Post on 05-Sep-2020
RESUME PRAKTIKUM BIOKIMIA
PENGUKURAN KADAR TRIGLISERIDA
Dokter Pengampu : dr. Zahrah Febianti, M.Biomed
KELOMPOK TUTORIAL M
Aghnia Hasya (182010101005)
Natasya Febrilia Yulianti (182010101016)
Achmad Ilham Tohari (182010101032)
Aulia Mega Nur Octavia (182010101046)
Mateus Filindo Satria S. (182010101067)
Ikrimah Chyntia Devi (182010101073)
M.R.Rionaldy Chany P (182010101095)
Qintara Inas Shabrina (182010101103)
Nanda Dewi Anggraini (182010101130)
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan kadar trigliserid dapat membantu perubahan pola dan gaya hidup
sehat, serta menghindari mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau
kadar gula yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan risiko terkena penyakit jantung dan
stroke dan meningkat seiring dengan tingginya kadar trigliserida seseorang. Pemeriksaan
untuk menentukan kadar trigliserid biasanya menggunakan sampel serum dan plasma.
Kolesterol di bagi menjadi dua yaitu HDL dan LDL dimana HDL merupakan
koleterol yang baik dikarenakan dapat membersihkan pembuluh darah dari kolesterol
yang berlebihan, sedangkan LDL merupakan kolesterol yang jahat karena bila jumlah
berlebih dalam darajh maka akan menyebabkan pengendapan pada dinding pembuluh
darah sehingga akan membeku dan akan menyumbat pembuluh darah. Makada dari itu
tujuan praktikum kali ini adalah untuk menentukan konsentrasi atau kadar trigliserida
dalam tubuh dengan mengukur absorbansinya pada spektrofotometer pada panjang
gelombang 546 nm.
BAB II
DASAR TEORI
Pemeriksaan trigliserida metode spektrofotometri dapat dikontrol,
digunakan menggunakan serum kontrol. Oleh karena itu pemeriksaaan menggunakan
spektrofotometri mempunyai tingkat keesalahan lebih kecil. Komponen lipid dalam
plasma dalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Trigliserid memiliki sebuah rangka
gliserol tempat 3 asam lemak diesterkan. Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling
efisien untuk menyimpan kalori.
Metode pemeriksaan trigliserida banyak digunakan di laboratorium pada saat
ini yaitu metode Enzimatis kolorimetri (GPO-PAP). Dengan metode ini trigliserida akan
dihidrolisa dengan enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. dengan lipase khusus
akan membentuk kompleks warna yang dapat diukur kadarnya mengunakan
spektrofotometer ses yang membutuhkan energi dalam tubuh. Serum diperoleh apabila
darah penuh didiamkan beberapa lama sehingga akan terjadi bekuan dan cairan yang
tertinggal setelah bekuan diambil inilah yang disebut serum. Plasma diperoleh bila
volume sejumlah darah ditambah zat pencegah pembekuan (antikoagulan) secukupnya
dalam suatu wadah, dan diputar dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit, maka akan
terdapat bagian yang terpisah dari bagian yang padat, cairan inilah yang disebut plasma.
1. HDL (high-density lipoprotein) membantu membuang lemak dari tubuh dengan
mengikatnya pada aliran darah dan membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan.
Terkadang ini disebut sebagai kolesterol “baik”. Tingkat HDL yang tinggi erat
hubungannya dengan risiko rendah penyakit jantung.
2. LDL (low-density lipoprotein) membawa kebanyakan lemak dan hanya sejumlah kecil
protein dari hati ke bagian tubuh lainnya. Tingkat LDL tertentu dalam darah adalah
normal dan sehat karena LDL memindahkan kolesterol ke bagian tubuh lain yang
membutuhkan. Tetapi, terkadang disebut kolesterol “buruk” karena dalam tingkat yang
tinggi dapat berisiko terjadinya penyakit jantung.
3. VLDL (very low-density lipoprotein) mengandung sedikit protein. Tujuan utama VLDL
adalah untuk mendistribusikan trigliserida yang diproduksi oleh hati Anda. Kolesterol
VLDL dalam jumlah tinggi dapat mengakibatkan penumpukan kolesterol dalam arteri
dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Berikut adalah kategori dasar dari hasil tingkat trigliserida dalam miligram per desiliter:
puasa, normal: 150 mg/dL
di batas tinggi: 150 sampai 199 mg/dL
tinggi: 200 hingga 499 mg/dL
sangat tinggi: >500 mg/dL
Hipertrigliseridemia adalah istilah medis untuk peningkatan trigliserida dalam darah.
Tingkat saat berpuasa dapat berbeda secara normal dari hari ke hari. Trigliserida akan
berbeda secara dramatis ketika Anda makan, dan bisa meningkat lima hingga 10 kali lebih
tinggi dibandingkan saat berpuasa.
Ketika berpuasa tetapi tingkat trigliserida berada di atas 1000 mg/dL, ada
kemungkinan risiko terjadinya pankreatitis. Pengobatan untuk menurunkan tingkat
trigliserida harus segera dimulai secepatnya. Bila tingkat trigliserida tinggi, dan kolesterol
Anda juga tinggi, kondisi ini disebut hiperlipidemia.
