KELOMPOK KAMIMEMPERSEMBAHKAN
123
KESELAMATAAN, KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
(K3LH)
NAMA KELOMPOK : AYU NURHAYATI
EMA WABAINA BARANTIANSITI ROSMAYANTY
YULIANA
Bab 1Mendeskripsikan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
A. KoNsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata “safety” dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Dalam mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakaan inilah berkembang sebagai konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories).
Adapun kesehatan berasal dari bahasa inggris “health”,
yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari
penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat
secara fisik, mental, dan juga sehat secara sosial. Dengan
demikian, pengertian sehat secara utuh menunjukan pengertian
sejahtera (well-being).
Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia
selalu mempunyai pekerjaan (work, occupation) dan sebagian
besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat
terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin
disebabkan oleh pekerjaannya atau menderita penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
Kesehatan kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada
pekerjaan yang dapat mengakibatkan manusia menderita
penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease)
juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau
pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam
meningkatkan kesehatan pada manusia pekerja tersebut.
Istilah “keselamatan dan kesehatan kerja” dapat dipandang
mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian pertama mengandung
arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan
yang kedua adalah sebagai suatu terapan atau suatu program
yang mempunyai tujuan tertentu.
industrial environments. It is multi disciplinary profession based
upon physics, chemistry, biology, and behavioral sciences with
application in manufacturing, transport, storage, and handling of
hazardous material and domestic and recreational activities.
(ODHA, USA)
Dari definisi tersebut dapat diamati adanya uraian yang
menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi
pendukungnya.
The promotion and maintenance of the highest degree of
physical, mental and social well being of workers in all
occupations; the prevention among
the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to summarize; the adaption of work to man and each man to his job. (Joint Committe : ILO & WHO)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya dan risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin.
2. Tujuan Keselamatan Kerja
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berbeda di
tempat kerja.
3. Syarat – Syarat Keselamatan
Syarat – syarat keselamatan kerja diatur dalam Undang –
Undang No. 1 Tahun 1970, yaitu sebagai berikut:
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
• Mencegah dan mengurangi peledakan.
• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
• Memberi pertolongan pada kecelakaan.
• Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
• Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebarluasnya
suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar matahari atau radiasi, suara tau getaran.
• Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
• Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
• Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik.
• Menyelenggarakn penyegaran udara yang cukup.
• Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
• Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
• Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang , binatang,
tanaman, atau barang.
• Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
• Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dengan demikian, kehadiran Keselamatn dan Kesehatan Kerja sebagai
suatu pendekatan ilmiah maupun dalam berbentuk programnya di
berbagai sektor bukan tanpa alasan. Alasan pertama adalah karena hak
asasi manusia untuk hidup sehat dan selamat, alasan kedua adalah
alassan ekonomi agar tidak terjadi kerugian dan beban ekonomi akibat
masalah keselamatn dan kesehatan, alasan ketiga adalah alasan hukum
4. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan ilmu terapan, yang
bersifat multidisiplin di dalam era global dewasa hadir dan berkembang
dalam aspek keilmuannya (di bidang pendidikan maupu riset) maupun
dalam bentuk program-program yang dilaksanakn di berbagai sektor
yang tentunya penerapannya didasari oleh berbagai macam alasan.
5. Kesehatan di Lingkungan Kerja
Secara umum, kesehatan dan lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan ekonomi, dimana industrilisasi
banyak memberikan dampak positif terhadap keshatan.
Kesehatan adalah keadaan atau situasi sehat seseorang,
baik jasmani maupun rohani. Kesehatan dilingkungan kerja
adalah kesehatan yang dirasakan oleh pekerja pada saat
bekerja pada suatu perusahaan atau ditempat kerja. Menjaga
kesehatan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan lingkungan kerja dan sekitarnya secara
rutin dan teratur.
Untuk mencapai derajat kesehatan di lingkungan kerja, ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dan penting untuk
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a. Segi-segi Kebersihan PerusahaanKebersihan perusahaan meliputi kebersihan luar dan dalam
gedung. Secara rinci, kebersihan meliputi sebagai berikut.
• Keadaan kakus atau WC yang baik.
• Pembuangan sampah dan air sampah yang baik
• Keadaan gedung atau halaman yang tidak menyebabkan kecelakaan,
kebakaran, dan ledakan-ledakan,
• Keadaan yang tidak menyebabkan bersarangnya nyamuk dan lalat.
b. Air Minum
Pada semua tempat kerja harus disediakan air bersih yang
sumber dan cara pengalirannya disahkan oleh instansi yang
ditunjuk untuk mengesahkan. Tempat minum harus disediakan
untuk pekerja-pekerja menurut bentuk yang telah ditentukan oleh
yang berwenang dalam berbandingan untuk setiap 100 pekerja.
Jika dipakai wadah air munum, maka wadah itu harus
tertutup rapat dan tidak deperbolehkan memakai gelas yang
sama.
c. Kakus
Perbandingan jumlah kakus dan pekerja adalah:
• 1 kakus untuk 1-24 pekerja
• 2 kakus untuk 25-50 pekerja
• 3 kakus untuk 50-100 pekerja
d. Tempat Cuci dan Ganti Pakaian
Setiap tempat kerja harus disediakan tempat cuci dalam
perbandingan 1 tempat cuci untuk 25 pekerja, dan satu untuk
setiap tambahan 15 pekerja jika jumlah pekerja lebih dari 100.
Pada setiap tempat cuci harus disediakan air yang mengalir,
sabun dan handuk yang bersih juga, serta tempat untuk
pembuangan kotoran.
