KOMESI NASIONAL PLASMA NUTFAHDEPARTEMEN PERTANIAN
r.
Vol. 1 No. 1 1996
Daftar I si
Strategi Pemanfoatan Plasma Nutfah Padi dalamMendukung Swasembada Beras
T. S. Silitonga dan Z. Harahap
Keragaman dan Keminpan Jenis-jenis Sagu asalSeram Barat, Maluku Tengah
Miftahorrachman dan Novarianto HengkyKoleksi dan Karaktensasi Plasma Nutfah Melati
Soertini Soedjono, Dedeh S. Badriah danWahyu Hendayati
Karakteristik dan Potensi Plasma Nutfah Itik,Itik Mojosari
L. Hardi Prasetyo dan Triana SusantiKaraktensasi Sifat Kualitatif dan KuantitatifPlasma Nutfah Kacang Hijau
Lukman HakimPengelolaan Sumberdaya Genetika TemakDomba di Indonesia
SubandriyoKeragaan Rambutan beserta Kerabatnya dalamBuah-buahan Tropik Basah dan Prospeknyadalam Pasar Duma
H. Hendro Sunaryono
Pemanfaatan Plasma Nutfah Kedelai untukProgram Pemuliaan
D. M. Arsyad dan Asadi
(p(dsma NutfahBuletin
ISSN : 1410 - 4377
Alamat Redaksi
Sekretariat KNPNJl. Merdeka No. 147, Bogor 16111
Telp/Fax (0251) 327031
Penanggung jawab
Ketua Komisi Nasional Plasma Nutfah
Dewan Redaksi
Ketua:
Surachmat Kusumo
Anggota
Zainuddin Harahap
Pasril Wahid
Penny S. Hardjosworo
L. Hardi Prasetyo
Sukardi Hastiono
Redaksi Pelaksana
M. Hadad EA.
Lukman Hakim
S. Koerniati
Buletin Penelitian Plasma Nutfah diterbitkan oleh Komisi Nasional Plasma Nutfah. Buletin ini memuat hasilpenelitian dan tinjauan ilmiah tentang Eksplorasi, Karakterisasi, Evaluasi Pemanfaatan dan Pelestarian PlasmaNutfah Tumbuhan, Hewan dan Mikroba. Diterbitkan secara berkala dua kali setahun
KOMISI NASIONAL PLASMA NUTFAHDEPARTEMEN PERTANIAN
I Strategi Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi dalam Mendukung Swasembada BerasT. S. Silitonga dan Z. Harahap
16 Keragaman dan Keminpan Jenis-jenis Sagu asal Seram Barat, Maluku TengahMiftahorrachman dan Navarianto Hengky
29 Koleksi dan Karakterisasi Plasma Nutfah MelatiSoertini Soedjono, Dedeh S. Badriah dan Wahyu Hendayati
35 Karaktenstik dan Potensi Plasma Nutfah Itik, Itik MojosariL. Hardi Prasetyo dan Triana Susanti
38 Karakterisasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Kacang HijauLukman Hakim
44 Pengelolaan Sumberdaya Genetika Temak Domba di IndonesiaSubandriyo
51 Keragaan Rambutan beserta Kerabatnya dalamBuah-buahan Tropik Basah dan Prospeknya dalam Pasar
DuniaH. Hendro Sunaryono
56 Pemanfaatan Plasma Nutfah Kedelai untuk Program PemuliaanD. M. Arsyad dan Asadi
Daftar Isi
(Plasma Nut/ahBuletin
ISSN: 141-4377
29
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 1995sampai dengan Maret 1996.
bunga dalam berbagai fungsi meningkat dengantajam (Kusuma dkk., 1995, Sarwono, 1992). Parapakar Botani menyebutkan bahwa Jasminumberasal dari daerah Laut Hitam, Asia, India, Cinadan Afrika Utara (Heyne, 1950; Laumonnier, 1959;Wyman, 1986).