BAB IIIMETODOLOGI
3.1 Alat
Sentrifuge Tabung serologi Rak tabung reaksi Pipet volume Vortex
3.2 Bahan
3.3 Langkah kerja :
1. Pembuatan serum Probandus puasa ± 10-12 jam (diperbolehkan minum air putih Mengambil darah vena probandus sebanyak ± 3 ml diletakkan dalam tabung
sentrifuge (tanpa EDTA) didiamkan selama 15-30 menit supaya membeku Melakukan sentrifuge pada sampel dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit Serum dapat diambil dari bagian atas sampel
2. Mereaksikan serum dengan reagen
BAB IXHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perhitungan :
Triglycerides(mg/dl) = |Sample|
|Standard|x Nilai Standard
¿0,3420,345
x200
= 193.22
Triglycerides(mmol/L) = 193.22 x 0,01126
= 2.17
*Tidak perlu dikurangi faktor koreksi 10g/dlKelas P1Kelompok Absorbansi serum [TG serum] (mg/dL)
4.2 Pembahasan
Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, dan masuk ke plasma darah dalam 2 bentuk, (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah mengkonsumsi lemak, dan (2) VLDL (very Low Density Lipoprotein) yang dibentuk hepar dengan bantuan dari insulin. Peningkatan trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi lemak yang tinggi, faktor genetik seperti hipertrigliserida familial dan mengkonsumsi tinggi karbohidrat.
Sintesis Trigliserid dapat dipengaruhi beberapa hal diantaranya jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak akan mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserid yang akan digunakan sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika suatu saat tidak tersedia energi dari karbohirat maka asam lemak dari diet maupun cadangan trigliserid di jaringan akan dipecah pada proses lipolisis. Tidak hanya dari karbohidrat sintesis trigliserid juga dipengaruhi Growth Hormone (GH). GH diketahui mampu meningkatkan aktivitas Hormone Sensitive Lipase (HSL) yang dapat memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas di jaringan lemak. Growth hormone juga meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase (LPL) pada jaringan otot dan jantung. Lipoprotein lipase tersebut dapat memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas dari lipoprotein.
Praktikum kali ini metode yang digunakan adalah colorimetik enzim test menggunakan glyserol-3-phosphate-oxidase (GPO) dan indikator warna yang digunakan adalah quinonemin. Prinsip yang digunakan adalah sebagai berikut
Pertama kita menyiapkan serum dimulai dari probandus yang dipersilahkan untuk puasa selama ± 10-12 jam (diperbolehkan minum) agar pada saat pemeriksaan trigliserida nanti tidak terpengaruhi oleh konsumsi makanan yang diamakan. Kemudian diambil darah vena sebanyak ± 3 ml dan ditampung dalam tabung sentrifuge tanpa EDTA (karena yang akan digunakan adalah serum bukan plasma) lalu didiamkan selama 15-30 menit agar membeku, setelah itu di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Setelah itu serum sudah siap untuk diambil pada bagian atas sampel.
Selanjutnya kita mereaksikan serum dan reagen, dengan perbandingan serum 10 µL dan reagen 1000 µL. Kemudian campuran tadi di vortex agar tercampur sempurna kemudian di inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar agar campuran reagen dan serum tadi tereaksi sempurna dan hasil pengukuran absorbansinya sesuai yang diharapkan. Terakhir kita membaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer yang telah diatur dengan panjang gelombang (λ) = 546 nm, dalam jangka waktu selama 60 menit (karena menggunakan enzim maka ada batasan waktu untuk bereaksi dan reaksinya berapa lama).
Hasil yang didapat pada kelompok kami (kelompok 1) nilai trigliserida sebesar 139,22 mg/dl dan kelompok 2 (kelompok dengan serum dari probandus yang sama) sebesar 138,98 mg/dl.
1. Metabolisme Trigliserida
Trigliserid disintesis dari gliserol 3 fosfat dan asil-KoA. Pada jaringan adiposa, enzim gliserol kinase tidak dapat digunakan, sehingga gliserol tidak dapat menghasilkan gliserol 3-fosfat, sehingga harus dipasok oleh glukosa melalui proses glikolisis. Trigliserid akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipase peka hormon. Gliserol yang dihasilkan tidak dapat digunakan, sehingga masuk ke dalam darah dan diserap serta digunakan di dalam jaringan. Asam lemak bebas yang terbentuk tadi bisa diubah lagi menjadi asil-KoA dengan bantuan asil-KoA sintetase di jaringan adiposa. Asil-KoA ini nantinya bisa di reesterifikasi lagi dengan gliserol 3-fosfat sehingga menghasilkan trigliserid.
2. Kegunaan pemeriksaan TrigliseridaPemeriksaan trigliserida digunakan untuk memeriksa atau screening untuk memeriksa risiko aterosklerosis dan juga bisa untuk memonitor terapi.