Selain itu, harus pula disediakan tempat ganti pakaian apabila
ada pengolahan yang menimbulkan debu, kotoran, panas,
tinggi, asap, uap, embun dan sebagainya yang mungkin dapat
merusak kesehatan atau kesenangan bekerja.
e. Ruangan Makan dan Kantin
Apabila pekerja menghendaki pekerja harus makan
siang dalam lingkungan pekerjaan maka harus disediakan
ruang makan yang cukup luas sehingga semua pekerja
dapat makan sekaligus atau bergelombang.
Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus
dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan-
peraturan kebersihan.
Jika di tempat kerja diadakan kantin makan, kantin itu harus
dibuat, dirawat, dan dijalankan sesuai dengan peraturan-
peraturan kebersihan. Dapur, tempat makan, dan alat-alat untuk
makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan, air munum
dan makanan yang dihidangkan harus bersih dan sehat.
f. Hal-Hal Lain
Segala sampah ditempat kerja harus dikumpulkan, disimpan,
dan dibuang sebegitu rupa sehingga tidak merusak kesehatan
atau menjadi gangguan.
Selain itu, sanitasi juga harus membantu usaha-usaha untuk
memberantass penyakit menular. Untuk memperoleh kesehatan
yang baik, usaha-usaha yang harus diperhatikan, di antaranya:
• Pekerja yang pekerjaannya menghadapi bahaya harus diperiksa
kesehatannya setiap 6 bulan – 1 tahun sekali.
• Alat-alat harus diperiksa setiap miggu atau bulan untuk menilai
bahaya-bahaya yang mungkin timbul (antara lain harus dilakukan
pengambilan sampel udara juga pemeriksaannya di laboratorium).
• Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui
kemungkinan sakit pernafasan menaun, ginjal, dan sebagainya.
Kondisi-kondisi kesehatan yang menyebabkan rendahnya kondisi
produktivitas kerja, di antaranya:
• Penyakit umum, penyakit yang paling banyak adalah infeksi, endemic
(cacar, kolera), parasit, penyakit alat pernapasan, seperti flu da
bronchitis.
• Penyakit akibat kerja, seperti keracunan bahan kimia, gangguan
mental psikologi akibat kerja.
• Keadaan gizi buruk pada buruh yang dikarenakan penyakit endemis
dan parasitis, kurangya pengertian tentang gizi, kemampuan
pengupahan yang rendah dan beban kerja yang terlalu besar.
• Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk produktivitas optimal
tenaga kerja, seperti keadaan suhu, kelembapan dan gerak udara
yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja.
• Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik dikarenakan
pengupahan yang rendah.
• Fasilitas kesehatan yang ada di perusahaan belum memenuhi
standar.
6. Keamanan Kerja
Keaman kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung
terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
non materil. Keadaan yang tidak aman dapat menimbulkan
kecelakaan-kecelakaan, dan luka-luka dalam hubungan kerja, yaitu
sebagai berikut.
a. Tidak adanya penjagaan, maksudnya tempat-tempat yang
berbahaya seperti jalan-jalan sempit, tangga-tangga yang tidak
diberi ril-ril penjagaan, kawat-kawat listrik atau bahan-bahan
peledak yang tidak dilindungi atau ditutup dengan cara tertentu.
b. Penjagaan yang tidak cukup terhadap barabg-barang yang
berbahaya.
c. Model atau konstruksi yang tidak aman.
d. Aturan yang berbahaya, lazimnya dikenal sebagai
“pemeliharaan buruk” dalam jenis keadaan yang tidak aman.
e. Penerapan yang tidak tepat, penerangan yang tidak cukup,
terlalu banyak penerangan, cahaya yang berwarna salah.
f. Penganginan yang tidak aman, kumpulan uap, debu, gas-gas
atau asap.
g. Pakaian yang tidak aman, disini termasuk sepatu-sepatu yang
sudah tua, pakaian yang robek/penuh minyak, kacamata
pengamanan, ikat pinggang pengamanan, dan alat-alat
pengaman perseorangan lainnya yang tidaak tersedia.
Dengan demikian, hal-hal yang harus diperbuat terhadap keadaan-
keadaan yang tidak aman adalah sebagai berikut.
a. Menyingkirkan segala bahaya
Apabila ada alat pengangkut yang berat terletak pada suatu panggung
kerja dan alat itu mudah jatuh dan melukai seseorang, maka sebaiknya
kita memindahkan alat itu ditempat yang seharusnya.
b. Penjagaan
Ada tempat-tempat bahaya yang tidak dapat disingkirkan, seperti
kawat-kawat listrik bertegangan tinggi dan perseling-perseling terbuka
pada mesin-mesin. Jagalah agar bahaya itu dilindungi dengan
menempatkan dinding sekelilingnya atau menggunakan alat-alat
penjagaan lainnya.
c. Peringatan
Jika tidak mungkin menggunakan alat penjagaan, berilah
peringatan tentang keadaan tidak aman itu. Alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberi peringatan tentang keadaan yang tidak
aman, misalnya terompet, lonceng, peluit, lampu-lampu sinyal, garis
bercat, bendera-bendera merah, atau tanda dengan perkataan
d. Anjuran
Kita harus membuat anjuran-anjuran tertentu tentang cara
untuk menghilangkan keadaan-keadaan yang tidak aman itu.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil, yaitu:
1) Baju kerja 3) Sarung tangan 5) kaca mata
2) Helm 4) Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non materil, yaitu:
1. Buku petunjuk penggunaan alat 3. Himbauan-himbauan
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya 4. Petugas keamanan
3.Petugas keamanan
7. Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja
Latar belakang dan diterapkannya Prosedur Kesehatan, Keselamatan,
dan Keamanan Kerja (K3) adalah standardinasi yang telah diterapkan di
dunia kerja internasional.
Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja berawal dari
OSH (OccupationalSafety and Health) yaitu sebuah ilmu disiplin yang
peduli dan melindungi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
orang yang bekerja ditempat kerja.
Sejak tahun 1950, International Labour Organization (ILO) dan
World Health Organization (WHO) telah menetapkan definisi
hukum dari keehatan kerja. Tujuan awal dari pendirian standard
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah sebagai
berikut:
1) Moral – Seorang pekerja seharusnya tidak mempunyai risiko
terluka pada saat kerja yang berhubungan dengan lingkungan
kerja.
2) Ekonomi – Dengan mengurangi biaya yang harus dibayar jika
terjadi kecelakaan di tempat kerja.
3) Legal – Mendorong hukum agar menerapkan peraturan resmi
agar dapat dipatuhi oleh banyak pihak.
Beberapa risiko yang biasa dimiliki oleh pekerja adalah
sebagai berikut:
• Risiko fisik (terpeleset, jatuh dari ketinggian, transportasi
tempat kerja, dll)
• Risiko kimia (cairan pelarut, metal berat)
• Risiko psikologis (stress, kekerasan, pemerasan)
• Risiko lingkungan (temperatur, kelembapan, cahaya)
• Risiko cidera otot (lingkungan kerja yang tidak ergonamis)
Setelah adanya OSH disusunlah OccupationalSafety
and Health Act yang ditandatangani oleh Presiden Richard M.
Nixon pada 29 November 1970.
Undang-undang ini menjadi pencetus berdirinya badan
National Institute for OccupationalSafety and Health (NIOSH)dan
OccupationalSafety and Health Administration (OSHA).
Act ini diketemukan di United States Codedi judul ke 29 pada bab
15. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya
bagi kesehatan dan keselematan mereka.
Tujuan keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja adalah
sebagai berikut:
• Melindungi para pekerja dari kemungkinan-kemungkinan buruk
yang mungkin terjadi akibat kecelakaan kerja.
• Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang optimal.
• Mengurangi angka sakit atau angka kematian di antara pekerja.
• Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit
lain yang diakibatkan oleh sesama pekerja.
• Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.
8. Ruang Lingkup Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan
Kerja
Pada prinsipnya, ruang lingkup keselamatan, kesehatan dan
keamanan kerja mencakup 3 aspek, yaitu pekerja, pekerjaan, dan
tempat kerja.
A. Pekerja
Para pekerja/karyawan disuatu perusahaan harus dijaga
dengan baik kesehatannya. Hal tersebut sangat penting untuk
meningkatkan kinerjanya, sehingga memperoleh tenaga-tenaga
yang produktif dan profesional.
Adapun usaha-usaha keselamatan, kesehatan dan keamanan
kerja, diantaranya:
• Mengadakan seleksi dari calon pegawai;
• Pemeriksaan kesehatan secara rutin terhadap para pegawai;
• Meningkatkan kesejahteraan dan mengusahakan suasana,
serta cara hidup para pekerja seoptimal mungkin;
4. Imunisasi berkala terhadap penyakit-penyakit khusus.
Selain usaha-usaha diatas, pekerja juga mempunyai tugas dan
tanggung jawab, yaitu sebagai berikut:
• Mempelajari dan melakukan aturan secara instruksi
keselamatan kerja.
• Memberi contoh cara kerja yang aman kepada pekerja
baru/yang kurang pengalaman.
• Menunjukan kesiapan dan minat untuk mempelajari dan melatih
diri terhadap kerja yang aman.
• Melakukan secara sungguh-sungguh terhadap keselamatan
kerja pada setiap tugas pekerjaannya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan dapat dilaksanakan jika terdapat pekerja.
Namun para pekerja juga tidak banyak berarti jika pekerjaan yang
dilaksanakan tidak diperlakukan sesuai dengan aturan atau
prosedur yang telah ditetapkan.
Usaha mengurangi risiko dalam hal pekerjaan adalah
sebagai berikut.
1. Mengadakan perubahan dalam kerja yang salah, misalnya
pemakaian alat kerja yang tidak sesuai harus diganti
secepatnya.
2. Mencegah terjadinya penularan atau pelajaran melalui
pengaruh-pengaruh dari faktor-faktor yang membahayakan,
misalnya tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap para
pekerja yang bekerja dalam ruangan yang terdapat gas
keracunan atau berdebu dan tindakan peringatan terhadap
jenis pekerjaan yang melelahkan.
3. Diberlakukannya tindakan atau aturan yang ketat untuk
melindungi para pekerja terhadap penggunaan alat-alat yang
membahayakan, misalnya menggunakan pakaian sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan dan juga melarag seseorang
melakukan pekerjaan yang bukan menjadi keahliannya.
4. Pencahayaan/penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhan ketelitian dan
cenderung rumit harus diberikan penerangan yang lebih.
Hal ini dilakukan untuk:
•Mencegah dan menghindarkan terjadinya kecelakaan;
• Menjaga mutu pekerjaan;
•Tidak menurunkan produksi;
•Tidak merusak mata.
5. Latihan-latihan terhadap para pekerja di dalam bidang khusus.
Setiap jenis pekerjaan mempunyai sifat-sifat dan cara-cara
sendiri. Sifat dan cara ini harus dikenal serta dipelajari oleh
pekerja. Hal ini bertujuan:
a) Untuk mencegah timbulnya kecelakaan, kecelakaan sebagai
akibat kurang mengetahui sifat dan cara bekerja;
b) Menambah pengetahuan para pekerja, sesuai bidangnya
masing-masing.
c. Tempat Bekerja
Tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam suatu
institusi/perusahaan. Secara tidak langsung tempat kerja akan
berpengaruh pada kesenangan, kenyamanan, dan keselamatan
dari para pekerja. Keadaan atau suasana menyenangkan
(comfortable) dan aman (safe) akan menimbulkan gairah
produktivitas kerja.