Sekitar 15 species Melati yang dibudidayakantelah di Indonesia. Pola pertumbuhan tanamannyategak dan merambat. Tanaman yang sudah tua,batang pokoknya tumbuh menjadi kayu. MenurutBailey (1963) dan Suhendar (1990) terdapat sekitar200 species Jasminum tumbuh dipermukaan bumi.Namun jenis yang tumbuh dan dibudidayakan diIndonesia belum diketahui secara pasti. Menuruthasil eksplorasi di DKI Jakarta, Jawa Barat danJawa Tengah pada umumnya kultivar yang dibudidayakan adalah Jasminum sambac merupakanadalan petani untuk dikonsumsi sebagai pewangi,penghias busana dan rangkaian bunga. Tujuanpenelitian untuk menata informasi yangdikumpulkan dari petani, pedagang, pengumpul,penyuluh dan instansi terkait di sentra produksiserta mengumpulkan jenis Melati untukmemperoleh data karakter tanaman.
Data karakterisasi Melati sebagai hasilinventarisasi tahun 1992/1993 telah diperolehsejumlah 6 species, (Soertini dan Badriah, 1993).Mengingat masih banyaknya species Melati yangbelum diketahui karakter serta daerah sebarannya,penelitian dilanjutkan ke daerah Jawa Timurtermasuk Madura dan daerah Istimewa Yogyakatta.Kultivar Melati yang ada di lokasi yang dikunjungidikumpulkan berupa stek atau tanaman dewasa,ditumbuhkan di kebun koleksi, sebagai bah ankoleksi tambahan yang akan diamatai karaktemya.PENDAHULUAN
Melati (Jasminum spp.) merupakan salah satuanggota suku Oleceae, telah dikenal masyarakatIndonesia berabad yang lalu (Burkill, 1996).Daerah sebaran genus Jasminum meliputi Zonetropik dan sub tropik. Setelah diangkat menjadi"Puspa Bangsa", pada bulan Juni 1990, kebutuhan
ABSTRACT.
Collection and Characterization of Jaimlne Cermpiasm.Jasmine has been used for tea aroma and dress accesories forlong time ago in Java and Madura. The objectives of thisexperiment were to collect Jasmine cvs. from its productioncentre and to describe its characteristics. Jasmine are collectedfrom several locations in Java and planted at OrnamentalResearch Stations Cipanas and Jakarta. The rooted cuttings hasbeen used from locations and Malang. Number of plantcollection were 12 cvs. grew well at Cipanas and 9 cvs. inJakarta, both were planted in toe green house and field. Therewere 6 additional cvs. collected in 1995/1996 and have beencharacterized by obsevation on stem, leaf, flower and pest anddisease, essentially for breeding purposes.
Key word : Jasmine, collection, characterization,breeding purposes.
ABSTRAK
Koleksi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Melati. Kegiatanini bertujuan untuk memperoleh data sebaran dan karakterMelati, mengumpulkan berhagai ragam kukivar yang ada diJawa. Diperoleh hasil bahwa Melati telah lama digunakansebagai pewangi teh dan penghias busana di Jawa termasukMadura. Kebanyakan bibrt berasal dari lokasi setempat danMalang. Tanaman koleksi plasma nuftah Melati di kebunCipanas terdapat 12 kultivar dan di Pasarminggu tumbuh 9kultivar Melati yang dipelihara di rumah kaca dan lapang.Diperoleh data karakterisasi 6 kultivar koleksi tambahan hasileksplorasi tahun 1995/1996 terhadap batang, daun dan bungaserta hama dan penyakit utama di lapangan, untuk dapatdimanfaatkan bagi kegiatan pemuliaan tanaman.
Kata kunci: Melati, koleksi, karakterisasi,pemuliaan.
