abdominalis atau gastroenteritis)

• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan

• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak

Page 31: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang boleh diberikan

• sumber HA : beras dibubur saring atau dihaluskan (diblender), roti dipanggang atau dibubur, krakers, tepung beras, maizena, sagu, hunkwe, havermout dibubur atau dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren, sirop

• sumber protein hewani : daging ayam dan ikan tanpa duri digiling dihaluskan, telur ayam rebus ½ masak

• sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai

• Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring seperti bayam,tomat,wortel,labu siam dan labu kuning

• Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka, melon, pisang

Page 32: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang tidak boleh diberikan

• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas,singkong• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat banyak,

ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas, dan selar, daging asap, dendeng daging,daging ayam digoreng.

• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan digoreng

• sayuran : sayuran banyak serat seperti melinjo, nangka muda, daun katuk, daun melinjo, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak

• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nagka masak, durian, dan kedondong

Page 33: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan Cair (Full Liquid Diet)

Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental

makanan dapat diberikan secara oral maupun parenteral

Menurut konsistensinya terdiri atas 3 jenis yaitu1. Cair jernih2. Cair Penuh3. Cair Kental

Page 34: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI
Page 35: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Cair jernih

Syarat diet makanan1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih

yang tembus pandang2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber

karbohidrat3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah

diresap4. Sangat rendah sisa (residu)5. Diberikan dalam porsi kecil interval sering

Page 36: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Indikasi makanan cair jernih• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis :

mual dan muntah)• Pasien pasca perdarahan saluran cerna

Page 37: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang boleh diberikan1. Teh, sari buah, air gula, kaldu jernih serta

cairan yang mengandung maldoekstrin2. Makanan ditambah dengan suplemen energi

tinggi dan rendah sisa

Page 38: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Cair penuh• Syarat diet makanan• 1. Tidak merangsang saluran cerna• 2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi

kebutuhan protein dan energi• 3. Kandungan energi minimal 1kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat

diberikan secara bertahap sampai 1/2, ¼ sampai penuh• 4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah

atau bebas laktosa• 5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat

diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C• 6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml

Page 39: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

• Indikasi pemberian makanan cair penuh• Pasien yang mempunyai masalah untuk

mengunyah, menelan atau mencernakan makanan misalnya operasi mulut atau tenggorokan, dan atau pada pasien dengan kesadaran menurun.

Page 40: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang boleh diberikan

• Makanan dapat diberikan melalui oral, pipa atau enteral (NGT) secara bolus atau drip (tetes)

• Makanan cair dengan susu penuh/skim : Susu penuh, maizena, telur ayam, margarin, minyak, gula, sari buah

• Makanan diblender : nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu, tempe, wortel, labu kuning, sari buah

Page 41: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Cair kental

• Syarat diet makanan• Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran

cerna• Cukup energi dan protein• Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak• porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)

Page 42: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Indikasi pemberian makanan cair kental

• Pasien yang tidak mampu mengunyah, menelan serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke saluran napas) seperti pada penyakit ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut.

Page 43: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI

Makanan yang boleh diberikan

• Sumber HA : kentang rebus, gelatin tapioka dibuat puding

• Sumber protein hewani : susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu giling

• sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan dengan gelatin

• Buah-buahan : buah dijus, jeli dan pure

Page 44: PRAKTIKUM GIZI DDT FK UMI