Adapun usaha-usaha kesehatan yang perlu dilakukan terhadap
tempat kerja secara ummum adalah dengan menerapkannya
hygiene sanitasi serta secara khusus.
Hal-hal yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi tempat kerja,
di antaranya:
• Penerangan atau pencahayaan dalam ruangan kerja harus
disesuaikan/diatur dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
• Pengontrolan udara dalam ruangan kerja.
• Suhu udara dalam ruangan kerja.
• Tekanan udara dalam ruangan kerja.
B. Prinsip-Prinsip Pencegahan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak
masalah di bidang kesehatan kerja. Dengan menerapkan usaha
keselamatan dan kesehatan kerja maka kejadian kecelakaan
kerja semestinya bisa dihindari.
Namun seringkali masih sering terjadi saja kecelakaan, baik dari
faktor pekerja, peralatan, mesin, atau sekitar pekerjaan.
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan cara
berikut:
1. Peraturan perundangan : ketentuan yang diwajibkan mengenai
kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan
cara kerja peralatan kerja industri, tuga-tugas pengusaha dan
buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan
kesehatan.
2. Standarisasi : penetapan standar-standar resmi, setengah
resmi atau tak resmi.
misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan
jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek
keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perllindungan
diri.
3. Pengawasan : pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
4. Penelitian bersifat teknik : meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-
bahan yang berbahaya tentang pagar pengaman, penguji alat-
alat perlindungan diri, atau penelaahan tentang bahan-bahan
dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengakat dan
peralatan pengangkat lainnya.
5. Riset medis : meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis
dan patologis.
6. Penelitian psikologis : penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan
yang menyebabkan terjaddinya kecelakaan.
7. Penelitian secara statistik : menetapkan jenis-jenis kecelakaan
yang terjadi.
8. Pendidikan : menyangkut pendidikan keselamatan dalam
kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan, atau kursus-
kursus pertukangan.
9. Latihan-latihan : latihan praktek tenaga kerja.
10.Penggairahan : penggunaan aneka cara penyuluhan atau
pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
11. Asuransi : insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan.
12.Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan : merupakan
ukuran utama efektif tidaknya penerapan kerja.
C.Prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Aspek Higiene• Jagalah kesehatan dan kebersihan setiap pribadi karyawan
• Jagalah kesehatan dan kebersihan makanan dan minuman.
• Jagalah kesehatan dan kebersihan pakaian.
2. Aspek Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)•Pengadaan air bersih.
•Pengadaan pembuangan air kotor dan limbah.
•Pengadaan tempat sampah.
•Pengadaan tempat pembuangan sampah sementara.
•Pemberantasan serangga dan tikus.
•Penataan lingkungan kerja dan perumahan karyawan.
•Pengendalian suara-suara bising.
3. Aspek Lingkungan Kerja•Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisik.
•Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan infeksi.
•Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan kimia.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisiologi.
• Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan mental
psikologi.
D. Tindakan Untuk Mencegah Kecelakaan Kerja
Keselamatan kerja menitikberatkan pada peralatan dari
perusahaan, sedangkan pencegahan penyakit akibat kerja
ditumbuhkan pada orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
Usaha-usaha mencegah memperkecil kecelakaan adalah
sebagai berikut:
a. Mengadakan peraturan tata cara kerja antara lain dengan
melakukan penjadualan yang baik dan jam kerja rasional serta
adanya istirahat berkala diantara jam kerja.
b. Menerapkan dan memenuhi aturan undang-undang lamanya
jam kerja..
c. Menerapkan rolling kerja (sift/jam kerja) dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan.
E.Tanggung Jawab dalam Keselamatan Kerja
Secara umum, pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap
keselamatan kerja di perusahaan, di antaranya:
1. Peranan Pimpinan Perusahaan
Seorang pimpinan perusahaan memegang peranan yang
besar dalam usaha menciptakan keselamatan dan keamanan
kerja. Seorang pimpinan tidak boleh memperlihatkan sikap ragu-
ragu mengenai perhatian dan keterlibatannya dalam usaha
menciptakan kondisi kerja yang aman dan selamat kepada para
pekerja.
2. Peranan Pimpian Regu/Kelompok
Seorang pemimpin kelompok harus mampu memberikan
contoh yang baik mengenai pelaksanaan kerja yang aman dan
selamat. Selain itu, pimpinan regu juga bertanggung jawab untuk
mengawasi pekerja dalam bekerja untuk memastikan bahwwa
para pekerja melaksanakan kerja dengan baik dan sesuai dengan
prosedur.
3. Peranan Ahli atau Divisi Keselamatan Kerja dan Keamanan
Kerja
Ahli atau divisi keselamatan kerja dan keamanan kerja
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan atau mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan
kebijakan pencegahan kecelakaan kerja.
b. Membuat laporan dan memberikan saran-saran kepada
pimpinan perusahaan tentang suatu permasalahan yang
berhubungan dengan keselamatan dan keamanan kerja.
c. Memberi bimbingan kepada sifat supervisi.
d. Mengadakan penelitian tentang kecelakaan kerja.
e. Mencatat dan membuat data statistik tentang semua kejadian
kecelakaan.
f. Melakukan pengawasan dalam latihan keselamatan dan
keamanan kerja.
g. Mengadakan pemeriksaan tentang peralatan, proses, dan
h. Membuat petunjuk-petunjuk, bimbingan dan lain-lain yang
mendukung upaya pembentukan lingkungan kerja yang aman
dan selamat.
i. Memeriksa kondisi peralatan yang digunakan untuk
menanggulangi kecelakaan atau ancaman bahaya.
j. Menciptakan budaya kerja yang selamat dan aman sekaligus
meniadakan budaya kerja yang dapat mengancam
keselamatan dan keamanan kerja.