Koleksi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Melati
Soertini Soedjono, Dedeh S. Badriah dan Wahyu HandayatiBabi PeneUtian I^naman Hias
30
Timur adalah Jasminum sambac (Gambar 1).Bunga yang dihasilkan tidak menunjukkan adanyaperbedaan bentuk kuncup ataupun bunga yangsudah mekar, karena itu para petani dan produsenhanya menyebut bunga Melati, tanpa perbedaanantara Melati Emprit atau Kebo seperti yang terjadidi daerah Tegal dan pekalongan.
Menurut informasi yang diperoleh di daerahIstimewa Yogyakarta, sejak 10 tahun terakhirtanaman Melati sebagai penghasil pewangi tehsudah mengalami erosi, dapat dikatakan habisakibat periuasan pemukiman. Kultivar yang masihtersisa adalah Melati jenis Jasminum officinal^atau sering disebut J. floribundum, J. grandiflorumLinn (Gambar 2) (Heyne, 1950). Pada dekadeterakhir ini kebutuhan konsumen untuk hiasanbusana, penganten, rangkaian dan bunga taburdipasok dari Tegal dan Pekalongan. Sama halnyadaerah Banyumas, beberapa kecamatan di sekitarBaturaden, semula terdapat petani penghasil bungaMelati untuk pewangi teh, namun akhir-akhir iniluas lahan pertanaman Melati sudah menurun,demikian pula pemeliharaaimya tidak intensif lagi.
Tidak demikian halnya di daerah Pasuruankecamatan Bangil, luas areal tanaman Melatiberkembang pesat pada lima tahun terakhir.Kultivar yang ditanam tergolong species Jasminum sambac, dikonsumsi sebagai pelengkapbusana, rangkaian bunga dan bunga tabur. Demikian pula daerah Madura (Bangkalan), pertanamanMelati mengalami peningkatan. Populasi yangmasih ada, menurut informasi pemiliknya sudahberumur sekitar 30 tahun ternyata masih produktif.Bibit yang ditanam untuk peremajaan berasal darilokasi setempat.
Menurut keterangan petani yang ditemui didaerah Pekalongan, Bangil dan Pasuruan, populasiyang dibudidayakan pada saat sekarang bibitnyakebanyakan berasal dari setek batang dihasilkanoleh petani daerah Batu, Malang.
Sebagai hasil pengamatan di lapangmenunjukkan bahwa penyakit utama tanamanMelati yang ditemukan di beberapa daerah antaralain:
• Downy Mildew oleh Jamur Peronospora sp.,Alternaria sp. terdapat di Bandungan, Semarang,Pekalongan, Sleman, Yogyakarta, Bangkalandan Madura.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanaman koleksi Melati baik di Cipanasmaupun Pasarminggu tumbuh sebagaimanatanaman Melati pada umumnya, tetapipertumbuhan J. sambac (Gambar 1) di Cipanaskelihatan lebih lambat. Hal ini kemungkinanadanya pengaruh lingkungan terutama iklim yangkurang sesuai. Produksi bunganya rendah, denganukuran lebih kecil, sehingga tidak dianjurkanmembudidayakan J. sambac di dataran tinggi.
Pada tahun 1995/1996 telah diperoleh tambahankultivar Melati sejumlah 6 jenis yang ditanamsebagai tanaman koleksi di Cipanas dan 4 jenis diPasar- minggu. Karakter kultivar yangdikumpulkan sebagaimana disajikan pada Tabel 1,2,3 dan 4.
Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwakultivar Melati yang dibudidayakan di JawaTengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Koleksi tanaman Melati dilakukan di kebun danrumah kaca Cipanas dan Pasarminggu.Pemeliharaan tanaman dilaksanakan denganpenyiraman secara teratur, pemupukan kandang 20kg/m2 dan 2 cc/liter NPK, pengendalian hama danpenyakit seminggu sekali. Pemangkasan batang dancabang yang tua, kering dan tidak subur atauberpenyakit.