3. Range normal pemeriksaan Trigliserida
Kadar Trigliserida Keterangan<150 mg/dl Normal150-199 mg/dl Tinggi (batas normal)200-499 mg/dl Tinggi≥500 mg/dl Sangat tinggi
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kadar TG serum?Bagaimana faktor tersebut mempengaruhi kadar TG serum?Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida antara lain :
a. Faktor Genetik Hasil studi yang dilakukan oleh pakar ilmu kedokteran menunjukkan
bahwa berbagai penyakit berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu
keluarga terlihat adanya keterkaitan antara ketahanan atau kerentanan terhadap
penyakit dan hubungan keluarga (Yulissa, 2013). Kejadian penyakit jantung koroner
dengan angka kejadian 1% dari jumlah penduduk disebabkan kelainan genetik
metabolisme lipoprotein yang umumnya terjadi pada keluarga dengan riwayat
penyakit jantung koroner yang tinggi. Diagnosa bergantung pada hasil pemeriksaan
anggota keluarga lain.
b. Jenis Kelamin
Kadar trigliserida pada wanita umumnya lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki,
laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan
pembuluh darah. Risiko laki-laki untuk terkena penyakit jantung dan pembuluh darah
tersebut melampaui risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia sekitar
lima puluh tahunan (Yulissa, 2013). Kadar trigliserida pada wanita cenderung
meningkat saat manopause sehingga insiden terjadinya penyakit jantung koroner pada
wanita akan meningkat. Wanita dan pria memiliki risiko yang sama terhadap
peningkatan kadar trigliserida pada usia 50 tahun keatas, karena pada tahun-tahun
pre-menopause wanita memiliki enzim esterogen yang tidak dimiliki laki-laki, enzim
inilah yang melindungi wanita dari peningkatan kadar trigliserida.
c. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar trigliserida.
Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degeneratif secara nyata pada pria
maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan dari lamanya terpapar
faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap
faktor risiko dengan pertambahan usia
d. Konsumsi (Makanan dan Minuman)
Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan makanan. Asupan lemak
dan karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
Trigliserida yang tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur asupan (Ramadhani,
2014). Trigliserida merupakan sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh.
Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi
daripada yang digunakan, konsumsi sayur dan buah yang tinggi akan serat serta
vitamin dapat menurunkan kadar trigliseida.
e. Aktifitas Fisik atau Olahraga
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh yang merupakan bagian
dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah untuk terkena penyakit
kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia, sehingga olahraga dan aktifitas
fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol
total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling baik adalah dapat
memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit untuk dinaikkan,
disamping itu berbagai faktor risiko seperti hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus
dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi dan
frekuensinya.
f. Obesitas atau Kegemukan
Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau pada bagian
tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas dapat
menyebabkan peningktan kadar trigliserida. Obesitas merupakan peningkatan total
lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33%
pada wanita, pada keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia . Asam
lemak bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar dimana asam lemak
bebas tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk membentuk trigliserida, yang akan
dibentuk menjadi VLDL untuk disekresikan ke sirkulasi. Intake yang tinggi dari
karbohidrat akan memicu hepar memproduksi VLDL dan mengakibatkan
peningkatan VLDL dan LDL pada beberapa individu yang obesitas. Plasma kol-HDL
cenderung rendah pada orang obesitas (Kartika, 2013).
g. Rokok dan Konsumsi Alkohol Konsumsi alkohol mempunyai berbagai efek pada
level plasma lipid. Efek alkohol paling sering pada peningkatan level plasma
trigliserida. Konsumsi alkohol menstimulasi hepar mensekresi VLDL oleh hambatan
oksidasi hepar pada asam lemak bebas, yang akan memicu sintesis trigliserida dan
sekresi VLDL, sedangkan merokok dapat menurunkan kadar HDL Kolesterol
h. Metode Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan kadar trigliserida harus selalu diperhatikan
jalannya pemeriksaan karena kesalahan pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil.
Dalam hal ini pra analitik (identitas pasien, pengambilan specimen yang dibutuhkan,
perlakuan sampel), tahap analitik (reagen, alat dan sumber daya manusianya), pasca
analitik (pencatatan hasil dan pelaporan hasil) semuanya harus diperhatikan karena
pekerjaan yang tidak dikerjakan sesuai proserur yang benar dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan.
5. Apakah fungsi Mg2+ (ion magnesium) dalam paket reagen pengukuran kadar Trigliserida?Fungsinya adalah sebagai kofaktor dari gliserol kinase. Kofaktor adalah senyawa
kimia non-protein yang diperlukan untuk aktivitas biologis protein. Kofaktor dapat
dianggap "molekul pembantu" yang membantu dalam transformasi biokimia.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum didapatkan TG serum 193,22 mg/dl atau 2,17 mmol/L., yang menunjukkan bahwa kadar trigliserida dari probandus adalah normal. Hasil ini berbanding lurus dengan kelompok lain yang menggunakan serum dari probandus yang sama yaitu 138,98 mg/dl atau 1,564 mmol/L.