Adapun permasalahan keselamatan dan keamanan kerja yang
dilaporkan ahli atau divisi keselamatan dan keamanan kerja
kepada pimpinan perusahaan adlah sebagai berikut:
1. Rencana pendirian bangunan baru atau renovasi bangunan
lama.
2. Penggunaan mesin peralatan dan perlengkapan perusahaan.
3. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan.
4. Pengaturan pengujian, parawatan, dan perbaikan peralatan.
5. Kondisi peralatan perlindungan diri.
6. Pencegahan dan penanggulangan bahaya.
4. Panitia Keselamatan dan Keamanan Kerja
Pembentukan panitia ini bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan dan keamanan melalui kerja sama antara buruh dan
pimpinan perusahaan. Panitia keselamatan dan kerja bertindak
sebagai perantara antara pimpinan perusahaan dan buruh.
Panitia keselamatan dan keamanan harus mampu
menanamkan kepercayaan buruh terhadap kebijaksanaan
keselamatan dan keamanan perusahaan serta membantu
pimpinan perusahaan untuk mempertimbangkan pandangan dan
saran dari buruh.
Panitia ini juga bertanggung jawab dalam disiplin kerja,
pelaksanaan budaya kerja yang benar dan sesuai dengan
prosedur, serta peniadaan budaya kerja yang dapat menimbulkan
budaya atau kecelakaan kerja.
5. Laporan Mengenai Kejadian Pencurian
Diserahkannya lapiran secara tertulis yang lengkap apabila
terjadi pencurian.
Laporan ini seharusnya memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan seperti berikut.
a. Siapakah yang terlibat, di mana, dan bila terjadi mengapa
dan bagaimana terjadinya?
b. Mesin, alat, atau benda apakah yang dicuri?
c. Apa yang telah saudara perbuat selaku pimpinan untuk
menghindarkan berulangnya pencurian.
d. Apakah saudara mempunyai saran-saran?
F. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Secara umum, faktor penyebab kecelakaan ada dua macam,
yaitu faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe
condition).
1. Faktor Manusia (Unsafe Action)
Faktor manusia dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu
sebagai berikut.
a. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja, yang meliputi:
a) posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah
b) cacat fisik
c) cacat sementara
d) kepekaan pancaindera terhadap sesuatu
b. Kurang pendidikan meliputi:
a) Kurang pengalaman
b) Salah pengertian terhadap perintah
c) Kurang terampil
c. Salah mengartikan SOP
c. Menjalankan pekerjaan tanpa memepunyai kewenangan.
d. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya.
e. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya pura-pura.
f. Mengangkat beban yang berlebihan.
g. Bekerja berlebihan atau melebihi jam kerja.
2. Faktor Lingkungan (Unsafe Condition)
Disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya:
h. Peralatan yang sudah tidak layak pakai
i. Ada api ditempat bahaya
j. Pengamanan gedung yang kurang standar
d. Terpapar bising
e. Terpapar radiasi
f. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan
g. Kondisi suhu yang membahayakan
h. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan
i. Sistem peringatan yang berlebihan
j. Sistem pekerjaan yang mengandung potensi bahasa.
G. Tanggap dalam Memberikan Bantuan terhadap Kecelakaan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan
kerja pada perusahaan yang mengakibatkan kerugian-kerugian.
Secara umum, urutan memberikan bantuan terhadap korban
kecelakaan adalah sebagai berikut:
a. Jangan panik
Penolong harus berusaha untuk tetap tenang dan cekatan
dalam menangani korban. Pertolongan diutamakan kepada
korban yang menderita luka parah, tetapi memungkinkan untuk
ditolong.
b. Jauhkan / Hindarkan Korban dari Kecelakaan Berikutnya
Jauhkan korban dari sumber kecelakaan agar tidak terjadi lagi
kecelakaan yang sama. Selain itu, penolong dapat lebih tenang
dan berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya.
c. Perhatikan Pernapasan dan Denyut Jantung Korban
Jika pernapasan korban berhenti, segera lakukan pernapasan
bantuan.
4.Perhatikan Tanda-Tanda Shock
Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari
letak anggota tubuh yang lain. Jika korban muntah-muntah dalam
keadaan setengah sadar, terlengkupkan korban dengan letak
kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya.
Cara ini dapat pula dilakukan untuk korban yang diperkirakan
akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya.
Jika korban mengalami cidera di dada dan sesak napas (tapi
masih sadar), letakkan korban dalam posisi setengah duduk.
5. Pendarahan
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat
menyebabkan kematian dalam waktu 3-5 menit.
Gunakan saputangan atau kain yang bersih, tekan tempat
pendarahan dengan kuat. Kemudian, ikatlah saputangan tadi
dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun agar saputangan
tersebut menekan luka-luka itu. Apabila lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi daripada
bagian tubuh.
6. Pidahkan Korban dengan Hati-Hati dan Tidak Tergesa-
gesa
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya, sebelum
dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya,
kecuali jika tempat kecelakaan yang tidak memungkkinkan untuk
korban dibiarkan ditempat tersebut.