Pengumpulan kultivar berbentuk setek, setekberakar dan tanaman yang sudah tumbuh subur.Baha tanaman tersebut ditanam dalam pot ataupolibag da- lam media tanah : pasir : pupukkandang -1:1:1. Lokasi pelaksanaan yaknt disentra produksi di daerah Jawa Tengah, DaerahIstimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Pengamatan selama kunjungan dilaksanakankebeberapa petani, pedagang bibit dan bunga sertaperangkai bunga Melati. Selama survei datakeragaman Melati, latar belakang populasi, sifatpertumbuhan dan serangan hama dan penyakitutama di lapangan dicatat dan disusun sebagai datapaspor.
Terhadap tanaman koleksi, peubah pengamatandilaksanakan terhadap pertumbuhan, karakter fisikbatang, daun serta bunganya (Green, 1984; Kiew,1984; Patra and Dhua, 1995).
31
12211
1
2
5
22923030
TANAMANJUMLAH
-
2211
-
25
2
5
.-
2--
95/96
1----
1-
-
-
--
5-
2525
94/95
TAHUN
-----
25
-
•
222255
93/94
BelandaCibodasJakartaCilengsiCilengsi
BelandaPekalongan -
Baturaden
Tegal
BogorBogorBogorBogorTegalTegal
DAERAHASAL
J. nudiflorumJ. acuminatisinumJ. spp.J. refolutumJ. sambac "Chafoecha"
Jasmine"J. polyanthum "WriterJ. officinale "Gambir"
(daun kecil)J. multiflorum
(daun runcing)J. multiflorum
(daun membulat)J. multiflorumJ. sambac "Rose Pikake"J. sambac "Susun wangi"J. sambac "Menur"J. sambac "Emprit"J. sambac "Kebo"
NAMA LATIN/
15.14.13.12.11.
10.9.
8.
7.
6.5.4.3.2.1.
NO.
"Gambir" tidak ditemukan di daerah pantai,meskipun Sleman, Yogyakarta tergolong dataranrendah, pertumbuhan J. officinale cukup baik padawaktu sekarang tidak lagi dibudidayakan secaraintensif. Produksi bunga J.officinale di datarantinggi lebih banyak, dengan aroma yang lebihha rum Hal ini dapat dilihat banyaknya petaniJ.officinale di selatar Purwokerto. Menurut Heyne(1950) species tersebut mampu tumbuh baik padaketinggian 1600 m di atas permukaan laut.Ditemukan Melati J. multiflorum di Baturaden,Purwokerto (Gambar 3), bentuk bunga danaromanya sama dengan J. sambac, tetapi
ukurannya lebih besar dengan produksi bunganyalebih tinggi. Jems ini dianggap memiliki potensiyang lebih tinggi dapat dianjurkan sebagai spesiesyang mempunyai prospek di masa yang akandatang.
Data curah hujan dan hari hujan rata-rata terterapada Tabel 5, diperoleh dan Dinas PertanianTanaman Pangan di daerah pesebaran tanamanmelati yang sempat dikunjungi.
•Bercak daun (Cercospora sp.) di Pemalang,Bangkalan dan Madura.
•Penyakit akibat jamur Septoria sp. di Sleman,Yogyakarta.
•Penyakit lainnya serangan jamur Verticillium sp.di Bangkalan, Madura dan Batu Malang.
•Ditemukan pula serangan virus pada tanaman
Melati di Bandungan, Yogyakarta dan Bangil.
•Serangan hama Whitefly atau kutu di Sleman,Yogyakarta, Bandungan, Madura dan Bangil,Pasuruan.
•Hama Meallybag di Sleman, Yogyakarta danBangil, Pasuruan.
Iklim merupakan salah satu faktor yang besarpengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi,keragaman genetik, konservasi dan pemanfaatan
plasma nuftah (Zongwen etal, 1995). Ketinggiantempat atau perbedaan suhu menunjukkan adanyaperbedaan species yang tumbuh. KultivarJasminum sambac pada umumnya tumbuh dandibudidayakan di daerah pantai sampai ketinggian800 m di atas permukaan laut dengan produksibunga yang cukup tinggi, sesuai dengan pernyataanBruggeman (1984). Untuk kultivar J. officinale
Tabel 1. Koleksi Palsma Nuftah Melati
(Collection of Jasmine Germplams)
32
4-11.7
6.2-10
4-11.7
5.6-15
4-11.3
3.6-8.5
Panjang daun(cm)
3.5-6.2
2.6-5.1
3.5 - 6.2
3.7-10.7
1.1 -5.3
2.7 - 7.6
Lebar daun(cm)
Bergelom-
Sedikit
Berge-
Rata
Rata
Kasar
Permukaan
Dua-dua
Dua-dua
Dua-dua
Dua-dua
Dua-dua
Dua-dua
Susunan
Lansetbang.
Lanset
Lanset
Segitiga
Segitigadengan
Lanset
Bentuk
Hijausampai
Hijau
Hijaulombang.
Hijauanak daun5-7 helai.
Hijaumudaanak daunS^ helai.
Hijaumuda
Warna
6. J. acumina-tisimumgelapdanpucukagakungu.
5. J. sppberge-lombang.
4. J. sambac(chafoecha)
3. J. polyanthummudasampaigelap.
2. J. officinale(Yogyakarta)sampaigelap.
1. J. multiflorvm(Baturaden)sampaigelap.
No. Nama species
Tabel 3. Karakteristik Daun MelatiTable 3. Caharacteristic of Jasminum Leaf
2.5 -10
2.1-9.2
3.4-5.6
4.3-23.0
3.5-8.3
1.7-3.0
Jarak antarruas daun(Intemodesdistance)
Hijaugelapsampaicoklat
Hijaugelap
Hijaugelapsampaicoklat
Hijautua.
Hijautua.
Hijautuasampaicoklat
Pangkal(Bottom)
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijautua.
Hijautuaberbulucoklat
Tengah(Middle)
Hijaukemarah-an sampaiungu.
Hijaumuda.sampaicoklat.
Hijaumudaberbuluhalusputih.
Hijaumuda.
Hijaumuda.
Hijaumudaberbuluputih.
Pucuk(Tip)
VUarna (colour)
Semak
merambat
semak
merambat
merambat
semak
Tipe
(Planttype)(cm)
28.3
103.4
63.4
-
-
53
Tinggitanaman(plantheigth)(cm)
6. J. acumlna-tisinum
5. J. spp
4. J. sambac(Chafoecha)
3. J. polyanthum
2. J. otTklnale(Yogyakarta).
1. J. multltlonim
No. NamaSpecies(Speciesname)
Tabel 2. Data Karakteristik Batang MelatiTable 2. Characteristic oUasminum Stem
33
Sumber :Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
74
84
1331824
1939
1454
1994-1995
1994-1995
1990-1994
(Malang)Batu
Bangil
(Madura)
Bangkalan
1042105Yogyakarta1989-1993
(DI.Yogyakarta)
Hari hujan (RainDays) (hari/days)
Curah hujan(Rain fall)mm
Tah unLokasi
Tabel S.Rata-rata Curah Hujan dan Hari HujanTable S. Average of Rain Fall and Rain Days
Kiaflr^terang.
Tom-Kuningbak mida.
Tom-bak.
1.4
Tom-Kiaiingbak. muda.
-
Tom- Kuning 4-5bakrun-
0.3
-
0.2
1.8Hijau 0.4muda.
Hijau 0.5
0.4•
Tom-bak.
Hijau 0.5muda.
-
HijauO.25
Hijau 0.15
Whrna Jnl. VVbrna Jn4Co- (Num- Co- Num
lour) bar) lour) bar)
Btk.Form
Ber-
length(em)
PJ-tang-kd(Stalk
i
-
Ber-belahdua
9
(em)
(La-ngth)
Keha-luman
Tom-bak
8
Bar-belahdua.