Apabila korban hendak diusung, terlebih dahulu pendarahan
harus dihentikan serta tulang-tulang patah dibidai.
Saat mengusung korban, usahakan agar kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernapasannya
tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7.Segera Bawa Korban ke Fasilitas Kesehatan Terdekat
Setelah penanganan P3K, bawalah korban secepatnyaa ke
fasilitas kesehatan terdekat. P3K hanyalah suatu usaha sebagai
life saving dan mengurangi kecacatan, bukan untuk pengobatan.
Serahkan tindakan selanjutnya kepada ahli kesehatan, seperti
dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
BAB 3 Menerapkan Konsep Lingkungan Hidup
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah alam sekitar individu, di mana manusia,
hewan, dan tumbuhan hidup karena adanya udara, air, tanah, dan hutan.
Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sebagai mahluk hidup serta udara, air,
dan tanah sedbagai bagian yang menentukan terjadinya kelangsungan hidup
bagi mahluk atau organisme hidup lainnya. Antara kedua unsur tersebut
makhluk hidup atau organisme hidup lain terjadi hubungan dan ketergantungan
satu sama lain secara timbale balik.
Keseimbangan hubungan timbal balik tersebut menentukan atau
mempengaruhi bentuk serta nilai kelangsungan hidup makhluk atau organisme
lainnya. Misalnya, pada organisme yang hidup bertambah atau berkurang akan
mengakibatkan terjadi perubahan pada lingkungan fisik, baik mutu(kualitas)
maupun jumlah (kuantitas).
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia atau makhluk hidup
lain memerlukan air, udara, dan bahan makanan. Dalam proses
pemenuhan kebutuhan tersebut manusia menentukan jenis serta
jumlah air, udara, serta bahan makanan yang berguna bagi
keperluan hidupnya. Hal ini karena pada dasarnya kehidupan
alam merupakan perpustakaan segala unsur-unsur atau bentuk
materi dalam lingkungan.
B. Macam-Macam Lingkungan HidupMacam-macam lingkungan hidup pada garis besar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu lingkungan biotic dan lingkungan nonbiotik.
• Lingkungan biotic atau lingkungan hidup, misalnya manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.
• Lingkungan nonbiotik atau lingkungan tidak hidup biasa dikenal pula dengan
sebutan lingkungan fisik, misalnya air, udara, tanah, gunung, rumah, dll.
Secara garis besarnya, kesehatan lingkungan mengandung unsur-
unsur sehat, yaitu keadaan fisik, mental, dan social yang sehat, bebas dari
penyakit dan cacat dalam kaitannya lingkungan hidup manusia, khususnya
lingkungan nonbiotis (fisik).
Kesehatan lingkungan adalah usaha atau kegiatan yang mengarahkan
agar lingkungan (fisik), dapat menjamin kesehatan manusia. Kesehatan
lingkungan bukanlah aspek pengobatan (= curative), tapi merupakan usaha-
usaha pencegahan (= preventive).
Dengan mempelajari kesehatan lingkungan,
diharapkan agar para siswa :
• Memiliki pengetahuan tentang ruang lingkup lingkungan
• Mengenal dan memahami masalah linkungan
• Mengenal dan memahami peranan dan pengaruh lingkungan dalam
kehidupan manusia
• Mengenal dan memahami masalah kesehatan lingkungan
• Memiliki sikap positif dan peran serta aktif dalam usaha-usaha kesehatan
lingkungan
• Memiliki keterampilan untuk memelihara dan melestarikan kesehatan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
C. Unsur-unsur lingkungan hidup Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur hayati (Biotik)Unsur hayati (Biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di kebun sekola maka lingkungan hayatinya di dominasi oleh tumbuhan, jika berada dalam kelas maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur social budayaUnsure social budaya adalah lingkungan social dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan system nilai, gagasan, dan kekayakinan dalam perilaku sebagai makhluk social. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keterturan berkat adanya system nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur fisik (Abiotik) Unsur fisik (abotik). Yaitu lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. jika air tidak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap. Tentu saja kehidupan di muka bumi atau tidak akan berlangsung secara wajar. Akan banyak terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim
Uji kompetensi 3 !!
1. Yang termasuk tujuan keselamatan kerja adalah ….
a. Memberi kesempatan/jalan menyelamatkan pada waktu
kecelakaan
b. Meningkatkan jumlah produksi
c. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada
ditempat kerja
d. Meningkatakan kinerja karyawan
e. Meningkatkan semangat, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja
2. Syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keselamatan kerja
adalah …
a. Adanya prosedur kerja yang sesuai dengan standar
operating prosedur (SOP)
b. Melaksanakn prosedur kerja dengan mempertahankan
keamanan dan kesehatan kerja
c. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan
kesehatan kerja
d. Ketelitian dalam kerja
e. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada karyawan
3. Yang dimaksud kesehatan adalah …
a. Keadaan atau situasi sehat seseorang
b. Keadaan atau situasi sehat jasmani seseorang
c. Keadaan atau situasi sehat rohani seseorang
d. Keadaan kesehatan lingkungan kerja seseorang
e. Keadaan atau situasi sehat seseorang, baik jasmani
maupun rohani
4. Upaya pokok kesehatan kerja adalah …
a. Mencegah kebakaran d.Pencegahan kecelakaan akibat
kerja
b. Mencegah kecelakaan e. Mencegah menularnya penyakit
c. Menjamin keselamatan
5. Untuk memperoleh kesehatan yang baik, usaha-usaha yang
harus diperhatikan, antara lain …
a. Lingkungan kerja yang kurang membantu untuk
produktivitas optimal tenaga kerja
b. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja untuk mengetahui
kemungkinan sakit
c. Keadaan gizi buruk para buruh
d. Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang baik
e. Fasilitas kesehatan yang ada diperusahaan belum
memenuhi standar
6. Unsur penunjang keamanan yang bersifat nomaterial adalah
…
a. Memakai pelindung kepala
b. Adanya makanan dan meminum bergizi
c. Memakai sarung tangan
d. Memakai kaca mata
e. Adanya buku petunjuk pengguna alat
7. Yang tidak termasuk kedalam tujuan keselamatan, kesehatan,
dan keamanan kerja (K3LH) adalah ….
a. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun metal
b. Memelihara sarana dan prasarana perusahaan
c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantar
pekerja
d. Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-
penyakit
e. Memelihara kesehatan para pekerja untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang optimal
8. Upaya termasuk kedalam ruang lingkup keselamatan,
kesehatan,dan keamanan kerja adalah …
a. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja
b. Pekerjaan, tempat bekerja, sarana prasarana c. Sarana prasarana, pekerja, tempat bekerja
d. Pekerja, pekerjaan, tempat bekerja
e. Pekerja, pekerjaan, lingkungan kerja
9. Yang tidak termasuk kedalam permasalahan keselamatan dan
keamanan kerja yang dilaporkan atau divisi keselamatan dan
keamanan kerja adalah ….
a. Kondisi peralatan dan perlengkapan perusahaan
b. Pengaturan pengujian, penawaran, dan perbaikan
peralatan
c. Kondisi peralatan perlindungan diri
d. Pembelian sarana dan prasarana baru
e. Pencegahan dan penanggulangan bahaya
10.Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang
disebabkan yang disebabkan oleh faktor manusia adalah …
a. Terpapar bising
b. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja
c. Terpapar radiasi
d. Kondisi suhu yang membahayakan
e. System peringatan yang berlebihan
BAB 4Menerapkan
Ketentuan P3K
A. Kondisi Bahaya di tempat Kerjabeberapa bahaya tidak dapat di ht munHindari, seperti bahan pembersih kimia sangat mungkin menimbulkan risiko, perawatan mesin juga demikian.risiko yang dapat di hindari, di antaranya :a. Orang jatuh atau terpeleset karena peralatan atau benda yang tidak di letakan pada tempatnya .b. Sakit pada punggung karena anda membalik mattress sendiran n yang mengangkat beban terlalu berat. faktor – faktor penyebab kecelakaan baok secara sendiri-sendiri atau bersama-sama yaitu :
1. Tindakan tidak aman dari manusia sendiri (unface act) Terburu – terburu atau tergesa – gesa dalam
melakukan pekerjaan. Tidak menggunakan pelindung diri yang di sediakan. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang di
wajibkan. Berkelakan/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Kedaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) Mesin-mesin yang rusak tidak di beri pengamanan,
konstruksi kurang keamanan, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak
lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia.
Pada prinsipnya, setiap kecelakaan dapat di usahakan untuk di cegah
karena :
setiap kecelakaan pasti ada sebabnya
apabila sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka
kecelakaan dapat di cegah.
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan
tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja.
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman karena :
tidak serius / disiplin
Tidak mampu/tidak bisa
Karena tidak mau
B. JENIS-JENIS BAHAYA DI TEMPAT KERJA
Emergency adalah kondisi yang harus di tangani segera dengan
pengawasan sehingga dapat memperkecil bahaya yang akan terjadi.
Bahaya pekerjaan : faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang
dapat mendatangankan kecelakaan.Bahaya yang terjadi ada yang
bersifat khusus dan umum.
Bahaya yang bersifat khusus adalah bahaya materil yang di
tinbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja. Misalnya : keadaan
lingkungan kerja yang tidak aman
Bahaya yang bersifat umum adalah bahaya yang bersifat non
materil yang di timbulkan dari proses kerja. Misalnya : bekerja dengan
tidak memenuhi keselamatan kerja
Jenis-jenis bahaya akibat kerja menurut Internasional labour Organization (ILO) tahun 1962 diklasifikasikan sbg berikut :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan terjatuh Tertimpa benda jatuh Tertumbuk atau terjeba benda-benda Terjepit oleh benda Pengaruh suhu tinggi
2. Klasifikasi menurut penyebab di sebabkan oleh mesin di sebabkan oleh alat angkut di sebabkan oleh peralatan lainnya
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan patah tulang disklosa atau keseleo regang otot amputasi luka lebar
4. Kecelakaan kecelakaan di selidiki menentukan siapa yang bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan mencegah terulang peristiwa serupa.
C. TANDA-TANDA BAHAYA DI TEMPAT KERJA DAN TEMPAT UMUM
Tanda bahaya adalah alat yang di bunyikan atau di nyalakan, baik secara otomatus maupun manual yang digunakan srbagai tanda untuk memberikan peringatan bahaya kepada orang-orang di sekitar tentang akan terjainya bahaya atau terhadi situasi darurat.
Macam-macam tanda bahaya, baik di tempat kerja maupun di tempat umum diantaranya :
1. Alarm kebakaran : alat ini akan berbunyi apabila mendeteksi adanya kepulan asap yang di terimanya.
2. Alarm kebocoran gas : alarm ini di gunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat menibulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernafasan.
3. Alarm pencurian : alarm ini akan di pasang pada tempat-tempat yang tidak boleh di masuki oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
4. Suara tembakan peringatan : suara tembakan peringatan yang di keluarkan oleh petugas yang di arahkan ke atas.
5. Bunyi sirene atau ambulans : sirene atau bunyi keras uang di pasang pada ambulans menyatakan bahwa mobil tersebut sedang membawa orang uang membutuhkan perawatan secepatannya.
Tanda – tanda peringatan bahaya di antaranya : a) Tanda gambar : gambar-gambar peringatan dan
larangan.
b. Tanda lampu warna : lampu yang si gunakan sebagai tanda sebagai tanda peringatan keamanan. Misalnya : lampu hijau lampu kuning lampu merah lampu berkelip dengan sirene
c. Tanda kata-kata : kata yang di gunakan untuk peringatan biasanya singkat, padat dan jelas, seperti kata di bawa ini : pintu darurat di larang merokok harap tenang
d. Tanda isyarat tubuh : simbol yang di gunakan sesama karuawan untuk berkomunnikasi apabila ada hal-hal yang membahayakan.1. menganggukan kepala berarti setuju
D. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN
1. Syarat – syarat pakaian perlindungan atau pengaman pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja
terhadap bahaya yang mungkin ada. pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak
nyamanannya harus paling minimum. jika bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
di terima. pakaian harus tidak mengakibatkan bahaya lain. bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi. dasi, cincin , dan jam tangan merupakan barang-barang
yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya , karena benda tersebut dapat di makan mesin.
2. hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan pakaian pengamana) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api tertutup
rapat , dan rapat bantuan yang mudah terbakar.b) Kenakan katun atau wol guna menghindari bahgan
buatan yang mudah terbakar.c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt.d) Kancing untuk di tutupi bahan untuk mencegah
kerusakan permukaann ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga.
Perlengkapan kerja ang di perlukan agar memenuhi rasa aman:1. Pakaian kerja 3. sarung tangan2. Sepatu kerja
c. Obata. Paracetamol 500 mg (penurun panas dan antinyeri,
pusing)b. CTM (anti alergi seperti gatal – gatal dll)
E. LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
1. SIKAP PENOLONG Tidak panik, bertindak cekatan. Melihat pernafasan korban Hentikan pendarahan perhatikan tanda-tanda shock Jangan terburu-buru memindahkan korban
3. Alat –alat pelindungi anggota badan a. Alat pelindung matab. Alat pelindung kepala misal : topi dan helmc. Alat pelindung telinga d. Alat pelindung hidunge. Alat pelindung tangan, misalnya :
sarung tangan kain : untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
Sarung tangan asbes : untuk melindungi dari bahaya panas
Sarung tangan kulit :melindungi tangan dari benda2 tajam
Sarung tangan karet
4. PERLENGKAPAN YANG DI GUNAKAN DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGANa. Peralatan :
Kotak P3K Gunting ukuran sedang Set perawatan luka ( pinset, kom betadin,plastik) Sarung tangan
b. Bahan habis palkai cairan anti septik Verban gulung Kassa steril Plester alkohol 70%
2. Kewajiban penolonga) Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan b) Perhatikan keadaan penderita .c) Merencenakan dalam hati cara- cara pertolongan yang
akan di lakukan .d) Jika korban meninggal neritaju polisi atau bawa korban
ke rumah sakit.
3. Wilayah penolong P3K sifatnya sementara artinya, kita hatus tetap
membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk per tolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang di butuhkan.
UJI KOMPETENSI 4
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar
1. Arti emergency adalah....
a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi darurat
b. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasan
c. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan
d. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari
proses kerja
e. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk
2. Bahaya yang bersifat umum adalah...a. Alat yang dibunyikan atau dinyalakan dalam situasi daruratb. Kondisi yang harus ditangani segera dengan pengawasanc. Faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaand. Bahaya yang bersifat nonmaterial yang ditimbulkan dari
proses kerjae. Bahaya di tempat kerja dalam situasi normal atau sibuk
3. Alat ini akan berbunyi jika mendeteksi adanya kepulan asap yang diterimanya disebut...
a. Alarm kebakaranb. Alarm kebocoran gasc. Tembakan peringatand. Sirene
4. Alat ini akan berbunyi apabila ada orang yang memegang
barang atau melalui suatu tempat yang dilarang dimasuki
disebut...
a. Alarm kebakaran d. Alarm pencurian
b. Alarm kebocoran gas e.. Tembakan peringatan
c. Sirene
5. Salah satu contoh kata peringatan adalah...
a. Tanda gambar peringatan
b. Menempelkan telunjuk dimulut
c. Tanda lampu berwarna
d. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
e. Menganggukan kepala
6. Contoh salah satu tanda isyarat tubuh, adalah....a. Tanda gambar peringatanb. Harap tenangc. Tanda lampu berwarnad. Yang tidak berkepentingan dilarang masuke. Mengedepankan telapak tangan di depan muka
7. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa peralatan adalah...
a. Kassa sterilb. Obat-obatanc. Plesterd. Perban gulunge. Kotak P3K
8. Perlengkapan dalam memberikan pertolongan yang berupa bahan
habis pakai adalah...
a. Kassa steril d. Sarung tangan
b. Obat-obatan e. Kotak P3K
c. Gunting
9. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan, yang termasuk kedalam sikap penolong adalah...
a. Tidak panik
b. Peerhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
c. Perhatikan keadaan penderita
d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan
e. Jika korban meninggal, beritahu polisi
10. Dalam langkah-langkah melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan, yang termasuk kedalam kewajiban
penolong adalah...
a. Tidak panik
b. Melihat pernapasan korban
c. Hentikan pendarahan
d. Merencanakan cara pertolongan yang akan dilakukan
e. Jangan terburu-buru memindahkan korban
DEMIKIANLAH PERSEMBAHAN DARI
KELOMPOK KAMI
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
SEKIAN DAN TERIMAKASIH