-
5
0.8
Mhma(Co
lour)
Kdopak
6-9
0.3
20-
0.5
1.7
Btk.Form
Sail(Sepal)
1.2
1.5
1.1-
1.5
3.3
Jnf.(Number)
Puflk(Polan)
1.6
Pulh 2.9kehi-Jauan.
2.0-
Pulh 3.2
Pulhbaktua.
(em)
Lb.(VUd-th)
Petal(Ovary)
Puflh 3.9kehl-jauan.
Undo
Puflh 3.6kehi-jauan.
-
Undo
Un-belahdua
(cm)
P).U-ngth)
Kuncup(Fl.bud)
Un-dp.
3.1
Un-dp.
-
2.5
3.5dpgemuk
(em)
P^(Long*
2 - 3 3.4
1
1 - 5 4.2-
3
4-7
VUuna(Colour)
Jumlahkisttum
Puflh
Pulh
Puflh-
Puflh
Puflh
Btk.Form
Vthma(Colour)
Hntang
Hntang
Hntang-
Hntang
Bintang
offlowerstalk)
Bentuk(Form)
J.acumkM-Utinum.
J.spp
J.simbmc(Chafoecha)
J.polywnthum
J.omclmle(Yogyakarta)
dng.
J.mulHHottJtn(Baturaden)
Name Spades(Spades name)
6.
5.
4.
3.
2.
1.
No.
Tabel 4. Data Karakterisasi Bunga MelatiTable4. Characterisasi of Jasminum flower
34
Bruggeman, L. 1948. Indishe Tuinboek. De SpieghelAmsterdam. 246- 247.
Burkill, I.H. 1966. A dictionary of the economic productsof Malay Peninsula Goverment of Malaysia andSingapore. Kualalumpur.
Green, P.S. 1984. Studies in the genus Jasminum(Ollaeceae) Kiew Bull. 40(1): 225-230.
Heyne, K. 1950. De nuttige planten van Indonesia, vanHoeve's gravenhage : 1265 -1267.
Kiew, R. 1984. Preliminary pollen study of the Oleaceaein Malaysia grad. Bull. Sing. 37(2): 225 - 230.
Kusumah Effendie, Toto Sutater, Sri VNAjryaningsih danDeden Komar, 1995. Analisis usahatani melati. J.Hort.5(2:90-99.
Sarwono, JA 1992. Jenis melati. Trubus 23(26) : 54 -56.
Soertini Soedjono dan S. Badriah. 1993. Inventarisasiverietas Melati. Bull. Pen. Tan. Hias 1(1): 9 -112.
V^^man, D. 1986. Wyman's gardening encylopedia. MacMillan Pub. Comp. New York. 591 - 592.
Zongwen, Z.; Chen Yong and Zhang Jian Hua. 1955.Ecolographical survey of the genetic resources ofwaxymaize in Yunnan Province, Chena, Plant geneticresorces Newsleter. LPGRI/FAO. 101 : 6-11.
PUSTAKA
Bailey, L.H., 1963. The standard cyclopedia ofHorticulture. The McMillan Comp. 1716-1719.
KESIMPULAN
•Koleksi varietas Melati telah terkumpulsebanyak 15 varietas yang ditanam di Cipanasdan Pasarminggu.
•Varietas yang diusahakan oleh petani JawaTengah, Jawa Timur dan Madura adalahJasminum sambac.
•J. multiflorum asal Baturaden memiliki prospekyang lebih baik untuk induk silangnya.
•Di D.I. Yogyakarta, Banyumas dan Baturaden
tanaman Melati sudah teigeser oleh perluasanpemukiman tetapi di Bangkalan (Madura) danBangil (Pasuruan) berkembang pesat.
•Terdapat penyakit utama pada pertanamanMelati di semua sentra produksi.
Top Related